Masa Lalu (20)

459 65 0
                                    

Adis segera melempar kan dirinya ke atas kasur saat tiba dikamarnya. Mencoba merenungkan semua hal yang terjadi padanya dengan menatap langit- langit kamarnya berharap mendapat bayangan solusi dari plafon putih gading disana.

Ting!

Suara notifkasi ponsel Adis seolah menjadi jawaban dari renungannya. Salah satu Tangannya mencoba menggapai ponsel yang masih berada dalam tasnya tersebut.

From: Bang tara

Nanti abis isya mau keluar sebentar enggak? Kedepan komplek aja.

To : Bang Tara

Boleh.

Pesan Tara itu bagai angin segar sekaligus menambah kegelisahan hati Adis. Karena mungkin saja, tara akan membahas perihal yang belum terselesaikan antara mereka malam ini.
Dan tentunya tak akan menghindari tara lagi malam ini.

Adis segera bergegas masuk kekamar mandi untuk menyegarkan badannya yang terasa lengket hari ini. Dan istrirahat sebentar, sebelum nantinya pergi bersama Tara.

Disisi lain Tara merasa lega karena akhirnya kesempatan yang selalu gagal dia lakukan, kali ini berhasil dengan Adis yang mengiyakan ajakannya. Dengan begitu, Tara mempunyai kesempatan untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Adis. Kali ini Tara akan sungguh-sungguh berdoa pada tuhan agar tidak ada yang menghalangi acaranya bersama Adis saat ini.

Mohon tuhan untuk kali ini saja beri aku kekuatan untuk menatap matanya..

Mohon tuhan untuk kali ini saja lancarkanlah hariku hari bersamanya - hariku bersamanya..

Lagu yang terdengar dari acara tv yang menampilkan band indonesia yang sedang tampil seolah ikut mendoakan dan menyemangati Tara saat ini.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu Tara saat ini. Dirinya sudah menunggu Adis didepan rumah gadis itu, berdiri dengan khidmat seolah rumah Adis merupakan tiang bendera yang harus dia hormati saat upacara senin pagi.

Malam ini Tara memutuskan untuk pergi berjalan kaki saja kedepan komplek agar waktu mereka lebih lama dan agar terasa romantis seperti tokoh novel klasik yang selalu teman Tara bahas saat dikampus.

Tak menunggu lama, sosok yang dia tunggu mucul keluar dari pintu gerbang rumahnya.

" Jalan ya? Cuma kedepan komplek kok."

Benar kan perasaan Adis dulu! Kalau bersama Tara selalu melatih ketahanan fisiknya. Setelah dulu berjalan kaki, bersepeda, lalu saat ini berjalan kaki lagi. setelahnya, mungkin Adis kan diajak bela diri.

" Iya bang, "

Kemudian keduanya mulai berjalan menuju kearah depan komplek mereka. Adis berjalan dibelakang Tara dengan jarak yang sedikit jauh. Tara yang menyadari bahwa Adis tak berada disampingnya dan malah mengambil jarak lumayan jauh dibelakangnya, seketika menengok kebelakng lalu mendekat kerah Adis.

" Sini! Jauh banget sih..kayak lagi marahan. "

Tara menarik lengan Adis pelan untuk mendekat kesamping tubuhnya, lalu melangkah kembali tanpa melepas genggamannya pada lengan Adis.

Adis yang melihat pergelangan tangannya masih digenggam Tara, sedikit menggoyangkan lengannya berniat mengkode agar Tara melepaskan tangannya segera, sambil menoleh ke kanan kiri melihat sekeliling area komplek.

Bukannya apa, ini masih didalam lingkungan komplek mereka walaupun Adis yakin tdiak ada ynag peduli, tapi tetap saja Adis tak mau tiba-tiba masuk FYP salah satu sosial media yang kadang selalu menjadikan hal-hal berbau romantisme menjadi viral dengan cepat.

" Bang lepas, ih.." ucap Adis akhirnya karena Tara tak mau melepaskan genggamannya.

" Enggak ah! Nanti aja kalo udah sampe, nanti kamu jauhan lagi "

Roda Yang Terhenti Where stories live. Discover now