📌 19. Haaahhh ?

2.2K 198 14
                                    

[Geraldy POV]
🔖

Urusan kantor emang sering jadi alasan utama Vertigo yang gue rasain selain alergi yang gue punya. Udah sebulanan ini masalah demi masalah muncul, gue lebih sering emosi dan marah-marah sama hal kecil yang gue gak bisa tahan.

Gue makin ngerasain apa yang Marko maksud, bener kata dia kalau Fey takut sama gue. Gesturnya gak bisa bohong. Dari cara dia gak pernah bisa natap mata gue dan selalu nurut seolah gak mau bikin gue bete udah keliatan.

Tapi setakut-takutnya dia ke gue, dia perhatian.
Beberapa hari belakangan ini emang Fey sering merhatiin gue, gue gak buta. Gue sering banget mergokin Fey liat ke arah mobil gue di parkiran. Bukannya gue pede. Tapi gue parkir gak pernah di satu tempat yang sama. Dan mata Fey selalu mengarah ke mobil gue tiap dia nungguin busnya.

Terus omongan singkatnya.

"Pak Gerald cepet sembuh" "Pak, dihabisin makanannya ya" "Pak, Obatnya jangan lupa diminum" "Pak, biar Fey yang bawa tasnya" nadanya bicara dia pun tulus dan gak nyari muka, padahal gue gak pernah ladenin omongannya sekalipun. dan itu baru gue sadarin jelas pas kemarin Marko ngomong panjang lebar soal asisten baru gue itu.

Dari semenjak kemarin, gue jadi gak bisa berhenti perhatiin dia. Gerak geriknya. Wajahnya. Muka worriednya. Cara dia jalan. Cara dia makan, omongan Marko satu persatu bisa gue buktiin jelas, semuanya dalam waktu singkat ini. Entah kenapa moment gue sama dia keputar lagi di otak gue, sengaja atau nggak sengaja.

Urusan kantor 2 minggu ini emang bikin gue nepis pikiran soal Fey, tapi pagi ini lain. Fokus gue gak bisa berhenti soal dia setiap detik setiap menit. Pikiran gue penuh sama dia, sebisa mungkin gue distract otak gue ke layar laptop. Tapi tetep gak bisa. Pikiran gue cuma ada dia.

Ada Fey.
Ada asisten baru yang gemes ini.

****

[Qaizz_ POV]

Pukul 17.02
Guangzhou, Tiongkok
🔖

Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari 5 jam akhirnya mereka berdua sampai di tujuan. Jadwal pertama adalah menghadiri sebuah pesta yang sudah disiapkan sebagai acara pembuka dari sekian rentetan event yang dijadwalkan seminggu ini. Worldclass Footwear Manufacturer selaku tuan rumah telah mengundang lebih dari 50 orang perwakilan dari beberapa negara Asia untuk berkumpul dalam satu Ballroom Hotel yang tak jauh dari Airport.

Fey langsung disambut oleh Liu seorang supir dan Ming private tour guide yang mengurus perjalanan mereka selama disana. Ini suatu hal yang baru baginya. Fey baru tau ternyata Gerald fasih sekali berbahasa mandarin. Fey hanya bisa mendengar dan tersenyum menyapa mereka berdua saat Gerald sesekali berbincang disepanjang perjalanan dari Airport menuju hotel.

****

Pukul 18.02
Lobby hotel
🔖

"Capek Fey ?" Tanya Gerald pada Fey yang sedari tadi diam.

"Sedikit pak." perasaan Fey tak bisa diungkapkan dengan kata apapun. Ia benar-benar merasa kecil disini. Semuanya baru dan membuatnya kikuk. Beruntung Gerald bersikap baik dan ramah. Kepanikannya bisa sedikit banyak diredam.

Fey dan Gerald duduk di lobby hotel menunggu Ming yang sedang mengurus check in untuk mereka.
.
.

"Gerry ? Lo kapan nyampe ?" Seseorang lelaki menyapa Gerald yang disambutnya hangat dengan pelukan. Fey ikut berdiri canggung di hadapan mereka berdua.

"Barusan. Lo sendiri ?" Kini Gerald yang balas bertanya.

"Gue dari kemaren. Biar gak terlalu cape..."
"....sama siapa lo ?" 

MY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang