Masih di Paris, Jennie bersama Jisoo dan Lisa memilih untuk jalan jalan disana dan mendatangi tempat tempat yang pernah didatangi oleh Rosie.
Sekarang, mereka berada di restaurant untuk sarapan. Restaurant itu sering didatangi oleh Rosie makanya Jennie ingin menikmati sarapannya disana.
"Jen, kamu baik baik saja?" Tanya Jisoo menyadarkan Jennie dari lamunannya.
"Yeah I'm okay" sahut Jennie tersenyum tipis.
"Jangan melamun Eon" tegur Lisa.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Disini tempat yang sering didatangi oleh Rosie. Kalian juga tahu bukan kalau Rosie suka makan makanya tempat ini sudah menjadi tempat kegemarannya" ujarnya terkekeh kecil diakhir kata.
Ngomong ngomong, sedari tadi mereka memulakan vlog mereka itu. Untuk kali ini Jennie memutuskan untuk memperkenalkan Jisoo dan Lisa kepada subscriber youtube nya.
"Eonnie benar. Rosie pernah bilang sama aku kalau nanti dia ingin tinggal disini, dikota penuh cinta ini" ujar Lisa tersenyum tipis.
Jennie menatap kearah kamera "Ngomong ngomong, soal cafe Rosie itu, cafe itu tidak akan ditutup. Aku memutuskan untuk menguruskan cafe itu karena cafe itu ada banyak kenangan manis aku bersama Rosie. Kalian bisa datang kapan saja yang kalian inginkan" ujarnya.
"Dan aku sama Jisoo Eonnie juga akan membantu Jennie Eonnie mengurus cafe itu karena cafe itu satu satunya peninggalan terakhir Rosie untuk kita semua. Kita mau cafe itu menjadi tempat untuk mengobati rindu kita kepada Rosie" lanjut Lisa.
"Betul!" Timpal Jisoo.
"Excuse me" seorang pelayan datang dengan membawa pesanan makanan mereka "Enjoy your food"
"Thank you" ujar Lisa dibalas senyuman oleh pelayan itu sebelum berganjak pergi dari sana.
"Sekarang ayo kita sarapan terus jalan jalan" ujar Jisoo yang langsung dituruti oleh keduanya.
Selesai sarapan, mereka kini sudah berjalan jalan disekitar kota itu. Banyak tempat tempat menarik disana dan ianya mampu sedikit mengobati rindu mereka kepada Rosie.
"Photoin aku Eon" pinta Lisa.
Jisoo dengan segera memphoto Lisa membuatkan yeoja berponi itu bergegas berposing.
Jennie pula hanya berjalan jalan dengan terus melamun. Dia membayangkan sosok adeknya berada disisinya. Ah, ianya pasti menyenangkan kalau adeknya benar benar ada disana.
Brukkk
"Ah, I'm sorry" ujar Jennie ketika tidak sengaja menabrak seseorang.
"No it's okay" sahut sosok yang ditabrak itu lalu dia beralih menatap Jennie "Erm Jennie-ssi?"
Dahi Jennie mengernyit. Dia menatap sosok itu dengan memicingkan matanya "Kita kenal?"
"Ah, aku Hantae yang bisa dipanggil Tae. Kamu pernah datang ke kebun kopi bersama Rosie-ssi bukan?"
"Ah, Tae-ssi"
Cowok itu tersenyum tipis "Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi sama Rosie-ssi"
Jennie hanya tersenyum tipis untuk menanggapinya "Kamu ngapain disini?" Tanya nya mengalihkan perbicaraan.
"Aku menemani sepupu aku disini" jelas Tae "Terus kamu?"
"Aku kesini bersama mereka" ujar Jennie menunjuk kearah Jisoo dan Lisa yang berada tidak jauh dari mereka.
Tae mengangguk faham "Mau jalan jalan berdua?"
"Maaf tapi aku harus pergi" ujar Jennie
"Ah, baiklah aku faham. Semoga kita ketemu lagi"
Jennie hanya tersenyum lalu dia bergegas menghampiri Jisoo dan Lisa "Ayo pergi"
"Cie, siapa tuh?" Goda Lisa.
"Dia orang yang pernah Eonnie temukan di kebun kopi yang sekarang sudah menjadi langganan cafe Rosie" jelas Jennie.
"Sepertinya dia suka sama kamu tuh" ujar Jisoo ikutan menggoda.
"Cie, langsung gas saja deh Eon" lanjut Lisa.
Jennie mendengus "Kalian tahu Rosie itu bakalan cemburu bukan? Apa kalian mau Rosie menghantui kalian gara gara kalian terus menggoda aku sama cowok huh?" Ancamnya.
Jisoo dan Lisa terkekeh kecil "Kalau dihantui Rosie aku tidak bakalan takut si. Hantunya malah gemesin. Hantu chipmunk" ujar Lisa tertawa.
Jisoo ikut tertawa "Benar"
"Heh, enak saja kalian ngatain adek aku!" Omel Jennie.
Jisoo dan Lisa menghentikan tawa mereka "Arreosso arreosso mianhe" ujar Jisoo.
"Sekarang ayo kita lanjutkan vlog kita" ujar Lisa yang kembali memulakan rekaman.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar lalu mereka mula melanjutkan perjalanan mereka.
Walaupun sudah ada sosok Jisoo dan Lisa yang menemani dirinya, Jennie tetap saja merasa kesepian. Dia membutuhkan Rosie, adek kesayangannya yang sering memberikannya canda tawa.
