13 || Sosialisasi Bintang hari ini melelahkan

402 38 4
                                    

Libur telah selesai, kini waktunya Bulan dan Bintang kembali ke rutinitas biasa, yaitu menjadi pelajar tingkat akhir yang sebentar lagi akan dibuat pusing dengan banyaknya ujian sekolah

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Libur telah selesai, kini waktunya Bulan dan Bintang kembali ke rutinitas biasa, yaitu menjadi pelajar tingkat akhir yang sebentar lagi akan dibuat pusing dengan banyaknya ujian sekolah. Ujian yang akan membuat mereka jadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar supaya mendapatkan nilai terbaik.

Namun saat pagi ini mereka hendak berangkat sekolah guna mencari ilmu, entah kenapa ban motor Bulan tiba-tiba bocor. Padahal kemarin saat Bulan gunakan masih baik-baik saja. Hal itu membuat keduanya sama-sama bingung harus bagaimana berangkat ke sekolah pagi ini.

Awalnya Bintang mengusul untuk memesan ojek online saja. Tapi ternyata Bulan tidak mengiyakan. Sebab atensi Bulan tiba-tiba tertuju pada mobil tua milik ayah yang sudah lama tak digunakan.

Tanpa berpikir panjang, Bulan kembali ke dalam rumah untuk menemui ayah yang sedang menyantap sarapannya di ruang makan.

"Ayah.."

Yang dipanggil langsung menolehkan kepala. "Kenapa?"

"Ban motor bulan tiba-tiba bocor. Ayah bisa ngga antar Bulan dan Bintang pergi ke sekolah hari ini pakai mobil ayah yang di garasi? Soalnya kalau pesan ojek online, harus menunggu lagi. Nanti Bulan dan Bintang malah terlambat."

Sebenarnya ayah malas. Tapi karena ini yang meminta Bulan, ayah terpaksa menganggukkan kepala, kemudian mengambil kunci mobilnya sebelum berjalan menuju mobilnya terparkir.

Beberapa menit kemudian secercah senyum terpancar dari bibir Bintang saat melihat ayah keluar membawa kunci mobil. Namun saat ayah berhenti tepat di depannya sambil berkata bahwa ayah melakukan semua ini karena Bulan, senyum Bintang tiba-tiba menghilang.

Bintang salah berharap pada ayah.

Kalau bukan karena takut anak kesayangan terlambat datang ke sekolah, Ayah pasti tidak akan mau melakukan ini. Apalagi kalau hanya untuk mengantar Bintang.

"Lo mau di depan, Tang?" tanya Bulan setelah membuka pintu mobil depan, kemudian melirik ke arah Bintang yang sudah dulu membuka pintu belakang.

"Boleh?" tanya Bintang ragu.

"Bol—" Belum sempat Bulan menjawab, tiba-tiba ayah berteriak dari dalam mobil. Karena kebetulan ayah sudah mengambil posisi di kursi pengemudi.

"NGGA!"

Bintang tersenyum tipis ke arah Bulan, "Gue di belakang aja ngga pa-pa kok, Lan.."

Walaupun sebenarnya Bintang ingin sekali duduk tepat di samping ayah sambil menikmati perjalanan menuju sekolah, Bintang terpaksa lagi-lagi harus menurunkan ego nya. Dia harus menuruti perintah ayah yang menyuruhnya duduk di belakang saja, sedangkan kursi depan Bulan yang mengisi.

Meski begitu, Bintang tetap merasa senang karena akhirnya dia bisa masuk ke dalam mobil ini. Sebab setiap bepergian atau ada acara khusus, ayah jarang sekali mengajak Bintang. Karena akan ada banyak alasan yang ayah lontarkan kepada Bintang yang membuat Bintang lagi-lagi harus mengalah dan menyetujui perkataan ayahnya.

Bulan dan BintangDonde viven las historias. Descúbrelo ahora