22

1.2K 121 3
                                    


Selepas mengantar Jisung dengan aman, Jeno pun melajukan mobilnya menuju tempat yang sudah ia dan para sepupunya sepakati untuk berkumpul kecuali Chenle dan Jisung tentunya .

Chenle terpaksa untuk tidak ikut karna tidak ingin Jisung curiga atau bertanya macam-macam kenapa Abang nya itu tidak ada di sekolah.

Jeno pun memarkirkan mobilnya bersama ke empat mobil lainnya yang ia tahu adalah milik para saudara dan sepupunya.

Ceklekk

Jeno yang membuka pintu langsung disambut dengan tatapan tajam dari Jaemin dan Haechan yang sepertinya sudah tersulut emosi padahal mereka belom membahas apa masalah utama sebenarnya.

"Jadi?apa selanjutnya?"tanya Renjun memulai pembicaraan.

"Bunuh mereka sekarang sebelum mereka menyentuh Baby"ujar Jaemin geram.

"Tidak,, kita bahkan belom berhasil menemukan dimana si tua bangka itu"sanggah Mark.

Brakk

"SIALLLLLL trus bagaimana?apa kita harus menunggu sampai mereka melukai Baby?"tanya Haechan sambil memukul meja.

"Tenangkan diri kalian,, baru saja aku mendapat informasi dari mata-mata ku,, yang berhasil menemukan dimana dan apa rencana si tua bangka itu"ucap Jeno.

Sebenernya setelah kejadian dimana Jisung ditusuk dulu,, Jeno sempat mengambil ponsel milik si bajingan itu lalu memeriksanya sendiri.

Sampai akhirnya ia menemukan dimana letak titik sinyal dari sebuah nomer yang ia yakini adalah atasan si bajingan itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah si tua bangka yang sedang mereka cari.

"Aku mengirim mata-mata ku kesana dan menyamar sebagai bodyguard. Walau belom terlalu detail tapi si tua bangka itu berencana mengambil Baby dengan mengirim seseorang yang si tua bangka itu rahasiakan identitas nya"jelas Jeno pada mereka.

"Yang harus kita lakukan adalah memperketat pengawasan pada Baby dan jangan biarkan ia sendiri dimana pun karna sedikit saja kita lengah...."

"Baby akan kembali terluka"ucap Mark dengan mengeratkan kepalan tangannya menahan emosi.

"Akan ku bunuh dengan tangan ku sendiri kalau sampai siapapun berani menyentuh milik ku"ucap Jaemin yang mendapat anggukan kepala dari Haechan lalu tersenyum mengerikan bersama.

Mark Renjun dan Jeno yang melihat senyum itu seketika mengerti bahwa yang bersama mereka bukanlah Haechan dan Jaemin. tapi Donghyuck dan James.

S

K

I

P

P

"Baik semuanya kita selesai kan pembelajaran hari ini dan untuk pengisian formulir perkemahan akan kami tunggu 2 hari lagi, bagi ketua kelas untuk segera mengumpulkan"ucap salah satu guru yang mengajar dikelas Jisung.

"Jisung kau akan ikut kan? Kita bisa satu tenda jika kau mau"ucap Hyukjin saat guru itu sudah melangkah keluar kelas.

"Entah Jwie juga tidak tau Hyukjin para sepupu Jwie belom memberi ijin"jawab Jisung lesu.

"Tenang saja kami akan menunggumu"sahut Junbin.

Jisung pun hanya tersenyum lalu beralih pada Max yang masih di sampingnya. Jisung mengernyitkan dahi bukankah biasanya dia akan langsung menuju rooftop sampai pulang sekolah. Kenapa dia masih di sini?.

Namun saat Jisung hendak menyentuh bahu Max suara Chenle lebih dulu terdengar memanggil nya.

"Waktunya makan siang Baby"ucap Chenle saat sampai didepan Jisung.

"Iya Abang" Jisung pun beranjak dari kursinya diikuti Junbin dan Hyukjin.

Mereka pun melangkah menuju kantin namun seperti biasa Jisung hanya akan memakan masakan yang dikirim dari restoran milik Chenle tentunya.

Max yang sedari tadi hanya diam membuka matanya.

Entah kenapa hatinya sangat gelisah saat memikirkan Jisung.

Tanpa Max sadari bahwa ia sudah sangat banyak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalankan tugas nya namun itu lah kata hatinya.

Hati nya seakan menolak untuk menyakiti Jisung.

Jangankan menyakitinya,, melihat air mata keluar dari mata indah milik Jisung yang sama persis dengan mata sang mommy,, Max seakan lemah dan hancur.

"Tidak akan pernah ku serahkan dia padamu tua bangka" gumam Max lalu pergi keluar kelas.

Ia bertekad akan selalu melindungi sinar mata indah Jisung untuk selalu bersinar,, karna bagi Max melihat Jisung sama dengan ia melihat sang mommy.

S

K

I

P

P

"Permisi apa kau Nona Sohyeon?"tanya pria misterius berkacamata hitam dengan setelan jas hitam dengan dasi rapi serta sepatu kets nya.

Perempuan yang di panggil itu pun mengernyitkan keningnya karna merasa tidak pernah mengenal pria itu.

"Ya,, siapa kau?"tanya Sohyeon.

"Apa Nona mengenal bocah ini?"tanya pria itu lagi sambil menunjukan foto seorang bocah manis yang sedang tersenyum bersama pria idaman Sohyeon.

"Jalang ituu"geram Sohyeon menatap foto itu membuat pria didepannya tersenyum tipis.

"Apa anda ingin bekerjasama?"

"Kerjasama? Memangnya apa yang kudapat?" Sohyeon cukup heran kenapa pria yang baru saja ia temui ini menawarkan kerjasama.

"Berikan bocah itu padaku dan akan ku pastikan dia tidak akan pernah mengganggu pria idamanmu itu lagi"Jelas pria itu yang membuat Sohyeon juga tersenyum tipis.

"Apa yang harus kulakukan?"tanya Sohyeon.

"Cukup pisahkan dia dari yang lain dan bawa dia padaku,, dua hari lagi akan ada acara perkemahan,, kau bisa melakukannya saat itu"

"Baiklah itu cukup mudah bagiku"ucap Sohyeon penuh percaya diri.

"Baik kita bertemu dua hari lagi"ucap pria itu lalu melangkah meninggalkan Sohyeon menuju mobilnya.

"Kau akan tau dengan siapa kau berkhianat Max"ucap Darius dengan tersenyum smirk lalu melajukan mobilnya.

See youuu.....
Maaf yaa.......

ParkJisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang