XI. Desa Roh

72 35 0
                                    

Yuè dú shì yí gè hăo xí guàn.

•••

Setelah memasuki pintu besar itu, kami pun akhirnya menginjakkan kaki di Desa Roh.

Kedua mataku sekarang benar-benar sedang terhipnotis oleh keindahan dibalik pintu besar yang muncul karena kekuatan Sang Guardian.

Jika aku boleh menangis, mungkin aku akan menangis, tapi aku tidak ingin menangis di depan banyak orang sekarang.

Mungkin terdengar sedikit berlebihan jika di bumi aku menangis hanya karena melihat pemandangan alam.

Namun ini benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan pemandangan alam di bumi.

Aku tau di bumi memang banyak pemandangan menyenangkan dan menenangkan untuk merileksasi diri kita yang lelah dengan keadaan ataupun lelah atas pekerjaan monoton sehari-sehari.

Tapi sekali lagi akan ku-ucapkan bahwa pemandangan yang kali ini kulihat benar-benar tidak pernah kulihat di Bumi secara langsung ataupun internet.

Bulan purnama yang menerangi langit malam, dan bintang-bintang yang menghiasi langit malam adalah perpaduan menakjubkan.

Adapula hewan dan tumbuhan unik seperti di novel fantasi, hewan dan tumbuhan tersebut memiliki banyak bentuk dan rupa yang tidak pernah kulihat di muka bumi.

Rerumputan hijau yang berada disini dikelilingi oleh cahaya kecil berwarna hizau zamrud.

Aku juga dapat melihat tebing tinggi di arah utara, tebing tinggi itu terdapat air terjun yang sangat indah, cahaya bulan purnama yang terpantulkan membuat air terjun itu terlihat berkilauan.

Bukan hanya itu, aku dapat melihat kabut bercahaya redup menghiasi udara di Desa ini, dan cahaya yang dikeluarkan itu sebiru safir

Ada juga bunga-bunga kecil yang berterbangan dengan indah, bunga itu terlihat familiar di mataku.

Cahaya redup yang dikeluarkan kabut itu juga terlihat sangat familiar di mataku.

Bunga kecil yang berterbangan itu memiliki rupa seperti liontin kalungku.

Melihat itu tiba-tiba perasaanku campur aduk, seperti ada kisah yang sangat dalam dibalik semua ini.

Namun yang paling membuatku merasa aneh, mengapa saat aku menginjak permukaan tanah di Desa Roh ini, tiba-tiba tubuhku sekilas merinding dan sedikit tersentak.

"Eclis, lihatlah matamu bercahaya" Ucap Kle secara tiba-tiba.

Aku pun bingung, maksud Kle dengan mataku bercahaya itu apa, aku penasaran namun aku bahkan tidak memiliki kaca untuk melihatnya.

Kle pun menjentikkan jari-jarinya sehingga berbunyi 'klik'.

Setelah itu, tiba-tiba cermin dengan bingkai perak muncul di depanku, cermin ini sangat cantik seolah-olah cermin dari Istana kerajaan, aku pun sekilas berfikir Kle mendapatkannya dari mana ya, tapi bukan saatnya diriku penasaran dengan hal itu.

Aku pun mengambil kaca itu dan melihat wajahku.

Sungguh gila...

Mataku benar-benar bercahaya seperti kilauan permata safir biru, dan pupil bungaku semakin terlihat jelas, terlebih lagi Desa Roh dihiasi langit malam hari yang akan menyebabkan cahaya sekecil apapun akan sangat terlihat di Desa ini.

Dan mataku sekarang benar-benar bercahaya yang pastinya akan membuat siapapun di dekatku salah fokus.

Namun jujur saja mata ini terlihat semakin indah, terlebih pupil bunga yang terlihat berkilauan di malam hari.

My Life's WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang