tiga bulan

87 5 0
                                    

Seperti biasa, hari Senin datang lebih awal dari perkiraan. Seluruh siswa SMA Pancasila berlarian menuju lapangan utama karena upacara bendera akan segera dimulai. Beda halnya dengan lima lelaki yang berjalan santai di koridor SMA sambil bercanda ria.

"Gaes, adik kelas kita besok ada kemah. Kalian mau liat nggak?"

"Alah Do, bilang aja kalo lo mau caper ke Viny"

Aldo Barreto, nama pria yang bertanya kepada sahabatnya itu cengengesan tidak jelas. Ternyata niatnya sudah diketahui oleh Bryan Adrik.

"Tau aja lo"

Angga Putra mengalihkan pandangannya ke arah Kevinandra Laksamana.

"Lo ikut kan Vin?" tanyanya kepada Kevin.

"Pasti ikutlah kan ada ayang beb Lica" tawa mereka pun pecah.

"Kayaknya gue nggak pernah liat deh lo sama Lica jalan lagi, kalian lagi ada masalah?" ditanya serius oleh Alaska Ocean, Kevin hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Setelah pembicaraan singkat, mereka terus bercanda. Lain halnya dengan Kevin, entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada seseorang.

Sudah hampir sebulan ini, Kevin men-stalk segala informasi tentangnya. Kevin juga bingung dengan perasaannya terhadap orang yang tiga bulan lalu menjadi pelabuhan hatinya, yang seiring berjalannya waktu bukan semakin tumbuh namun, malah semakin runtuh.

°°°

Upacara bendera sudah berakhir sejak 10 menit yang lalu. Siswa-siswi sudah mulai memasuki kelasnya masing-masing. Namun, ada beberapa siswa-siswi yang melipir ke area sekolah seperti, Lica Lorensa dan Saqueile Aluna yang berada di kamar mandi.

"Ca, hubungan lo sama Kevin gimana?" tanya Aluna penasaran.

Lica yang sedang memperbaiki pakaiannya menoleh ke arah Aluna "apanya yang gimana Na?"

Mendengar jawaban dari Lica membuat Aluna geram "iih caa, lo sama Kevin nggak pernah ngedate bareng lagi nih. Nah kalian lagi ada masalah atau gimana?"

"Oh, makanya kalau ngomong yang jelas Na" jawabnya sambil mencubit kedua pipi Aluna.

Bukannya menjawab pertanyaan Aluna, Lica malah pergi meninggalkan Aluna di kamar mandi. Hal itu membuat Aluna melongo di tempat.

"Sabar Na, sabar. Orang sabar jodohnya ganteng"

Setelah mengatur napas dan emosinya, Aluna keluar dari kamar mandi menuju kelas.

Saat di lorong kelas 11 tanpa sengaja Aluna bertemu dengan Kevin, pacar dari sahabatnya. Tanpa basa-basi, Aluna langsung menghampiri Kevin. Lebih baik ia menanyakan langsung kepada orang yang waras daripada sama sahabat lemotnya.

"Vin!"

Kevin yang sedang sibuk main hp sambil berjalan langsung mendongakkan kepalanya. Matanya tak berhenti menatap. Jantungnya serasa dipompa lebih cepat.

"Vin! Lo budeg ya?" ucap Aluna sambil menggoyangkan bahu Kevin.

Kevin tersadar "e-ee iya, ada apa Ni?"

"Bentar-bentar, lo manggil gue Ni? Emang gue Nini lo?" Aluna tertawa dengan panggilan baru dari Kevin. Emangnya Aluna udah tua, sampai dipanggil Nini?

Melihat orang didepannya tertawa lepas, jantungnya semakin tak aman. Senyuman kecil ikut terbit di bibir tebal Kevin.

"Aduh, perut gue sakit ketawa terus"

"Ada apa Ni manggil gue?" lama-lama dengan Aluna membuat jantungnya tak aman, hal ini membuat Kevin membahas tujuan Aluna memanggilnya.

Kemudian Aluna merubah ekspresinya menjadi serius "gue mau nanya soal hubungan lo sama Lica. Kalian lagi ada masalah?"

Kevin mengangkat sebelah alisnya, dia tidak tau apa maksud dari pertanyaan Aluna.

"Gini Vin, udah tiga bulan hubungan lo sama Lica berjalan. Awal-awal kalian romantis banget tapi, semakin ke sini gue suka liat Lica sedih, murung kayak ada sesuatu yang dia sembunyiin dari gue. Dan gue berprasangka kalo ini tentang hubungan kalian yang lagi nggak baik-baik aja. Sebenernya ada masalah apa di antara kalian? Siapa tau gue bisa bantu"

Mendengar penjelasan dari Aluna, Kevin tambah bimbang dengan perasaannya. Setiap dekat dengan Lica, tak ada rasa senang seperti waktu dulu saat dia menyatakan cinta ke Lica.

Melihat keterdiaman Kevin, Aluna semakin yakin bahwa ada sesuatu di antara mereka.

"Vin ayo cerita, siapa tau gue bisa bantu"

"I-ini Ni, gue nggak bisa cerita sekarang. Tapi next time gue bakal ceritain semuanya ke lo"

Aluna pun mengangguk, mungkin butuh waktu untuk Kevin bisa bercerita.

"Yaudah, gue ke kelas dulu. Kalau ada apa-apa kabarin gue, sekalian mau titip salam ke Lica nggak nih?" Goda Aluna sambil menarik turunkan alisnya.

Kevin hanya menjawab dengan gelengan kepala. Kemudian berlalu pergi, Aluna benar-benar bingung. Kenapa hubungan Lica dengan Kevin bisa jadi se-dingin ini?

LICAWhere stories live. Discover now