Chapter 6

114 9 0
                                    

Memasukkan peralatan tulis ke tas. Sagara mengaitkan kepundaknya. Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu, tetapi Sagara baru mau keluar ketika koridor dan gerbang dirasa sudah sepi. Malas berdesak-desakan dengan siswa-siswi lain. Aroma parfum mereka bertubrukan hingga aromanya tak enak.

"Sagara pulang bareng yuk!" seru seseorang.

Sagara menoleh kesamping, mendapati Ayan tengah memakai tas juga. "Loh, kirain udah pulang?"

"Belum, males ah di koridor suka macet."

"Yaudah ayo balik bareng gua." ucap Sagara di angguki Ayan begitu semangat.

Mereka berdua keluar dari meja masing-masing. Berjalan keluar kelas dengan langkah kaki yang sama. Baru saja berbelok hendak menuruni tangga tiba-tiba saja suara yang Sagara kenali memanggil namanya.

"Woy Sagara!" panggil Selatan ngegas.

Sagara menoleh kebelakang. Duh anjir! Suara itu kan suara yang akan menganggu kehidupannya. Di belakang ada Selatan berdiri dengan tatapan datarnya.

"Apaan sih anjir?"

"Mau kemana kamu?"

"Mau pulang lah!"

"Sama dia?" sentak Selatan menunjuk Ayan dan menatapnya dengan tatapan permusuhan.

"Hooh." jawab Sagara. "Gak boleh!"

"Dih, gue kan—"

"Aku bilang enggak boleh ya gak boleh!"

"Asu." umpat Sagara mulai kesal dengan sikap Selatan yang ini.

Ayan merapat pada Sagara, berbisik pelan. "Ahh, gue balik duluan aja dah. Daripada gue besok udah enggak bernyawa mending balik duluan. Kita bisa kok kapan-kapan pulang bareng."

"T-tapi..."

Ayan sudah melanjutkan langkah kakinya menuruni tangga. Kini hanya dirinya dan Selatan saja yang tersisa di sekolah.

"Ck! Lo mah ganggu mulu!" decak Sagara malas.

"Gak usah ngomel!" ketus Selatan mendekati Sagara.

"Denger ya, mulai sekarang kamu enggak boleh deket sama siapapun! Gak boleh pulang bareng orang lain, walaupun temen tetep gak boleh. Bahkan sama Edward pun gak boleh." lanjut Selatan menyudutkan Sagara pada tembok di samping tangga. Matanya menyorot serius Sagara, seolah-olah ia tengah memberikan ancaman.

"M-maksud lo apa ya?"

"Sadar diri aja. Kamu sekarang pacaran sama aku bukan sama orang lain. Dan aku punya tingkat kecemburuan mungkin 99℅."

Melempar tatapan kesamping, Sagara enggan kontak mata dengan Selatan. "Y-yaudah sih wir."

Selatan menarik dagu Sagara agar mata mereka saling menatap. Kemudian Selatan mencium lembut bibir pacarnya. Tidak ada lumatan! Hanya kecupan manis penuh cinta yang di berikan.

"Oke, sekarang ikut aku ke parkiran." ucap Selatan menarik diri. Tangannya terulur menggenggam lengan kiri Sagara. Menuntunya menuruni tangga.

Sagara hanya diam, ia mengulum bibirnya masih sedikit kaget dengan tindakan Selatan yang tiba-tiba.

Sesampainya di parkiran Sagara bingung tak melihat mobil mewah Selatan, hanya ada motor ninja hitam terpakir sendirian disana.

Cowok itu menatap Selatan dengan ekpresi bingung nya.

"Mana mobil mewah lo?" tanya Sagara.

"Hm? Oh, aku enggak bawa mobil." jawab Selatan menatap Sagara yang setinggi pundaknya sambil mengulum senyum menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi laki-laki sewot ini.

IT'S MINEWhere stories live. Discover now