Part 56

1K 73 12
                                    

Setelah ibuku tahu aku dan Mas Arga akan berpisah, kabar ini pun sudah diterima oleh ibu mertuaku, informasi yang aku dapatkan Mas Arga dimarahi oleh Ibunya habis-habisan, Ibu Ratih sangat menyayangiku jelas itu terlihat dari awal kami bertemu beliau sangat baik denganku. sampai detik ini Ibu Ratih belum berkunjung kerumah, beliau hanya berpesan bahwa aku harus tetap tinggal dirumah sedangkan Mas Arga harus keluar dari rumah. Tidak ada bantahan dari Mas Arga ia mengemaskan barang-barangnya dan pamit dengan Ansel. 

Aku tidak melihat Mas Arga meninggalkan rumah karna masih di dalam kamar dengan keadaan lemas "papa pergi" Ansel berada disampingku sambil memainkan jari-jemariya. Mas Arga sudah keluar dari rumah , Ansel terlihat sedih tentu dan disini aku merasa bersalah karna kehancuran dan kesalahan kedua orang tua harus ia rasakan juga "maafin bunda ya" ucapku lirih Ansel melirikku dan langsung memeluk

"Ansel nenek cariin kamu ternyata disini" Ibu masuk membawakan nampan yang berisi makanan dan obat, aku dan Ansel sontak melirik ke arah pintu

"makan siang dulu setelah itu minum obat" lanjutnya sambil menatapku

"makasih ibu" aku tersenyum melihat ibu yang sekarang berada disampingku

"ansel kita makan siang bersama biarin bunda istirahat ya" ibu mengangkat tubuh Ansel pelan yang sedang dalam pelukkanku

"bu.." ucapku, ibu hanya meresponku dengan mengangkat alis

"aku ingin bicara sebentar dengan ibu" 

"ibu anter Ansel dulu keluar" aku mengangguk lalu melirik Ansel sambil tersenyum beruntungnya Ansel cepat mengerti, aku langsung mengelus punggungnya dan ia pun meronggakan pelukkanya

***

"Mas Arga gimana bu?" tanyaku setelah ibu masuk kembali ke kamar

"kamu yakin mau bahas ini?" aku mengangguk dengan cepat, aku merapikan posisi duduk untuk siap mendengar apa yang terjadi belakangan ini

"minum dulu" ibu memberikan gelas yang ia bawa tadi

"makan dulu ya" lanjutnya

"buu" aku merengek seperti anak kecil aku tau ibu menghindariku untuk membahas soal ini karna keadaanku yang kurang sehat ibu takut aku kembali drop

"perceraian kalian sudah masuk kedalam pengadilan, itu semua sudah diproses oleh lawyernya nak arga" ibu tak menatapku, aku tau ibu merasakan kekecewaan ini

"apa ini sudah akhir untuk kalian berdua?" 

aku menunduk mengambil udara yang banyak untuk bisa menahan air mata "maafin disa bu" 

"tidak ada seorang ibu yang menginginkan kegagalan rumah tangga anaknya.." ibu memegang tanganku 

"disa sudah coba tapi disa tidak bisa"

"karna ada orang ketiga atau ada yang menyakitmu disa?" aku terdiam ketika ibu menanyakan hal yang sebenarnya aku juga bingung apa iya karna orang ketiga atau memang ini tentang salah satu diantara kita yang sudah tidak ingin bersama lagi?

"ibu dan ibunya nak arga menginginkan kalian untuk tetap bersama, sudah sejauh ini kalian berjuang apa tidak bisa diselamatkan lagi?"

"apa hanya aku yang menginginkan tetap bersama bu?" 

"ibu tau kamu bukan perempuan yang lemah Disa"

Aku menatap ibu, dibalik senyum ibu kepadaku ada energi yang aku dapatkan darinya, terimakasih Tuhan sudah menghadirkan sosok ibu yang selalu mengerti keadaanku.

Tak lama terdengar suara nada dering kami berdua mencari sumber suara dan ternyata dari handphoneku, ibu dengan sigap langsung mengambilnya di dalam laci dan memberikannya kepadaku. 

"Makasih bu" ucapku 

"ibu keluar dulu liat Ansel" aku pun langsung mengangguk setelah melihat ibu menutup kamar Aku melihat layar handphone yang terus berdering panggilan masuk itu tertulis Bella dengan awal niatku tidak ingin menjawabnya tapi aku juga penasaran ada apa Bella meneleponku dan pada akhirnya aku menekan tombol hijau

"hallo disa" ucapnya disebrang sana

"ada apa?" jawabku ketus

"bisa kita bertemu hari ini?"

"tidak bisa"

"disa aku tahu kamu marah denganku tapi izinkan aku untuk menjelaskannya"

"oh jadi memang benar selama ini kalian.."

belum aku melanjutkan kalimatku bella sudah memotongnya"disa please, bukan seperti itu kita bertemu sore ini ya"

"aku bilang aku tidak bisa!"

"besok?" aku menimbang-nimbang tawaran dari bella untuk bertemu, mungkin tidak salahnya aku menerima tawarannya untuk bertemu

"ok" jawabku singkat

"nanti aku kirim alamat dan waktunya" aku tidak menjawabnya "ok, aku tutup ya disa" lanjutnya

"hmm" 

Aku menatap layar handphone panggilannya sudah berakhir dan aku melihat pop chart yang masuk dari handphoneku yang sudah terkunci, beberapa pesan masuk dari Mas Arga dan beberapa nomor yang tidak aku kenal tapi aku tidak mau membuka dan membacanya, aku kembali menaruhnya dilaci. 

Tbc

kalian kesel ga si sama Arga? aku kesel banget huhu dasar cowo redflag...

F A M I L YWhere stories live. Discover now