Chapter 4

121 8 0
                                    

•⋅⊰∙∘☽🐞☾∘∙⊱⋅•⋅



"Pwahh! Haa...ahh." Sagara terbangun dari pingsannya. Kamar Selatan sudah sepi, tak ada orang lain hanya dirinya seorang yang berada di ruangan gelap dan luas itu.

Sagara masih mengatur nafas, menetralkan keadaan. Matanya mulai mengelilingi ruangan mencari seseorang.

"Selatan kemana? Jam berapa sekarang?" ucapnya. Kepalanya menoleh pada jam dinding di kamar Selatan. Sudah pukul 21.00 malam!

Terkejut dengan arahan jarum pendek jam, Sagara segera membuka selimut dari tubuhnya.

Matanya terkejut melihat seluruh tubuhnya sudah rapih dan bersih.

"I-ini..Selatan yang beresin gue?" gumamnya.

"Ah gak penting, yang penting sekarang gue kudu pulang. Udah malem gini, nanti mak gue khawatir trus ngomel lagi ahh." ocehnya.

Sagara buru-buru turun dari kasur, membawa ponsel dan seragamnya untuk pulang. Meninggalkan rumah Selatan begitu saja.

•⋅⊰∙∘☽🐞☾∘∙⊱⋅•⋅


Mematikan mesin motor kemudian membuka helm fullface nya, Selatan menyisir rambut kebelakang. Terlihat tampan saat sedang seperti itu, buktinya beberapa wanita di arena penonton menjerit-jerit tertahan memanggil namanya.

"Sorry ya bro gue telat." ucap Selatan terkekeh.

Ethan sang pembawa acara menyahut tak minat. "Tumben lu telat, biasanya gue gak peduli."

"Hilih tai kuda! Gak guna banget ngomong sama lo!" cibir Selatan malas.

"Ekhem!" satu cowok di samping Selatan berdeham menarik perhatian Selatan.

"Widih, siapa aja nih yang jadi lawan gua?" Selatan bertanya sambil sesekali terkekeh. Matanya menyorot dan memperhatikan satu-persatu pemotor yang berada di arena balapan.

"Gue Roan."

"Zidane."

"Kenzo."

"Jendral."

Empat orang lelaki itu dengan senang hati menjabat tangan Selatan satu-persatu, sang jagoan jalanan.

Lima orang ini akan balapan motor. Sudah terbiasa dua minggu sekali mereka akan menyelenggarakan balapan motor di jalanan pada malam hari.

Banyak muda mudi yang turun ke arena balap dengan alasan hadiah uang yang menggiurkan.

"Salken ya guys! Jangan anggap gue musuh abadi kalo gue pemenangnya lagi." timpal Selatan terkekeh, kembali memakai helm nya. Mula menyalakan mesin motor dan mengaung-aungkan motor ninja hitam kesayangan nya.

Roan, Zidane, Kenzo dan Jendral juga melakukan hal yang sama. Mereka mulai fokus pada stang motor dan jalanan. Otak mereka mulai mencari solusi untuk menang dengan cara tak curang.

Ethan mencabut batang rokok dari apitan bibirnya. "Inget, jangan curang!" peringat Ethan dengan ekpresi datarnya.

"Bacot Tan udah tau! cepet mulai keburu bensin gua abis cuma buat ngaung-ngaung doang." protes Selatan.

Ethan berdecak gemas. "Iya njing!"

Pria dengan topi putihnya berdiri di dekat garis start. Satu tangannya memanjang kedepan.

"Gue hitung sampe tiga."

"Satu!"

Selatan dan lainnya mulai mengaungkan motor lebih keras. Posisi siap dan semangat membuncah pada mereka.

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang