3. An Apology

3.3K 445 10
                                    

"Renjun?" ucap mark memanggil laki-laki yang dari arah berlawanan nampak berlari kecil menuju toilet.

"Mark?? Hey!" ucap renjun menghentikan langkahnya saat melihat Mark juga tengah berjalan mendekat ke arah toilet.

"Gue gatau kalau lo juga kerja di sini. Gue kira Haechan doang."

"Iya gue juga di sini. Gue udah denger dari Haechan kok kalau kalian seproject. Tapi sorry ya gue belum sempet nyapa lo. Dari tadi pagi gue udah niatin mau nyamper lo pas jam makan siang. Tapi ya lo tau sendiri kan Haechan juga tadi baru balik setengah 3. Kita ketahan meeting yang tiba-tiba harus extend. Jadi gue ga sempet deh ngajakin lo lunch bareng. Besok deh ya kita lunch bareng." ucap renjun.

"Eh? Jadi tadi kalian beneran ada meeting yang extend?" tanya mark dengan wajah tak percaya.

Pasalnya, mark sudah benar-benar menaruh prasangka buruk bahwa Haechan hanya membuat-buat alasan tentang keterlambatannya menghampiri Mark. tapi lihat apa yang baru saja Mark dengar dari Renjun. Haechan tidak berbohong, dan rasa bersalah kembali menyerang dirinya.

"Iyaa. mana ga sempet makan lagi kita. Haechan tuh kasihan langsung ngibrit nyamperin kalian. Sekarang kambuh kan asam lambungnya tuh anak. Eh sorry mark, jadi ngobrol. Gue tadi mau bawain obat buat Haechan. Gue tinggal nyamper Haechan ke dalem dulu ya" ucap renjun lagi, teringat akan tujuannya utamanya.

"Biar gue aja yang kasih, gue sekalian mau ke dalem juga kokk." balas mark cepat menahan langkah renjun.

"Eh? Beneran?" tanya renjun balik

"Iya gapapa."

"Okee, gue titip yaa. Bilang sama Haechan suruh tunggu gue dulu sampai jam set 5. Gue ada yang harus dikerjain."

"Kalian balik jam setengah 5?" tanya mark bingung karena menurutnya jam setengah lima terasa cukup awal.

"Iyaa. udah kelar kan lo sama haechan harusnya? Kata haechan kalian bakal kelar jam 4an?"

Mark pun mengangguk, "Iya jam 4an kita harusnya udah kelar. Kalau jam setengah 5 kalian udah bisa balik, how about us having dinner together? Kita bertiga. It's on me."

"Good offer, tapi not today. Ini kita balik jam setengah lima juga karena haechan bilang perutnya perih banget. Dia gak akan mau diajak dinner malam ini. Besok aja ya kita atur lagi. Udah ahh gue titip obatnya ya. Gue harus ngebut ngelarin kerjaan biar bisa anter Haechan balik. Bye Mark!" ucap renjun sambil hendak berbalik meninggalkan mark.

Namun tepat saat renjun hendak melangkah, Mark kembali memanggil renjun

"Gue aja yang anterin Haechan balik. Lo lanjut kerjaan lo aja."

'Tawaran menarik', batin renjun. Mengingat kerjaannya sesungguhnya masih banyak. Tapi renjun pun juga tahu betul alasan asam lambung Haechan bermasalah hari ini bukan hanya karena telat makan, tapi karena kehadiran manusia di depannya ini. Renjun tahu betul bahwa mark merupakan salah satu sumber stress Haechan.

"Mmm, gue rasa itu bukan ide yang bagus. Haechan gak akan mau." ucap renjun ragu

"Please jun, biar gue yang anter. Gue abis bikin dosa besar ke Haechan. Biarin gue nebus kesalahan gue ke haechan hari ini. Gue pastiin temen lo aman."

"Bukan masalah aman gak amannya mark. Tapiii, arghhhh. Yaudah terserah, itu kasih dulu obat ke anaknyaa, gue mau lanjutin kerja dulu. Lo tanya Haechan deh. Kalau haechannya mau gapapa. Tapi kalau haechannya gamau, jangan dipaksa." ucap renjun sambil berlari meninggalkan Mark.

Merasa mendapatkan momen tepat untuk menebus segala dosa yang ia lakukan pada Haechan hari ini, Mark pun bergegas memasuki toilet dan menyusuri tiap bilik untuk mencari keberadaan Haechan. Beruntung semua bilik toilet pada saat itu kosong, dan hanya bilik paling ujung lah yang nampak terkunci sebagai penanda ada orang di dalam bilik tersebut.

A Long Lost Enemy (Markhyuck)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon