6

793 148 22
                                    

Suno sadar, kekurangannya membuat dia seperti terkurung dalam sangkar.

Sunoo tau yuna berusaha keras melindunginya dari orang-orang jahat diluar sana. Adiknya memang selalu baik dari dulu, sunoo bahkan merasa tidak pantas dipanggil kakak. Ia tak pernah memberikan yuna sesuatu yang seharusnya seorang kakak beri. Malah yuna yang memberikan itu semua.

Sunoo pernah mendapati yuna bertengkar dulu saat SMA Karna temen-temannya menghina yuna memiliki kakak yg buta. Sepulang nya yuna sekolah, yuna memasak dengan menahan tangisnya bahkan ketika sunoo bertanya ini itu yuna akan menjawab sambil menahan isakannya. Sunoo tau itu semua.

Semilir angin sore menerpa wajah sunoo,Semakin membuat sunoo tenggelam dalam pemikirannya.

Saat ini sunoo sedang duduk di danau seperti biasa. Bedanya sekarang dia sendirian. Beberapa hari ini sunghoon tak datang untuk ikut menikmati senja bersamanya.

Yah mungkin setelah mengetahui bahwa dia buta, sunghoon jadi tidak mau berteman dengannya. Tidak apa-apa, sunoo rasa tindakan sunghoon manusiawi. Memangnya ada yang mau berteman dengan orang cacat?

Hanya menjadi beban saja.

"What was i made for.." kembali sunoo menggumamkan lagu yang selalu ia dengar.

Suno berfikir, kalau tidak bisa melihat jadi untuk apa ia lahir di dunia? Apa yang harus ia lakukan di sini? Selama ini ia bergantung pada adiknya. Ia rindu melihat dunia.

Saat sunoo tenggelam dalam pemikiran sedihnya, seorang pemuda datang dan berdiri di depannya.

"Permisi kak, atas nama kim sunoo, benar?"

"Iya, siapa ya? Maaf kak saya gak bisa melihat" sunoo bingung akan kehadiran seseorang yang tiba-tiba.

"Ini kak ada kiriman bunga untuk kak sunoo"

Suno mengerutkan alisnya,Apa mungkin salah orang? Sunoo tidak pernah sekalipun memesan apapun, sunoo tidak tau caranya.

"Uhm.. kayaknya salah orang kak, saya gak memesan apapun"

"Saya hanya mengantarkan pesanan kak, dan penerima pesanan bunga ini atas nama kim sunoo" jelas pemuda yang mengantarkan bunga

Sunoo semakin dibuat bingung, siapa yang membelikan dia bunga? Yuna? Sangat tidak mungkin. Tapi kalau menebak yang lain, sunoo juga gk tau. Sunoo hanya punya yuna.

Sunoo menjulurkan tangannya ke depan, dan pemuda pengantar bunga pun segera memberikan bunganya.

"Siapa yang jadi pengirimnya?" Tanya sunoo

Sunoo tidak tau ini bunga jenis apa, ketika sunoo mendekatkan bunga itu pada hidungnya, kentara sekali bau bunganya sangat harum dan cenderung lembut.

"Maaf kak, Customer nya ingin menjaga privasi"

Sebenarnya siapa yang mengirimkan dia bunga sampai harus diam-diam seperti ini.

"Kalau gitu ini bunga apa? Baunya lembut" tanya sunoo

"Itu bunga daisy merah, maknanya cinta dalam diam, kecantikan, dan kesederhanaan" jelas pemuda itu

Senyum sunoo mengembang seiring ia mencium bau harum bunga daisy merah di tangannya.

"Ternyata masih ada orang baik didunia ini"

"Makasih ya kak, nama kakaknya siapa?"

"shim jake, kebetulan saya pemilik toko bunganya. Toko saya ada di sebrang danau. Kapan-kapan boleh  mampir" tawar florist jake sambil mengambil tempat duduk di sebelah sunoo.

Dengan senyum yang tak luntur dari birai nya, sunoo menjawab "walau aku enggak beli bunganya, aku boleh mampir?"

Jake pun tertawa mendengar penuturan polos pelanggannya.

sparks [SungSun]Where stories live. Discover now