36. Target

95 14 0
                                    

"Dimana dia? Dimana dia?" Teriak Bisma pada semua orang.

"Semalam, ruangan Bu Sundari dirampok juga kami menemukan mobil Sundari yang kosong dijalan. Ban belakang tertembak dan beberapa orang terluka. Sudah dipastikan Bu Sundari juga hilang bersama Jelita."

"Apa? Bagaimana bisa? Cek CCTV!" Perintah Bisma.

"CCTV semalam rusak, bukan hanya CCTV sekolah tapi seluruh area di sekitar sekolah juga." Jawab salah satu orang disana.

Bisma terdiam dan mengepalkan tangannya begitu kesal. Jadi semuanya telah direncanakan? Oleh siapa? Bisma menjambak rambutnya dan memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini. Sudah dipastikan mereka ditargetkan oleh seseorang.

"Arghttt... Sialan!"

🔎🔎🔎

"Sepertinya Bisma akan marah besar!" Aqila melihat tumpukan dokumen di meja.

"Sudah dipastikan! Semua ini adalah daftar anak yang terlihat juga dari mana obat-obatan itu diedarkan. Kita akan tangkap mereka tapi akan sulit jika ketua umum kepolisian juga ikut didalamnya. Kita butuh sesuatu untuk dia keluar dari sarang. Sebuah pemicu! Pramudya memiliki dua anak, anak pertama Bisma dan anak kedua adalah Tiara. Bisma, kamu bisa menanganinya?" Tanya Rendra pada Aqila.

"Serahkan pada kami, saya, Dareen, dan Radi yang akan menyelesaikannya."

"Bagus, Tiara akan diurus agent lain. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan bukan? Tangkap dia seperti tikus!" Rendra tersenyum melihat nama-nama di dokumen milik Sundari.

Tinggal kepala tikus yang perlu mereka tangkap dan semuanya akan selesai. Aqila mengangguk kepalanya, Bisma adalah target selanjutnya!

🔎🔎🔎

"Kenapa nggak pakai make up tebal lagi?" Tanya Dareen memperhatikan Aqila yang sedang berdandan.

"Dulu saya pakai agar Bhumi, Radi, dan anda tidak mengenali saya juga untuk terlihat seperti anak nakal. Tapi sepertinya hal itu tidak bekerja. Kalian sudah tahu dan saya butuh make up tipis saja. Saya lihat Bisma lebih tertarik saya yang seperti ini!" Aqila tersenyum di depan cermin.

Dareen meneliti tiap inci wajah Aqila dan tersenyum dibuatnya. Gadisnya memang cantik bila seperti sekarang ini. Dia tidak perlu make up tebal, kecantikan alaminya tertutupi oleh make-up itu. Dia juga suja wajah Aqila yang apa adanya apalagi saat bangun tidur. Dareen mendekat dan mencium pipi Aqila yang mengembang.

"Excel!"

"Lo cantik sih! Jangan nakal saat bermain dengan Bisma atau malam ini gue bakal buat lo menikmati hukuman!"

"Ck... Bukankah kita sudah sepakat?"

"Iya tapi kalau gini mana bisa gue lepasin lo ke bajingan kayak Bisma. Dia playboy, dia juga sering keluar masuk bar, lo tahu apa yang dilakukan anak SMA itu?"

"Saya paham! Pergaulan anak zaman sekarang sangat buruk! Mereka sudah seperti orang dewasa malah orang dewasa yang seperti anak-anak sekarang. Saya tidak akan membiarkan Bisma bermain terlalu jauh. Dia bukan tipe saya!" Aqila berdiri dan menyentuh rahang Dareen.

"Hmmm... Jadi apa tipe lo?" Tanya Dareen memegangi pinggang Aqila.

"Kuat, tampan, sedikit gila, juga menyenangkan!"

"Ohhh... Apa gue termasuk?"

"Anda merasa atau tidak?" Aqila mengalungkan tangannya di leher Dareen.

Dareen menatap Aqila yang selalu membuatnya damai, mata yang sering kali menenangkannya saat dia marah. Mata Dareen jatuh di bibir Aqila. Dia menatapnya lama dan mendekatkan wajahnya pada gadis yang sangat disukainya ini.

"Boleh?" Tanya Dareen.

"Tumben tanya!"

"Gue sudah janji!"

"Boleh!"

Dareen tersenyum dan mencium bibir Aqila. Ini akan jadi candunya yang tidak terbantahkan.

🔎🔎🔎

"Lo perlu move on!" Radi menghembuskan asap ke udara.

"Hah... Gue nggak bisa! Tapi gue bikin dia terus jauh dari gue!" Bhumi meratapi segala kesalahan yang dia perbuat.

Harusnya dia tidak membuat Aqila menjauh darinya. Sekarang sepertinya semuanya sudah sangat terlambat untuk dia sadar bahwa dia salah. Kenapa dia tidak bisa seperti Dareen? Apa yang bisa Dareen lakukan dan dia tidak bisa? Apakah dia harus menjadi agent mata-mata juga? Apakah dengan begitu dia akan menjadi dekat dengan Aqila?

"Cukup! Daripada lo sakit hati! Mending kita nanti pergi ke tempat biasa."

Plakkkk...

"Siapa ini? Kamu selingkuh dari aku?" Teriak Aqila membahana.

Semua anak melihat ke arah mereka tanpa terkecuali termasuk Bhumi dan Radi. Radi tersenyum melihat tingkah mereka. Akting mereka sangat mendalami mungkin orang-orang akan percaya jika mereka akan putus.

"Bukan! Aku nggak kenal sama dia?" Tunjuk Dareen pada foto di tangan Aqila.

"Masa? Aku nggak percaya, terus kenapa kamu malah bermesraan sama dia? Lihat dia cium kamu!" Tunjuk Aqila pada foto palsu yang mereka buat semalam.

Itu foto dirinya dan Dareen yang dibantu Rendra.

"Dia bohong! Foto itu bohong! Dengarkan aku, kami nggak ada hubungan apapun Lily!" Dareen memegangi pundak Aqila.

"Hiskkk... Kita putus! Aku nggak bisa percaya sama kamu! Bukti ini udah jelas! Aku benci sama kamu, Dareen!" Aqila mendorong tubuh Dareen dan pergi.

Dareen menutup wajahnya dan menunduk dalam. Apakah akting mereka berhasil? Bhumi berdiri dan berniat untuk mengejar Aqila. Mungkin ini kesempatan dia untuk membantu Aqila dalam masa-masa seperti ini.

"Jangan ikut campur! Kalau lo mau move on, biarin dia! Lo suka kan sama Lily? Tapi jangan dia! Dia mantan temen lo!" Radi masih menyembunyikan apa yang dia tahu dari Bhumi.

Dia tidak ingin Bhumi menggangu rencana besar mereka. Jika Bhumi ikut campur, dia akan sulit mendapatkan uang nantinya.

"Hah... Tapi..."

"Diam!" Radi menatap tajam Bhumi yang kebingungan.

Dia tidak bisa melihat Aqila menangis. Dia tidak bisa.

🔎🔎🔎

"Hiskkk... Hiskkkk..."

"Hah, kenapa?" Tanya Bisma duduk di sebelah Aqila.

"Hiskkk... Pergi! Gue mau sendiri!" Teriak Aqila marah.

Bisma menatap langit dan Aqila bergantian. Gadis disebelahnya memang sedang menangis. Dia tidak tahu apa yang terjadi tapi sepertinya hubungannya dan Dareen menjadi buruk dan Bisma sangat suka itu. Bisma mendekat dan merangkul bahu Aqila untuk dipeluknya.

"Lo boleh nangis keras! Gue tahu lo baru aja putus! Lo bisa tuangin semua rasa sakit lo sama gue!" Bisma mengusap bahu Aqila.

"Hiskkk... Dia selingkuh! Hiskkk..." Aqila memeluk Bisma dan bersembunyi di dada laki-laki itu.

"Selingkuh?" Bisma mengepalkan tangannya dan melihat Aqila begitu kasian.

Dia tidak akan membiarkan siapapun melukai wanita cantik ini! Dia akan membuat perhitungan dengan Dareen nanti. Aqila tidak bisa menangis seperti ini. Siapapun yang melakukannya dia akan membunuhnya!

🔎🔎🔎

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Agent House ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang