11. Mau Balikin Uang

156 67 91
                                    

happy reading (. ❛ ᴗ ❛.)

° ° ۝ ° °

DARI parkiran sampai ke lorong sekolah, perjalanan Arga dan Haga hanya dipenuhi dengan teriakan-teriakan histeris.

Ya, hari ini mereka datang ke sekolah seperti anak sekolah pada umumnya, pukul 06.30 WIB. Perkara dirinya yang bangun kesiangan dan Haga yang gak tega membangunkannya.

Entah siapa yang salah. Author tak tahu.

"LAVANOLIO THEOGARA ARGALIAN!" seru seorang siswi yang tengah berlari ke arah mereka.

Beberapa langkah lagi untuk sampai ke kelas XI IPA-4 harus ditunda sementara, karena seorang siswi memblokir jalan di depan mereka dengan tubuhnya.

Siswi itu berusaha menetralkan napasnya. Wajah siswi itu benar-benar asing di penglihatan Arga.

"Tu-tunggu bentar ya, aku mau ngatur nafas dulu."

"Lo siapa?" tanya Haga.

"A-aku, aku ada perlu sama Argalian," ujar siswi tersebut.

"Perlu apa? Lo bisa langsung ngomong sama gua. Ar, lo masuk duluan aja, biar gua yang ngurus ini," tutur Haga.

"E-eh, aku perlunya sama Argalian, bukan kamu."

"Kenapa? lewat gua juga bisa, gak usah repot-repot ngomong ke Arga langsung. Nanti bakalan gua sampein juga kok."

"A-aku aku..." siswi tersebut kebingungan, ia tak tahu harus berkata apalagi supaya Haga mempersilahkan dirinya untuk berbicara dengan Arga.

"Lo masuk duluan aja, Ga." titah Arga.

"Yang bener aja lo?!"

"Iya."

"Yaudah," balas Haga sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aku Shafara Adizga Launara, dari kelas XII IPA-4. Aku ada perlu sama kamu," ujar Launa sembari mengulurkan tangannya kepada Arga, tanda memulai perkenalan. Namun sayangnya tidak diterima dengan baik. Hanya sapuan dari angin lembut yang Launa dapatkan di tangannya.

Merasa bahwa uluran tangannya tidak akan mendapatkan respon, Launa pun segera menurunkan tangannya. "Oke. Aku jelasin dari awal aja supaya kamu paham. Kamu ingat beberapa hari yang lalu saat kamu di supermarket?"

Arga tak respon ucapan Launa, ia pun segera melanjutkan ucapannya. "Aku lanjutin lagi, biar kamu inget. Masih inget sama tempat pembayaran di supermarket?"

Lagi dan lagi, Arga tak menjawab. Minimal kalo tau bilang 'iya', kalo gak ingat bilang 'nggak' kek, ini malah sama sekali gak jawab. Bikin kesel aja, batin Launa, "Kamu ini manusia bukan sih? Aku itu nanya sama kamu. Atau kamu gak bisa pake bahasa Indonesia? Terus biasanya ngomong pake bahasa apa? Inggris? Arab? China? Apa bahasa Qalbu? Bilang aja, ntar aku translate di internet."

"Langsung to the point aja. Lo ada perlu apa?" tanya Arga tanpa banyak basa-basi.

"Iya-iya. Aku ulangi sekali lagi. Nama aku Shafara Adizga Lau-".

"Langsung ke inti aja. Yang udah lo omongin tadi, gua denger. Gak perlu lo ulang sampe dua kali," potong Arga.

"Hufftt," Launa menghembuskan nafasnya kasar. Sulit sekali bicara dengan cowok menyebalkan di depannya ini.

Ini adalah kali pertama Launa bertemu dan bicara dengan Arga, yang notabenenya adalah murid terfavorit di SMA Garuda Satu. Arga memang adik tingkatnya, namun popularitas Arga sampai masuk ke sela-sela kakak tingkatnya. Selama ini Launa hanya sekedar mendengar Arga dari perbincangan teman-teman di kelasnya, yang pada tergila-gila oleh Arga. Awalnya Launa mengomentari teman-temannya itu berlebihan. Namun hari ini Launa resmi mengakuinya, kalau Arga memang benar-benar tampan, apalagi matanya yang berwarna hazel, benar-benar sangat cantik dan indah.

LAVANOLIO : The Leader of RoyalsWhere stories live. Discover now