[ 19.] Ancaman= Darah

573 84 18
                                    

Happy reading ◉‿◉

✯✯✯


Hari Senin, menjadi hari paling sangat dihindari. Terutama orang yang memiliki gelar sebagai pelajar.
Terik nya matahari, luasnya lapangan yang begitu membentang. Tidak ada pohon yang menghalangi matahari itu, untuk menyoroti mereka yang tengah berbaris rapih.

Helium High School, tengah mengadakan upacara penaikan bendera merah putih.

Suasana lapangan tentu saja hening, senyap dan sepi. Semuanya fokus pada tiga orang yang berjalan menuju tiang bendera. Setelah mendarat tepat didepan tiang. Mereka melangkahkan kakinya, memposisikan tugasnya sebagai pengibar bendera.

Kemudian membuka tali pengait, dilanjut memasangkan nya. Setelah terpasang, si pemegang benda itu menarik serta melebarkan bendera tersebut.

Memundurkan langkahnya, menyesuaikan dengan ketinggian bendara dan tubuhnya.

"KEPADA, SANG BENDERA MERAH PUTIH. HORMAT GERAKKK!!"

Instruksi yang di komando oleh si pemimpin, segera dilakukan oleh seluruh pasukan upacara.

Termasuk, cowok dengan kalung dilehernya tersebut. Beri, dengan ogah-ogahan mengangkat tangannya. Menempatkan ujung jari, pada ujung alis nya.

Dirinya hari ini begitu mengantuk, karena semalam cowok itu tidur larut malam. Apalagi jika bukan begadang sambil bermain game.

"Lama banget sih," gerutuan kesal terdengar jelas dari mulutnya.

Rasanya Beri ingin sekali menemui si pencetus hari Senin ini. Yang ia tau, katanya upacara di laksanakan setiap hari Senin. Itu karena, hari dimana waktu yang tepat untuk memulai hari, setelah beristirahat dihari libur kemarin.

"Sel, Sel..." Suara bisik-bisik itu seketika mengganggu pendengaran nya. Beri, mengusap telinganya kasar.

"Sele,," panggil seseorang lagi.

Sekarang Beri berdecak kesal, karena suara itu lagi. Tentu saja, mengganggu. Harusnya sekarang fokus pada upacara, agar cepat selesai. Kenapa ini malah ada suara itu?

Kepalanya menoleh mencari sumber suara, entah itu ada dimana. Tapi, tadi cowok itu mendengar jelas suara tersebut berasal dari sebelah kirinya.

Tentu saja Beri meyakininya!

Karena...

Pengukuran frekuensi suara diukur dalam hertz (Hz, siklus per detik). Telinga manusia dapat mendeteksi frekuensi dari 1.000-4.000 hertz.

Itu untuk ukuran orang dewasa.

Pemuda berkalung rantai itu tersenyum miring, melihat objek yang sejak tadi ia cari. Sekarang orang itu tengah melanjutkan aksinya.

Kedua mata hitam terangnya menatap gerak-gerik kearah gadis berambut sebahu, yang tepat berdiri disebelah Selenium.

Kini gadis itu tengah, mencolek-colek bahu si gadis disampingnya.

"Sele, gaya yang dihasilkan dari penarikan bendara, gaya apa?" bisik gadis itu seraya mendekatkan mulutnya pada telinga Sele.

"Gaya gesek lah, bego!" sahut Beri yang berada dibarisan laki-laki. Cowok itu juga kebetulan memang, bersebelahan dengan nya.

"Aku nggak bego, ya," balas Rubi melotot. Gadis itu menatap garang dengan kepalan yang meninju udara. Seakan-akan itu tertuju padanya, tentu saja Berilium dibuat terkekeh.

Pasalnya,  hal yang di lakukan oleh si gadis membuat rambutnya ikut bergerak kesana-kemari.

"PERINGKAT PERTAMA KOMPETISI SEMESTER INI, DARI ANGKATAN KELAS 10. DI BERIKAN KEPADA SELENIUM METANI.."

Helium High School [HHS]✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora