WAT - 28

4.6K 288 23
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤

🐾🐾🐾



Tak ada satu haripun Geo lewatkan tanpa menunggui kembarannya.

Tak peduli sekolah, tak peduli lelah, bahkan tak peduli dengan ocehan opa-nya yang senantiasa menyalahkan Geo atas semua kejadian ini. Geo senantiasa terus berada di samping Zeo kembarannya.

Hari ini Bram datang mengunjungi Zeo bersama seorang dokter kenalannya. Pria itu sengaja membawa dokter terbaik kenalannya untuk membantu berjalannya pengobatan Zeo yang tak banyak menunjukkan perkembangan. Ia tak tega melihat wajah Geo yang tiap harinya akan murung melihat kembarannya terbaring seperti itu.

"Appa!" Faro yang tadinya duduk di sofa bangkit menghampiri sang ayah.

Perlu di ketahui, hubungan pasangan ayah dan anak itu telah membaik semenjak insiden naas yang menimpa mereka. Jadi, jangan heran jika Faro sudah mau memanggil Bram dengan panggilan 'Appa' seperti maunya pria tua itu.

"Masij disini Son? Sudah makan?" tanya Bram perhatian.

"Faro udah. Gege yang belum."

Ucapan anaknya itu membuat Bram mengalihkan pandangannya pada sosok Geo yang setia menggenggam tangan kembarannya. Bram melangkah menuju Geo dan mengusap kepala anak itu lembut.

"Appa datang.." ucapnya lembut. Geo menoleh sejenak dan tersenyum tipis sebelum kemudian kembali fokus pada kembarannya.

Meskipun Geo saat itu di hasut Diaz, hubungan Geo dan Bram tak terpengaruh sama sekali, justru Geo malah semakin terbuka dengan ayah dari sahabatnya itu. Dampak dari kejadian penculikan itu bagi psikis Geo sebenarnya bukan di bagian dia di jadikan jaminan atau taruhan, malah lebih ke Geo yang terus menerus menyalahkan semua yang terjadi padanya saja.

Dia tidak berniat benci atau marah atas adanya perjanjian yang menyakitkan hatinya itu, bahkan ia tak terlalu peduli. Dan tentu saja Bram bernapas lega, meski saat pertama kali Geo sempat menolak berdekatan dengannya, tapi sekarang anak itu tak lagi seperti itu.

Hanya rasa bersalah yang besar saja yang tertinggal dan menyakiti hati anak itu.

"Gege, Appa bawa dokter terbaik untuk Zeo. Gege tenang aja ya, Zeo pasti sembuh.." ucap lembut Bram.

Geo menunduk lesu kala itu. Dirinya tentu tahu bagaimana keadaan Zeo yang sebenarnya, dan harapan-harapan yang di bawa semua orang padanya selalu saja terdengar baik. Namun, Geo selalu tak yakin. Hatinya sungguh penuh dengan ketakutan.

"Appa, boleh nggak Gege pergo gantiin Zeze? Kasian kembaran Gege Appa, dia sakit.." lirih anak itu.

Semua yang ada disana tentu saja merasa sedih. Geo, masih saja menyalahkan dirinya untuk kejadian ini.

"Gege nggak boleh ngomong gitu. Anak imutnya Appa nggak boleh pesimis gitu.." hibur Bram. Pria itu memeluk Geo untuk menenangkannya saat ini.

"T-tapi, tadi Opa bilang cuma dengan Gege pergi kembaran Gege bisa kembali lagi. Dan kalo itu emang bener, Gege mau kok gantiin Zeze.." ucapnya.

Hah, ternyata si tua Baguswara yang membuat Geo seperti ini.

Bram datang kemari memang atas panggilan dari Faro yang mengatakan Geo habis di marahi dan di tuduh macam-macam oleh pak tua itu. Bram yang marah tentu saja mengusir dan mengharamkan pak tua Baguswara untuk berkunjung. Dan dengan kekuasaannya tentu saja semua bisa ia lakukan. Mungkin, hanya Hendri dan Nitya saja yang Bram izinkan untuk menjenguk Zeo sesekali.

WE ARE TWINS! (End) Where stories live. Discover now