WAT - 10

5.3K 382 30
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤

🐾🐾🐾




"Kita mau kemana ini Faro? Kok ke Bandara?" tanya Geo bingung.

Pukul 7 pagi Geo baru saja terbangun dan berniat pulang, namun ia malah di seret oleh Faro berserta Arky, Deon dan Gian ke Bandara.

Faro tak mempersiapkan apapun untuk keberangkatannya ke Singapur. Hanya berbekal tas, dompet dan ponsel saja. Itupun semuanya disiapkan oleh sekertaris pribadinya karena tak mau repot.

"Si Faro duitnya nggak abis-abis ya heran.." komentar Deon.

"Iya tuh. Padahal kerjaannya ya gini. Ngehamburin duit aja." timpal Deon.

Faro yang telah duduk di kursinya yang kebetulan ada di depan Deon dan Gian hanya memutar bola matanya malas. Daripada memikirkan dua temannya itu Faro malah lebih memilih memperhatikan sosok di sisinya yang tampak sedikit kebingungan dan cemas.

"Kenapa lo?" tanya Faro.

"Hm?"

"Kenapa lo kayak ketakutan gitu? Lo udah gue izinin sama Om Hendri kok, tenang aja." ucap Faro mencoba menenangkan Geo.

"Gege nggak apa-apa sih kalo udah izin, tapi—"

"Tapi kenapa?"

Geo sebenarnya tak ingin mengatakannya pada Faro, tapi apa mungkin bisa di tahan?

"Lo kalo ada apa-apa ngomong aja, nggak apa-apa kok. Gue juga nggak akan marah." Faro mencoba menenangkan Geo.

"Sebenernya.."

"Ya?"

"Sebenernya Gege takut naik ini. Gege nggak pernah naik ini." ucap Geo sembari menunduk.

Ia tak bohong. Meskipun anak orang terpandang, Ayahnya tak pernah mau mengajak Geo dalam hal apapun yang berkaitan dengan dunia luar. Apalagi ke luar negeri? Hendri selalu merasa jika Geo akan merepotkannya nantinya.

Faro yang mendengar ucapan Geo pun menghela napas dan tersenyum. Ia kira Geo kenapa tadi.

"Kalo takut, nyender disini juga nggak apa-apa kok. Lagian gue juga yang nyeret lo, jadi perlu banget tanggung jawab." ucap Faro dengan senyuman manisnya.

"Beneran Faro?"

"Iya. Lo bisa nyender biar rasa takut lo nggak terlalu kerasa lagi dan lo juga bisa genggam tangan gue nih! Untuk kali ini gratis!" Geo menerima uluran tangan Faro padanya. Ia berpikir jika memegang tangan Faro, dirinya mungkin akan lupa jika sedang naik burung besi ke tempat yang bahkan tak pernah ia kunjungi.

Tanpa sadar, percakapan Faro dan Geo barusan tentu saja terdengar oleh Deon dan Gian yang memang menguping. Lagipula pesawat juga belum berangkat dan mereka masih bisa melakukan apapun di kursi mereka sembari menunggu.

Deon dan Gian saling melempat pandangan. Rasanya aneh sekali mendengar Faro berbicara seperti itu, padahal tadinya anak itu begitu kesal pada sosok Geo.

Tapi sekarang ini?

"Heh, lo ngerasa nggak si ada yang bedaa?" bisik Deon pada Gian. Gian yang dibisiki menganggukkan kepalanya.

"Bau bucin. Dulu juga kan sebelum baik sama Bian dia kayak maung dulu."

"Nah bener tuh. Gue rasa sih si Gege itu bakal jadi cerita Bian season 2 tuh." canda Deon. Gian menampol belakang kepala sahabatnya.

WE ARE TWINS! (End) Where stories live. Discover now