TA 28 A

245 18 0
                                    

Sepi banget votingnya bagian komentarnya juga sepi udah lumutan saking nggak pernah di isi komentar kalian semua 🥲 sad banget hati gue guys 😣

Apa gue unpublish aja cerita ini?

Lagian yang ngasih vote juga kurang, huuuuffftttt lelah hayati 😖 maaf yah kalo ceritanya udah nggak semenarik dulu lagi :)

Maaf juga kalo gue sering terlambat up cerita 🙏
_________________________________________

Happy Reading ❤🍅

_________________________________________

Motor yang Argan kendarai berhenti di depan rumah Fara jika dilihat secara seksama orang tua Fara belum tidur, karena dengan sangat jelas Argan bisa melihat mereka berdua mengintip di balik gorden dan bayangan tubuh keduanya otomatis terlihat dengan sangat jelas.

"Kayaknya nyokap sama bokap lo belum tidur." Fara yang baru saja turun dari motor celingak celinguk dengan wajah yang penuh kepanikan.

"Gue udah ngasih tau Mami kalo gue pulangnya malam."

Argan menghapus keringat dingin di dahi gadis itu "Tante Ika nggak masalah, tapi yang masalah Om Doni."

"Ish jangan buat gue takut dong." Argan tergelak.

"Gue nggak buat lo takut, tuh. Orangnya ada di belakang lo." Argan menunjuk seseorang dibelakang Fara, ia menatap keduanya dengan tatapan tajam. Oh jangan lupa, ada sapu lidi di tangannya.

Dengan jantung yang berdisko sambil merapal ayat kursi. Fara berbalik ke belakang mendapati Ayahnya yang sedang mengibaskan sapunya ke atas.

"Kamu abis kemana sama curut ini? " Tanyanya dengan sombong menunjuk Argan dengan sapu lidi.

"Habis dari taman, Yah." Fara menjawab dengan kepala yang menunduk lantaran takut terkena omelan dari Ayahnya.

"Jam segini baru pulang. Kalian ngapain aja di sana?"

"Om jangan salahin Fara dulu seharusnya yang disalahkan disini saya karena udah bawa pergi Fara sampai tengah malam, tapi sebelumnya saya udah minta izin kok sama tante Ika dan tante Ika ngizinin saya bawa Fara."

"Sampai tengah malam begini?"

"Udahlah Mas, anaknya nggak usah dimarahin lagian ini masih jam sembilan." Veronika datang sebagai penengah ia cukup muak mendengar suaminya yang terus marah-marah.

"Kayak nggak pernah muda aja." Celetukan Veronika membuat Doni melototinya sementara itu Fara memuja Ibunya yang datang tepat pada waktunya.

"Tapi Ayah khawatir sama pergaulan anak jaman sekarang."

"Kalo soal itu Om nggak usah khawatir tanpa persetujuan dari Fara, Argan nggak akan nyentuh dia seinci pun kalo nggak percaya Om tanya aja sama Fara."

Doni mendelik beralih menatap Fara "Bener kok, Yah. Argan nggak apa-apain Fara." Ujar Fara yang memutar tubuhnya.

"Bukannya nggak mau tapi belum."

"Ya Allah Om suudzon banget sih sama saya. Tampilan saya emang urakan tapi gini-gini saya masih mikirin harga diri perempuan, Mama saya perempuan kalo saya nyakitin perempuan sama aja saya nyakitin Mama saya." Argan menampilkan wajah memelasnya.

"Lagian kalo saya apa-apain, pasti saya tanggung jawab kok ." Doni melototinya sontak Argan merutuki mulutnya yang terlalu lemes.

"Mendingan kamu masuk deh, Mas. Nanti ada tetangga yang lihatin kita aku juga yang malu." Argan menahan tawanya melihat Doni yang kicep di depan istrinya.

Tentang Argan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang