BAB 7

278 37 3
                                    

Tandai typo readers
Happy reading
***

Setelah sekian lama kesibukanku hanya berfokus di rumah, hari ini aku akan berjalan-jalan di luar rumah. Sebenarnya ini agenda mendadak, ajakan dari salah satu teman kuliahku dulu.

Sekali lagi aku memperhatikan penampilanku, baju santai namun masih oke jika di kenakan jalan-jalan ke tempat apapun. Kemeja crop top berwarna biru di padukan celana kulot berwarna cream. Polesan make up tipis. Oke, perfect.

Dering ponselku terdengar nyaring, segera aku mengambilnya yang tergeletak di atas kasur bersama beberapa pakaian yang sempat ku keluarkan tadi.

"Hallo Nad," sapaku pada si penelepon.

"Udah siap? Gue otw jemput nih."

Aku melirik jam tangan di pergelangan tangan kiri ku. Oh ternyata sudah jam tiga sore toh. Tak terasa satu jam sudah berlalu yang ku gunakan untuk bersiap-siap. Soalnya jarang keluar jadi emang perlu persiapan yang lama nentuin bajunya.

"Tentu udah dong. Gue sharelock alamatnya ya." Aku membuka aplikasi chatan, dan segera mengirimkan lokasi rumah ini pada Nadia–teman kuliahku dulu. "Udah tuh, kabarin kalau udah sampe depan," sambungku kembali berbicara di telepon.

"Suami Lo ada di rumah? Kalau ada sekalian deh gue izin mau bawa lo jalan-jalan."

Oh iya. Aku baru ingat, belum izin sama Mas Gian. Aduh ini di izinin nggak ya?

"Eh gue belum izin sama suami. Untung Lo ingetin," kataku.

"Heh, izin dulu sana. Gue nggak mau ya ngajak jalan istri orang tanpa izin suaminya. Walaupun gue cewe ya," ujar Nadia di seberang telepon.

"Yaudah gue nelpon suami dulu, ntar gue kabarin lagi deh."

"Yaudah. Gue tunggu," jawab Nadia. Setelahnya ia mematikan sambungan telepon.

Beralih ke aplikasi kontak, aku segera menekan tombol panggil pada nomor Mas Gian. Hingga dering ketiga panggilanku di terima.

"Halo, kenapa Mia?"

Aku berdehem sejenak. "Mia mau keluar sama teman kuliah, mas izinin nggak?" Tanyaku to the point.

"Sampe jam berapa keluarnya?"

"Kemungkinan nggak sampe jam tujuh malam udah pulang," jawabku.

"Yaudah boleh. Tapi inget janjinya sebelum jam tujuh udah pulang."

Aku tersenyum senang mendapat izin mas Gian.

"Oke. Mia akan tepati janji," ucapku semangat.

Terdengar suara tawa pelan mas Gian dari seberang telepon. "Hati-hati ya. Ingetin temannya jangan ngebut kalau bawa kendaraan."

"Siap laksanakan. Makan malam buat mas udah aku siapin ya, nanti kalau mau yang hangat di panasin lagi. Oke mas?"

"Iya. Mas tutup ya teleponnya, mau lanjut kerja lagi."

Aku melirik jam di pergelangan tangan kiri ku. Aku meringis pelan, ternyata masih jam kerja yang lagi sibuk-sibuknya nih di perusahaannya mas Gian.

"Yaudah, mas semangat ya kerjanya. Nanti aku beliin kue kesukaan mas Gian deh," ujarku.

"Iya."

Setelah mendengar balasan mas Gian dan aku mengucapkan salam, panggilan di akhiri.

Aku mengabari Nadia kalau diriku sudah mendapat izin dari mas Gian. Sekarang tinggal menunggu kedatangan temanku itu di teras depan rumah.

Look Like A Normal HusbandWhere stories live. Discover now