Chapter 3

160 9 0
                                    

•⋅⊰∙∘☽🐞☾∘∙⊱⋅•⋅

"Serius lu di cegat temen temen berandal nya Selatan?" tanya Sagara tak percaya.

Saat ini Sagara dan Edward berjalan bersamaan menuju gerbang sekolah, sekarang sudah jam pulang dan sudah biasa mereka pulang bersama seperti ini.

Edward mengangguk yakin. "Iya! Gue sampe gak di bolehin ke kantin buat susul lu. Katanya gue bakal ngeganggu si Selatan sama lu yang lagi makan." jelas Edward.

"Emang lu berdua makan bareng ya di kantin?" tanya Edward penasaran. Seketika Sagara terlihat kikuk dan diam.

"Jangan diem aja, jujur ke gue. Kita kan temen?" bujuk Edward. "Iya..." lirih Sagara malu-malu.

"Hah, serius lu?" Sagara mengangguk "Kok bisa? Lo gak di racunin kan sama biawak satu itu?"

Sagara menggeleng polos. "Nggak kok, aman. Dia traktir gue banyak makan tadi."

"Cih, gak inget gue kalo lagi di traktir sama orang kaya." cibir Edward tak terima.

"Ya maaf...lagian lo juga di traktir mie ayam kan sama si Alvaro itu?"

"Iya sih, gue dibawain mie ayam ke kelas."

"Lo gak di apa apain mereka kan?" tanya Sagara khawatir. "Nggak, justru kalo gue nolak mie ayam dari Alvaro dia ngamuk dan ngancem gue."

"Heran dah gua, kok bisa ya ada orang kayak mereka. Mereka bodoh atau tolol sih? Kan elu yang gak sengaja lempar batu ke kepala mereka, trus elu di gangguin balik. Nah abis itu gue juga kena karena bantu lu dan endingnya kenapa mereka sok sok an baik ya sama kita?"

"Udahlah biarin aja, kita untung makan gratis dan gak di apa-apain."

"Lo bener juga ya."

"Oh iya, pulang sekolah ini lo ada aktivitas apa?"

"Kenapa emang?"

"Kita main yuk."

"Kemana?"

"Ke—Sagara! Woi lepasin Sagara bangsat!" marah Edward saat Selatan menarik tas Sagara dari belakang dan memeluknya dari belakang.

"Edward, lo mau jadi pelakor ya? Apa lo yakin kalo lo mampu jadi saingan gue?" Selatan terkekeh, tatapan sinis nya ia perlihatkan untuk Edward.

"Lo apa-apaan sih Tan?! Lepasin!" berontak Sagara. "Gak mau!"

"Pelakor? Maksud lo apa?"

Selatan menyeringai seram ia semakin mengeratkan pelukan nya pada Sagara. Menatap tajam Edward. "Sekarang, gue sama temen lo ini udah menjalin hubungan. Dan lo si umpan kecil, tolong jangan ganggu Sagara gue lagi. Kalo bisa lo harus pergi sejauh-jauhnya dari hadapan Sagara." ujar Selatan.

Bola mata Edward melebar saat mendengar penuturan Selatan, ia menoleh menatap Sagara yang berada di dekapan Selatan. Meminta penjelasan.

"Sa-Sagara..."

Sagara diam, wajahnya memerah karena terpegoki berpacaran dengan lelaki berandal ini. Bibirnya bergetar dan sulit untuk mengatakan yang sebenarnya.

Tangan Selatan terulur mengarahkan wajah Sagara pada Edward dengan menangkup kedua pipinya.

"Tell him honey." kata Selatan di akhiri dengan menjilat pipi laki-laki manis itu.

"I-iya.." cicit Sagara. Edward semakin tak percaya. "Sagara lo—" kata katanya terhenti saat Jeandra dan Alvaro menahan kedua lengannya di sisi kanan dan kiri.

"Bangke! Lu lagi lu lagi!" damprat Edward. "Gue juga males megang lo, aku jijik." cibir Alvaro men setting wajahnya seperti orang jijik.

"Ya kenapa lo mau mau aja pegangin gue?"

IT'S MINEWhere stories live. Discover now