17

1.4K 143 6
                                    


BUGHH...

BUGHH...

Jeno dan Jaemin pun tersungkur setelah pukulan keras mendarat di pipi mereka masing-masing.

"PUAS KALIANNN,,, HAAA PUASSSS"marah Mark saat ia dan Renjun kembali ke ruang tamu dengan Jaemin Jeno Chenle yang masih berdiam diri disana dan juga keadaan ruang tamu yang kacau.

"Maaf Bang" ucap Jeno lirih sambil menyeka darah di sudut bibirnya karna pukulan Mark memang tidak main-main.

Begitu juga Jaemin.

"Maaf Bang aku kelepasan" Jaemin pun menyahut dengan wajah tertunduk.

Chenle? Dia bahkan sudah merutuki diri nya sendiri sedari tadi dan tidak berani menatap kedua Abang dan Kakak nya.

"Persetann dengan emosi sialan kalian ituu,, sekarang Baby bahkan harus bernapas dengan alat bantu, itu yang kalian mau?" Sahut Renjun yang mampu mengontrol emosinya.

Dengan rasa penyesalan yang mendalam mereka mengepalkan tangan menahan diri mereka dari nafsu yang sebenarnya meraka tahan sejak tadi.

Karna bagaimana pun mereka tidak bisa menyalahkan orang lain ataupun Jisung.

"Jaemin Jeno Chenle kontrol emosi kalian dari sekarang,, dan juga...

terima hukuman kalian setelah ini" ucap Mark meninggalkan ruang tamu.

Renjun yang mendengar ucapan Mark tersenyum mengerikan ke arah sepupu mudanya itu lalu berlalu memberi tahu Haechan.

S

K

I

P

P

Disinilah mereka ber-eman berada di ruangan gelap, sunyi, dan sedikit bau anyir,, tempat favorit mereka kecuali Jisung tentunya.

Tempat paling candu kedua setelah kamar Jisung.

Tempat yang mampu membangkitkam diri asli mereka yang sebenarnya.

PROK

PROK

PROK

Suara tepuk tangan terdengar setelah tiga orang dari mereka memasuki ruangan itu menuju tiga orang lainnya lagi yang saat ini sudah ada didalam

"Aku sudah tidak sabarr Mark"ucap seseorang yang tadi bertepuk tangan dengan senyum mengerikan andalannya.

"Panggil aku Bang,, Donghyuck"ucap Mark sedikit kesal dengan alter ego Haechan.

"Cihhh kau terlalu banyak basa basi" acuh Donghyuck mendekati meja tempat alat alat yang memang biasa mereka gunakan untuk mengeksekusi mangsanya

Renjun yang melihat Haechan sudah dikuasi alter ego nya itu hanya menggelengkan kepala nya lalu menepuk punggung Mark.

"Aku yang pertama"ucap Donghyuck sambil mengendus pisau kecil yang ia ambil tadi.

Donghyuck berjalan mendekati Jeno yang posisinya berada di paling ujung dekat meja.

Posisi Jeno Jaemin dan Chenle saat ini adalah tangan yang terikat keatas dengan rantai dan borgol juga pakaian atasan yang ditanggalkan membuat mereka harus bertelanjang dada.(hanya nggak pakek baju yaa)

"Kau. orang pertama. yang. memulai masalah ini." Ucap Donghyuck sedikit menjeda setiap kata yang dia ucapkan sambil menggoreskan pisau nya di lengan kekar Jeno yang terikat ke atas. Darah segar bahkan sudah mengalir dikedua lengan Jeno karna sayatan tipis Donghyuck.

"Kau yang membuat kesayanganku LEMAHHH"

"BERANI NYAA KAUUUU,,aakhhh"ucap Donghyuck hendak menusukkan pisaunya pada Jeno namun di tahan oleh Renjun.

"Waktu bermain sudah selesai Donghyuck"

Seketika itu juga Haechan langsung pingsan karna obat bius yang sempat Renjun berikan.

"Pindahkan dia"ucap Mark pada asisten yang sedang menunggu diluar.

"Kau sudah menunggu hukumanmu,, Jamess?"

James = Alter ego Jaemin

"Cepat selesaikan atau kau akan mati ditanganku"sarkas James pada Renjun yang hanya tersenyum kecil.

Renjun melakukan hal yang sama dengan Haechan namun ini berbeda.

Jika Haechan menggores asal maka Renjun menggores membentuk pola nama.

JS

Renjun menulis inisial Jisung pada lengan atas sebelah kanan Jaemin.

"SIALANN"geram Jaemin sedikit menahan sakit (ingat hanya sedikit) karna Renjun menyayat kulit nya sangat dalam.

Sekarang giliran Mark yang menghukum mereka lalu berjalan mendekati Chenle dengan ikat pinggang yang akan ia gunakan.

"Abang akan hukum kalian semua"

Cetarr

Cetarr

Cetarr

Kurang lebih sepuluh cambukan Mark berikan pada masing-masing sepupunya itu.

Darah segar dan rasa perih menjalar  pada luka cambuk yang mereka terima tepatnya pada punggung mereka.

Namun aneh nya Mark melihat Jeno Jaemin dan Chenle masih saja kuat menahan dan bahkan terlihat biasa saja dan pada akhirnya Mark menyudahi hukuman itu dan membebaskan mereka.

Mark pun memanggil teman nya yang juga seorang dokter di rumah sakit milik keluarga nya untuk mengobati Jeno Jaemin dan Chenle.

Karna tidak mungkin Jaemin atau bahkan Haechan yang saat ini masih belom bangun.

"Permisi Tuan muda,, Tuan kecil sepertinya sudah bangun dan terus menangis mencari Tuan muda Mark"ucap salah satu asisten Mark yang berjaga di luar ruangan Haechan.

"Aku akan kesana"

"Lucas akan mengobati luka kalian, dan tunggulah dikamar kalian masing-masing"setelah itu Mark pun melangkah meninggalkan ruangan itu disusul Renjun.

Seeee youuuu......

Yang mau mamm pipi icung yok ngantriii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yang mau mamm pipi icung yok ngantriii.... Kkkkkkkkkk

ParkJisungWhere stories live. Discover now