Penolong!

13 3 0
                                    


JANGAN LUPA UNTUK BERI DUKUNGAN KALIAN DENGAN CARA KLIK BINTANG DI POJOK KIRI!

DAN HAPPY READING!

.

.

.

"Dari jauh aku resah, dari dekat pun aku semakin resah, ya Allah jaga semuanya! aku tidak mau tersesat dengan tipu belaka setan."

-Senja Fathia Pelangi-

.

.

o0o


Esok hari yang begitu cerah ini Samudra terbangun dengan mata yang menyipit akibat silau dengan cahaya matahari yang menyorot tepat pada matanya, dia bangun dari tidurnya dan bersender di kepala ranjang sambil memijit pelan pelipisnya.

"Lo udah bangun?"

Dia tersentak kaget dengan suara Dafa yang tiba tiba terdengar, lalu dia menatap pria berkaca mata itu dengan wajah datarnya.

"Bangun, mandi, pakai seragam dan turun ke bawah!" ujar Dafa dengan cepat.

"Kenapa lo gak anterin gue kerumah gue aja," ujar Samudra dengan nada lemah.

Dafa menghela nafasnya kasar, "Gue gak mau lo jadi samsak bokap lo karena tahu lo mabuk Sam, udah jangan banyak tanya, ikuti ucapan gue tadi!" jawabnya dengan berbalik dan menutup pintu kamar tamu yang sering sekali di pakai oleh teman temannya kalau menginap. Ralat kamar ini mungkin sudah menjadi kamar Samudra Karena Samudra lah yang sering sekali menginap di rumahnya.

Melihat Dafa yang pergi, Samudra pun beranjak dari duduknya dengan tubuh sedikit sempoyongan, mungkin efek alcohol malam tadi masih ada di tubuhnya, bahkan kepalanya pun begitu pening.

Sebelum masuk kedalam kamar mandi dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, ah masih pagi tapi kenapa temannya itu malah membangunkannya. Menyebalkan memang.

Di dalam kamar mandi, dia mengguyur semua tubuhnya dengan air yang dingin, pikirannnya langsung rileks dengan rasa pening yang perlahan mulai hilang, dia begitu menyukai air dingin karena hanya dengan air dingin dia bisa tenang.

Hampir 20 menit dia mandi, akhirnya dia keluar dari kamar mandi dengan seragamnya yang sudah lengkap ia pakai di kamar mandi, sebelum keluar dia mengeringkan sebentar rambutnya lalu pergi meninggalkan kamar.

Dia berjalan menuruni anak tangga dengan kedua tangan yang dia simpan di kedua saku celananya, di bawah dia dapat melihat sahabatnya Dafa yang tengah duduk di sofa ruang tamu bersama ibunya.

"Daf," panggil Samudra yang mengagetkan Dafa.

"Udah? Mau langsung berangkat atau lo mau makan dulu?" tanya Dafa.

"Berangkat," jawab Samudra dengan cepat.

"Gak mau makan dulu?" tanya Ibu Dafa dengan lembut.

"Gak Tan, mau langsung berangkat aja," jawab Samudra dengan senyuman tipisnya.

"Ya udah, mau di bekali aja gimana?"

"Enggak," jawab Samudra menggelengkan kepalaanya.

"Udahlah Mah, dia emang keras kepala," ujar Dafa dengan terkekeh pelan.

Samudra dan SenjaWhere stories live. Discover now