06. Pertemuan Lewat Susu Pisang

164 86 82
                                    

bismillah update double bab hari ini
happy reading all..

° ° ۝ ° °

SUASANA kota Jakarta di jam kelewat pagi ini lumayan sepi dan gelap.

Haga sampai bergidik ngeri, untung saja ada Arga di belakangnya, ia jadi tidak terlalu merasa kesepian seperti kemarin.

Haga berulang kali memantau Arga dari spion. Kaca helm yang dibiarkan Arga terbuka membuat sorot mata Arga yang kosong bercampur bingung pun dapat terlihat dengan jelas.

Terkadang Haga juga bingung bagaimana harus bersikap ketika Arga sedang dalam kondisi seperti sekarang ini.

Kebencian Arga terhadap Matheo dimulai saat Arga baru menginjak usia 9 tahun. Usia dimana anak-anak yang pada umumnya masih bermanja-manja dan diberikan kasih sayang yang melimpah dari orang tuanya. Namun Arga? Diusia itu lah, semuanya mulai berubah.

Matheo ketahuan menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya dulu. Mereka telah menikah tanpa sepengetahuan Airin dan Arga.

Disaat Arga mengetahuinya, ia pun langsung mengadukan semuanya kepada Airin. Dan hal yang mengagetkan lainnya yakni reaksi dari Airin, yang menanggapi Arga dengan perkataan, "Papa tidak salah. Istri Papa juga tidak salah, Arga. Semuanya dimulai dari perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua kami."

"Dulu Kakek Gibran dan Kakek Damar adalah sahabat baik. Saat beranjak dewasa mereka berpisah, karena mereka berkuliah di universitas yang berbeda. Saat Bunda beranjak dewasa Kakek Damar jatuh sakit, kabar itu pun terdengar sampai ke Kakek Gibran. Sebelum meninggalkan Bunda, Kakek Damar sempat menanyakan janji yang telah mereka buat dulu apakah masih berlaku atau tidak? Kakek Damar khawatir jika dirinya pergi, Bunda akan sendirian, karena Bunda udah gak punya siapa-siapa lagi. Ibu meninggal saat melahirkan Bunda. Dan Kakek Gibran pun berkata bahwa itu masih berlaku dan ia akan menunaikan janji itu, yakni menikahkan Papa dan Bunda."

"Papa sempat menolak perjodohan kami. Papa juga sudah mengatakan ke Kakek kalau ia mencintai orang lain. Namun Kakek Gibran tetap bersikukuh dengan keputusannya. Dan pada akhirnya kami pun menikah."

"Tolong jangan salahkan Papa atas semua yang sudah terjadi, Arga. Papa mencintai wanita itu, jauh sebelum Bunda masuk ke dalam hidup Papa. Alasan Bunda untuk tetap bertahan adalah karena Bunda mencintai Papa. Cinta yang sederhana, namun gak semua orang mengerti maknanya."

Disaat Matheo tahu kalau Arga telah mengetahui semuanya. Matheo pun langsung menceraikan mantan kekasihnya.

Kehadiran Arga di hidupnya membuat semuanya berubah. Matheo benar-benar menyayangi Arga, melebihi dirinya sendiri.

Matheo terus melakukan segala cara untuk mendapatkan maaf dari Arga, namun hasilnya masih nihil. Arga masih membenci dirinya. Namun ia akan tetap berusaha keras untuk memperbaiki semuanya. Semua yang telah ia hancurkan.

Arga mempercepat motornya, mensejajarkan motor miliknya dengan Haga. "Gua mau ke Supermarket dulu, mau beli minum."

"Iya. Gua juga ikut."

Setelah sampai di depan Supermarket, Arga turun dari motornya, menghampiri Haga dengan helm yang masih bertengger di kepalanya, "Gua pake helm aja kali ya?"

"Hah? Sekalian aja motor lo bawa masuk, Ar. Aneh-aneh aja lo kadang-kadang," ucap Haga yang gak habis pikir dengan tingkah Arga.

"Gua..."

"Lo kenapa?"

"Gua takut diserang emak-emak. Liat aja, banyak banget emak-emak yang lagi belanja di dalem. Lagian ngapain coba mereka belanja sepagi ini? Kek gak bisa di jam lain aja. Seenggaknya di jam yang normalnya orang belanja lah," beo Arga.

LAVANOLIO : The Leader of RoyalsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora