Foolish Love • 003

123 16 4
                                    

Mahesa menarik napas panjang sembari mengusap keringat yang membanjiri keningnya. Saat ini kelas 11 MIPA - 1 sedang memasuki pelajaran olahraga. Guru mereka, Pak Danu menyuruh mereka untuk berlari mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak lima kali. Mahesa yang memang tak pernah terlalu menyukai olahraga, tentu saja harus membakar banyak tenaga. Seperti anak-anak kelasnya yang lain, yang memang terbiasa belajar daripada bergerak di bawah matahari, mereka semua kelelahan. Ya, kecuali Mika yang saat ini bahkan malah berlari di tempat. Padahal mereka baru saja menyelesaikan lari mengelilingi lapangan.

Nadira menatap Mika yang masih begitu bersemangat dengan tatapan tak percaya, "gimana bisa lo tetep ada tenaga abis lari keliling lapangan?" tanya gadis itu.

Mika tersenyum dan duduk di samping Nadira yang saat ini sedang mengusap wajahnya dengan handuk kecil. "Kayaknya kebiasaan deh. Soalnya dari kecil gue udah hobi banget loncat-loncat. Kata bokap gue, gue dulu tuh susah banget dijagain, lengah dikit bisa heboh satu rumah nyariin," ucap Mika.

Nadira mengangguk paham dan kemudian menawarkan air mineral kepada Mika. Mika, dengan senang hati ia menerimanya dan langsung menegak air tersebut. Nadira menoleh dan mendapati banyak teman-teman sekelas mereka yang juga kelelahan.

"Ayo, bangun! Jangan lemah! Kalian itu anak-anak paling pintar di angkatan kalian. Mana semangat kalian?" ucap Pak Danu menatap para murid.

"Pak, capek. Istirahat bentar," balas seorang murid dengan napas tersengal-sengal. Pak Danu menggeleng kecil dan kemudian menjawab, "enggak ada. Kalian kira cuma gara-gara kalian murid kelas unggulan, kalian bisa dapet kelonggaran dari saya? Murid kelas lain aja abis keliling lapangan masih sanggup buat push up sama sit up. Ayo, bangun!"

Mika berdiri dan kemudian mengulurkan tangannya kepada Nadira yang tentu saja diterima gadis itu. Kini semua murid sudah berdiri dengan ogah-ogahan.

"Sekarang, saya tanya sama kalian. Apakah ada olahraga yang kalian mainkan selain belajar? Saya tau, kalian itu murid kelas unggulan yang pasti kerjaannya cuma belajar dan belajar aja. Hidup itu harus seimbang, belajar boleh, berolahraga juga harus. Ingat, kalo kalian sakit, kalian enggak bisa belajar. Kunci tubuh sehat, selain makanan sehat ya rutin olahraga," ucap Pak Danu.

Mika mengangkat tangannya, "ya, kamu?" tanya Pak Danu. Mika menjawab, "saya suka basket, trus kadang juga lari sama renang, Pak."

Pak Danu terkesan, "bagus juga. Keliatan sih, kamu auranya positif begitu. Bagus, teruskan itu. Yang lain, bagaimana?"

Para murid lain terlihat enggan, "kalian tuli apa bagaimana? Masa ditanya enggak jawab!" ucap Pak Danu.

Nadira bersuara pelan, "saya kadang-kadang suka renang, Pak. Cuma enggak sering, mungkin cuma seminggu sekali." Pak Danu masih bisa mendengar apa yang dikatakan Nadira. Ia langsung mengatakan pada Nadira agar lebih sering olahraga agar staminanya lebih bagus.

"Saya kadang-kadang push up, Pak."

"Zumba, Pak."

"Sebulan sekali main bola, Pak."

Begitulah beberapa jawaban murid lain. Pak Danu mengangguk dan kemudian menatap Mahesa. Ia kenal Mahesa karena sering bolak-balik ruang guru untuk urusan olimpiade. "Kamu! Olahraga apa yang kadang kamu lakuin?" tanyanya kepada Mahesa.

Para murid menatap Mahesa penasaran. Enggan, Mahesa pun menjawab, "tidak ada."

"Kamu ini cowok, masa enggak olahraga sih? Apa aja yang kamu kerjain selama ini? Belajar?" balas Pak Danu terdengar menyindir. Mahesa yang mendengar itu terlihat menahan kekesalannya. Ia bahkan menatap Pak Danu dengan tatapan tajam dan tangannya yang terkepal.

[END] Foolish Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang