Bab 1

30.3K 455 11
                                    


Dengan tatapan datarnya Lily menatap sepasang manusia yang berjalan keluar dari ruangannya sambil bergandengan tangan. Terang-terangan Lily berdecis sinis.

Rasa sakit hati itu sudah hilang, sepenuhnya terganti oleh dendam. Ternyata bukan hanya masalah anak yang membuatnya digugat cerai, akan tetapi lelaki itu selingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, yang tak lain juga teman yang sudah Lily kenal dengan baik.

Kini tatapan Lily beralih pada bungkusan makanan yang ada di atas meja. Dari logo yang terlihat dari bungkusnya Lily tahu jika makanan itu dipesan di salah satu restoran kesukaanya. Dengan kasar Lily meraihnya lalu berjalan ke arah pojok ruangan, terdapat tempat sampah disana. Tangannya sudah bersiap membuang makanan itu tapi ia malah menggenggamnya terlalu kuat.

****

Lily sudah membunyikan klakson mobilnya beberapa kali tapi gerbang rumah tak kunjung dibukakan.

Cukup lama ia menunggu, sampai saat kesabarannya mulai habis Lily memilih turun dan membuka gerbang rumahnya sendiri. Ia menatap pos penjaga yang kosong, kemana Dimas? Tumben sekali penjaga rumahnya itu tidak ada di tempat.

"Sialan, berat juga" Lily mendorong gerbang dengan kekuatan penuh, ia tak menyangka gerbang rumahnya akan seberat ini.

Sampai sesaat kemudian Lily melihat orang yang ia cari muncul dari samping rumah, berlari menghampirinya.

"Maaf Bu Lily" Lily sedikit menyingkir, satpam rumahnya dengan mudah membuka gerbang yang baru sedikit Lily buka hanya menggunakan satu tangan, sedangkan tangan yang lainnya digunakan untuk menggendong seorang anak perempuan yang terlihat sedang menangis.

"Anak siapa, Dimas?" Tanya Lily, memperhatikan gadis kecil dalam gendongan Dimas yang terlihat ketakutan.

"Ini anak saya yang pernah saya ceritakan, saya mohon izin untuk membawa anak saya tinggal disini"

Lily mengangguk mengerti mendengarnya. Sebelumnya Dimas memang sempat berbicara perihal itu dan Lily sendiri tak masalah jika Dimas membawa serta putrinya untuk tinggal di sini.

Lily menatap anak itu, lalu tersenyum kecil saat gadis kecil itu terlihat malu-malu menatapnya. Lily teringat sesuatu, ia mengambil bungkus makanan yang tidak jadi ia buang lalu ia berikan pada anak Dimas. Karena untuk Lily, pantang baginya membuang-buang makanan sekalipun ia tak menyukai makanan tersebut.

"Ini untuk anakmu" Lily menyerahkan bungkusan makanan pemberian sang mantan suami kepada Dimas.

"Terimakasih, Bu Lily. Dan terimakasih juga sudah mengizinkan saya membawa putri saya tinggal disini" ucap Dimas. Karena majikannya itu mau meminjamkan pavilliun belakang yang untuk Dimas. Dimas tak perlu lagi menitipkan putrinya pada keluarga mendiang sang istri hingga kini ia bisa selalu dekat dengan putrinya.

Lily hanya mengangguk singkat lalu memilih segera masuk.

***

Lily duduk di depan meja rias sambil menghapus riasannya menggunakan kapas yang sudah ia beri pembersih wajah. Ia menatap pantulan wajahnya yang sudah polos dicermin. Enam bulan terakhir adalah salah satu waktu terberat untuk Lily. Enam bulan lalu, saat pernikahannya masuk tahun ke empat, ia dicerikan karena dianggap tak bisa memberikan keturunan. Awalnya Lily pasrah saja, menerima keputusan yang diambil sang mantan karena itu semua juga kerena desakan dari pihak mantan suaminya.

Tapi, selang tiga bulan setelah ia resmi bercerai, mantan suaminya itu datang menemuinya. Dengan tujuan membutuhkan jasanya sebagai perancang busana, minta dibuatkan gaun pernikahan untuk calon istrinya.

Belakangan ini barulah Lily ketahui, bahwa sebelum pernikahan mereka berakhir mantan suaminya itu sudah menjalin hubungan dengan rekan kerjanya sendiri.

Crazy Over YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora