Satu minggu telah berlalu. Selama satu minggu. Suasana hati Mark tidak begitu baik, karena Nathan selalu berusaha menghindarinya. Dan sikapnya sedikit dingin padanya.
Itu membuat pikiran Mark menjadi frustasi. Mark menghela nafas kasar, dia kemudian melirik arlojinya.
Beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobil untuk menjemput Neron.
Dua puluh menit Mark sampai di depan sekolah adiknya. Mark berhenti di depan gerbang sekolah menunggu adiknya keluar.
Tetapi pandangannya tidak sengaja melihat Nathan sedang bersama seorang gadis di kafe, sebelah sekolah adiknya.
Nathan dan gadis itu terkadang tertawa. Mark menatap mereka tanpa ekspresi, wajahnya menghitam bahkan tangannya mencengkram setirnya dengan kuat.
Tepat setelah itu, dia mendengar suara ketukan kaca. Mark mengalihkan pandangannya, ternyata adiknya yang mengetuk.
Kemudian membuka kunci dan Neron langsung masuk ke dalam.
Sepuluh menit. Anak laki-laki itu menatap Kakaknya. Dalam pikirannya kenapa kakaknya tidak segera menjalankan mobilnya.
"Kakak, kenapa belum menjalankan mobilnya?" Tanya Neron pelan takut berkata salah, yang akan membuat kakanya marah.
Mark melirik Neron, lalu dia segera menjalankan mobilnya.
Di sisi lain.
"Aku tidak menyangka kau ternyata suka membaca novel." Kata Nathan.
"Tentu saja. Itu hobi ku, aku menyukai novel bergenre romance." Balas Lucy Hale.
Nathan mendengar gadis itu menyukai genre seperti itu, wajahnya sedikit berubah.
"Lalu novel seperti apa yang kau baca?" Tanya Lucy Hale.
"Aku hanya menyukai Novel fantasi, horror dan survival. Itu saja, kecuali romance. Aku tidak menyukainya." Jawab Nathan biasa.
Lucy Hale tertawa. Kemudian dia berkata. "Aku berpikir kau menyukai Novel bergenre seperti itu."
Ketika keduanya asik berbicara, tidak lama kemudian Melvan kembali dari toilet.
"Sepertinya kalian sudah akrab satu sama lain." Kata Melvan sambil mendudukkan dirinya di samping Lucy.
"Tentu saja. Aku harus mengakrabkan diri dengan sahabat dari kekasih ku." Balas Lucy Hale sambil tersenyum manis.
Melvan tersenyum, kemudian dia mengusap lembut kepalanya.
Nathan yang memerhatikan mereka berdua memutar bola matanya malas.
"Jangan bermesraan dihadapan ku." Ketus Nathan.
Melvan tersenyum mengejek. Kemudian berkata. "Kau juga harus berkencan dengan seseorang agar bisa bermesraan seperti kami."
Nathan menatap Melvan tanpa ekspresi. Lalu berkata. "Aku tidak menyangka kau akan langsung diterima oleh Lucy."
"Itu mudah. Dia juga ternyata menyukaiku, bukankah begitu sayang?" Balas Melvan sambil mengusap lembut kepala Lucy.
Lucy Hale mengangguk setuju. "Itu benar. Pertama kali aku melihat Melvan, dia sangat manis menurutku. Aku langsung menyukainya."
"Tetapi ketika aku melihat kalian berdua. Tidak ada harapan bagiku, karena aku berpikir kalian sepasang kekasih."
Nathan tertegun. Kemudian dia berkata canggung. "Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Aku melihat kalian selalu bersama dan sedikit mesra. Lagipula aku penyuka boyslove, jadi aku berpikir kalian sepasang kekasih." Balas Lucy sambil tertawa kecil.
YOU ARE READING
Kutu Buku Dan Ketua Gangster (Tamat)
Teen FictionNathan Mario Almerzio, seorang kutu buku, manis, kaya, nilai bagus. Tetapi pendek, tidak mengerti soal cinta. Mark Alvarez Webber, ketua gangster, tinggi, tampan, tidak kaya, tidak bersekolah. Sering melakukan balapan untuk mendapatkan uang, terkada...