18

1.3K 138 3
                                    

Memandang bintang ditemani hembusan angin malam yang menyejukkan adalah rutinitas Max saat kedua orang tuanya telah tiada.

Diluar sana hiruk pikuk kehidupan orang-orang normal yang dapat dengan bebasnya mengekspresikan diri mereka sangat berbeda dengan nya.

Terbelenggu dengan hutang budi yang memaksanya untuk bertahan disini.
Memaksanya untuk terus melakukan segala perintah dari pria paruh baya itu.

Jika boleh jujur sebenarnya Max sangat ingin mencari tahu sebenarnya siapa dalang dari kematian orang tuanya.

Tapi berkali-kali ia mencoba selalu terhalang dengan tugas atau perintah dari si tua itu.

Setelah beberapa menit memandang langit malam pintu kamar nya di ketok oleh seseorang.

"Max tuan Darius memanggilmu"ucap seseorang yang juga anak buah dari si pria tua itu.

"Hmmmm aku datang"sahut Max lalu beranjak menemui Darius.

Ya si tua paruh baya itu bernama  tuan Darius.

Melangkahkan kakinya kembali keruangan itu lagi setelah terakhir ia mendapatkan tugas nya beberapa hari yang lalu

CEKLEKK

"Apa kau sudah menjalankan tugas mu Max?"tanya Darius saat Max baru saja membuka pintu.

"Belom Tuan, target beberapa kali tidak masuk sekolah dan terus dijaga ketat oleh para sepupunya"jawab Max sedikit berbohong.

Karna jika di ingat sebenarnya Max memiliki kesempatan untuk menjalankan tugas nya saat dia bertemu Jisung sendirian di atas rooftop tadi.

Lalu kenapa Max tidak memanfaatkan kesempatan itu?

Kenapa?

Max pun sebenarnya tidak tahu,, ia seakan lupa oleh tugasnya saat matanya bertemu dengan mata Jisung.

Perasaan aneh yang Max tidak mengerti seakan menahannya untuk tidak menggunakan pisau lipat yang selalu ia bawa di saku celananya.

"Kau tidak berbohong Max?"ucap Darius yang sedikit heran karna biasanya Max akan dengan cepat menyelesaikan tugas nya.

"Tidak Tuan"jawab Max meyakinkan.

"Kembalilah ke kamarmu dan segera jalankan tugas mu"

"Karna aku sudah tidak sabar melihat kehancuran mereka lagi"pinta Darius penuh penekanan.

Max hanya mengangguk dan berlalu kembali ke kamarnya.

Max memutuskan untuk menuju balkon kamar nya dan merogoh kantong celana mengambil 1 batang rokok untuk menemaninya malam ini.

"Mata ituu,,kenapa mirip sekali dengan mommy"

🐹🐹🐹

"Babyy tenanglah ini Abangg" Mark beberapa kali mencoba meraih tangan Jisung yang memberontak.

"Baby ini Kakakk heii"

Mark dan Renjun yang sedari tadi berusaha menenangkan Jisung yang ketakutan saat mereka masuk kedalam ruangan Haechan.

"TIDAKKKK LE LEPASSS HIKSS JANGAN"

"JANGANN"

"JISUNGG JANJII HIKSS JISUNGG AKANN PERGIII HIKSS"

"JANGAN PUKULL JISUNGG MOHONN"

Jisung terus saja meracau dengan terus memberontak menghindari Mark dan juga Renjun.

ParkJisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang