Masa Lalu (15)

462 68 0
                                    

Paginya Adis bangun dengan keadaan bingung, karena seingatnya dia masih tidur didalam mobil semalam. Tetapi, sekarang sudah berada didalam kamar bernuansa klasik dengan beberapa furniture kayu didalamnya.

Adis lalu bangun lalu melihat jam dikamar itu menunjukkan pukul 9 pagi, ia kemudian masuk kekamar mandi untuk mencuci wajahnya agar lebih segar dan lebih sadar. Setelah selesai mencuci wajahnya, Adis lalu keluar kamar dan akhirnya dia menyadari bahwa kamar yang ditempatinya berada di lantai bawah.

Diamati sekali lagi area vila yang disewa ayahnya ini, sekaligus mencari keberadaan orang-orang yang bersama Adis kemarin. Bisa saja keadaan Adis pagi ini seperti dalam film home alone yang mana keluarganya hilang seketika.

Berjalan menyusuri area bawah Adis akhirnya menemukan ibunya dan tante Mira yang sudah berada di area makan dan dapur vila tersebut.

" Eh Adis udah bangun, sini dis sarapan dulu, " sambut tante Mira yang melihat kedatangan Adis.

" iya tante "

" Ayah belum bangun bu? " tanya Adis ketika sudah duduk di kursi samping tante Mira.

" Udah, tadi lagi keluar keliling vila sama Tara, paling bentar lagi balik, belum sarapan juga mereka "

Adis hanya mengangguk lalu menyiapkan nasi kedalam mulutnya. Adis sebenarnya jarang sarapan makanan berat, tapi karna semalam dirinya tidur lebih awal dan melewatkan makan, perutnya saat ini meronta minta diisi pagi ini.

" Wuih..udah pada sarapannya aja nih "

Suara ayah Adis terdengar beberapa saat setelah Adis memakan sarapannya, ayahnya datang bersama dengan Tara yang saat ini sudah duduk didepannya.

" Anak ayah lahap banget makannya , pantesan sekarang berat banget haha," goda ayah Adis pada anaknya.

" Ihh apaan sih yah.. Adis gak berat tau, " jawab Adis kesal karena tiba-tiba ayahnya menyinggung berat badannya.

Lagipula perempuan mana yang tidak kesal saat sedang lahap-lahapnya malah disinggung mengenai berat badan. Iya sih Adis memang merasa badannya akhir-akhir ini sedikit berisi. Tapi kan Adis masih dalam masa pertumbuhan, jadi ya Adis pikir wajar-wajar saja jika badan Adis sedikit berisi.

Ingat hanya sedikit, tidak lebih, tidak kurang.

" Loh tanya aja Tara, kasian dis Tara badannya pegel tuh abis gendong kamu "

Adis yang mendengar itu langsung menatap ke arah Tara yang kini juga menatap kearahnya. Dia pikir ayahnya yang semalam menggendongnya nyata malah Tara.

Tara tidak merasa Adis berat kan saat menggendong nya semalam?

Adis jadi kepikiran kalimat ayahnya tadi, meskipun tidak penting pendapat Tara bagi Adis. tapi tetap saja, jika Tara yang badannya lebih besar dari ayahnya saja merasa berat saat menggendong Adis, berarti Adis benar-benar harus diet saat ini.

" Bener bang? Aku berat waktu abang gendong "

Tara pikir Adis bukan perempuan yang peduli akan masalah berat badan nyatanya sama saja!

Tara jadi serba salah ingin jawab bagaimana sekarang, Tara tentu tau marahnya kaum perempuan jika sudah disinggung masalah berat badan.

" Emm dikit dis, dikitttt banget, enggak kok kalo sampe bikin tangan abang gemeter hehe."

Padahal yang dikatakan Tara kebalikannya. Tangan Tara sempat tremor setelah menggendong Adis masuk kedalam kamar, antara gugup menggendong gadis yang dia suka, atau memang Adis saja yang kelewat berat.

" Tuh kan! Berarti bener aku sekarang gendut! Udahlah aku gak mau makan sekarang! " Adis lalu mendorong piringnya ke depan seolah makanan di piring nya masih tersisa banyak, padahal memang makanan yang berada di piring Adis hanya sisa sesuap saja.

Roda Yang Terhenti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang