09

350 83 70
                                    

"Iya, sayang. ini aku baru nyampe kantor, bentar lagi mau ada meeting sama klien penting, Ge."

"Semangat kalau gitu, Ci. aku titip salam buat Zee sama Angel, 'ya?"

"Iya, Ge. ngomong-ngomong soal Zee, besok dia bakal ke jepang nyusul ayah sama bunda."

"Mendadak banget, Ci? tumben."

"Bilangnya sih kangen bunda, taunya lagi galau karena adik kamu, Ge. dia semalem abis liat Chika ciuman sama Angel di kolam."

"Hah? Kissing, Ci? serius kamu? duh Chika bego banget sih."

"Haha serius aku, Ge. dia baru kasmaran udah di buat nt sama adik kamu, 'kan kasian 'ya, Ge?"

"Maafin Chika 'ya, sayang. nanti biar aku yang ngomong sama anaknya buat lebih peka sama Zee. kasian dia udah pernah sampe ujan-ujanan cuman buat date sama Chika."

"It's okay, Ge. bicara yang baik 'ya, sayang. jangan sampe Chika malah mikir yang nggak-nggak karena setelah kamu marahin."

"Iya sayang, siap. yaudah kalau gitu aku pergi dulu, 'ya? ada jadwal fotoshoot siang ini."

"Iya, Ge. kamu hati-hati, ya? semangat sayang. i love you, Ge."

"You too, sayang. i love you more mbak CEO kesayangannya Gege."

Shani menatap layar ponselnya yang sudah gelap, ia menghela nafas karena sempat memikirkan masalah percintaan sang adik, tak mungkin pula jika ia hanya diam tak melakukan apapun untuk sekedar mencari jalan terbaik dari masalah Zee.

Memikirkan itu semua membuat Shani sedikit goyah, ia bingung harus mencari cara seperti apa yang sekiranya tidak akan menyakiti kedua adiknya, namun itu semua rasanya sangat tidak mungkin, karena ia pun tahu betul rasanya jika dipaksa melepaskan seseorang yang kita cintai itu tidaklah mudah. ia hanya khawatir jika diantara kedua adiknya akan timbul permusuhan hanya karena satu wanita yang mereka cintai itu adalah gadis yang sama.

"Maaf, kak. bisa kita berangkat sekarang? beberapa menit lagi waktu meeting akan segera dimulai."

Shani menoleh dan memutar sedikit kursinya menjadi menghadap sekretarisnya yang berdiri tak jauh darinya, kepalanya mengangguk kemudian bersiap untuk mengikuti meeting pagi ini.

***

"Lo yakin mau balik ke jepang, Zee?"

Zee mengangguk yakin bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi menemui kedua orang tuanya di jepang, tak masalah dengan urusan kuliahnya, toh libur semester akan segera tiba beberapa hari lagi, ia merasa tidak terlalu apa-apa jika izin sampai libur semester nanti.

"Yakin, kenapa emang?"

"Padahal gue mau ngajak lo naik gunung pas libur semester nanti, lagian kenapa lo tiba-tiba kepikiran buat balik ke jepang? perasaan tahun-tahun sebelumnya gak pernah tuh lo pengen balik pas libur semester gini."

Zee menatap Oniel "Ya gak papa, emang kenapa? salah kah gue kalau mau balik? lagian kita bisa kali naik gunung, tapi nanti pas gue udah balik lagi ke indo." Zee terkekeh kecil saat merasakan pukulan kecil, ia memutar tubuhnya berbelok ke arah parkiran, ia harus segera mempersiapkan segala keperluannya untuk pergi ke jepang besok.

"Gue balik duluan, 'ya? sorry gue gak bisa ikut lo ke warbu. bilang sama Olla buat gak cepu sama siapapun kalau gue mau balik nemuin nyokap bokap."

Oniel mengacungkan kedua ibu jarinya dan mengangguk "Iye, ntar gue bilangin. tapi by the way, Zee. besok gue boleh anter lo ke bandara gak bareng besok pagi?" Oniel memegang pintu mobil Zee saat gadis itu baru saja duduk di kursi kemudi.

ALVIANZEE (HIATUS)Where stories live. Discover now