[ TEMARAM ]

2.3K 179 177
                                    


~ sweet as candy and don't go ~

"Nah sekarang aku ingin mengambil jatah Morning Kiss ku yang dicuri Taufan"

Seringai licik menghiasi wajah tampan Halilintar, ia menikmati perubahan ekspresi adiknya yang manis.

Wajah adiknya memerah, manik emasnya tak berani menatap matanya.

Ia tertawa dalam hati, adiknya ini memang bisa membuat mood nya naik dan membuat harinya menjadi cerah.

Digendong oleh kakaknya, Gempa tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.

"Tu-turunkan aku" cicit Gempa dengan gagap, suaranya terbata karena malu menyerang dirinya.

Bukannya mengikuti permintaan adiknya, Halilintar merendahkan gendongannya.

Ia menghujani wajah imut adiknya dengan ciuman, dari dahi, mata, pipi, hidung, dan bibir Gempa.

Saking gemasnya, ia menggigit gemas hidung adiknya sehingga tertinggal bekas kemerahan.

"Kakak!" pekik Gempa tak terima.

Halilintar tertawa melihat ekspresi adiknya, ia mengusap surai Gempa dengan sayang.

Gempa mengembungkan kedua pipinya, kesal dengan kakaknya yang menggigit hidungnya.

"Oho lihat, bayi besarku sedang marah" goda Halilintar.

Jemarinya menusuk pipi adiknya yang mengembung, ia yakin setelah ini akan diabaikan oleh Gempa.

"Mohon maafkan hamba, karena menganggu Pangeran Mahkota dengan Pangeran Gempa"

Pelayan pribadi Gempa menundukkan setengah bahunya, pria setengah paruh baya itu tersenyum sendu.

Halilintar menganggukan kepalanya, mempersilahkan pelayan tua itu melanjutkan perkataannya.

Pelayan tua itu bernama Hang Kasa, telah menjadi pelayan pribadi Gempa sejak adiknya itu datang ke Kerajaan.

Ia cukup mempercayai pilihan Ayahanda nya, lagipula ia dan saudaranya yang lain telah menggali informasi tentangnya.

Hasilnya nihil dan sudah beberapa tahun berlangsung, tak ada masalah apapun yang terjadi pada Gempa.

"Air hangat untuk Pangeran Gempa mandi telah siap, serta teh lemon kesukaan Pangeran juga sudah tersedia" lanjut sang pelayan.

Halilintar pun mengangguk, meminta mereka semua untuk keluar dan mempersiapkan pakaian yang akan dipakai adiknya.

Netra ruby nya kembali melirik adiknya, masih setia dengan mood mengambeknya.

Ide jahil pun terlintas di benaknya, ia mengeratkan gendongannya. Memaksa wajah adiknya agar condong kearahnya.

Gempa yang kaget, semakin mengeratkan pegangannya pada leher Halilintar.

"Let's take a bath together"

Mendengar bisikan dari kakaknya, manik emas nya membesar.

Ia menjauhkan dirinya dari pelukan kakaknya, 'Bukannya Halilintar sudah mandi sebelum kesini, apa dia tak memiliki kerjaan lain?' batin Gempa.

Alis Halilintar naik sebelah, heran dengan pemikiran adiknya.

Dengan kesabarannya yang setipis tisu dibagi tujuh, Halilintar melangkah menuju tempat pemandian.

Melupakan adiknya yang masih memproses kalimatnya barusan, ia menutup semua pintu agar tak ada yang mengintip.

Melepaskan sepatunya, ia melangkah masuk kedalam kolam Jacuzzi yang hangat dan beraroma bunga plum.

𝑩𝒆𝒏𝒕𝒂𝒍𝒂 | 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦Where stories live. Discover now