19. Tersegel di Bulan

2 2 0
                                    

"Ada banyak cara untuk mengucapkan salam perpisahan selain 'Selamat tinggal', mungkin kau punya cara yang berbeda?"

-Angel Agatha

***

Ini adalah kesekian kali Angel melakukan penerawangan kepada Kairan. Mata Angel terpejam saat kembali melakukan penerawangan agar bisa sefokus mungkin, namun aura bertolak belakang selalu menghalanginya.

Kairan yang tengah sekarat berusaha menggapai tangan Angel untuk menghentikan penerawangan, karena penerawangan yang dilakukan hanya sia-sia.

"Kenapa ... ke-kenapa aku gak bisa nerawang kamu?" lirih Angel, bulir-bulir air mata jatuh di pipinya.

"Inh--uhuk ...," pekataan Kairan terpenggal ketika ia terbatuk darah akibat luka bidikan, bahkan untuk sekedar berbicara saja rasanya sangat sulit.

Angelo beringsut menghampiri Kairan saat menyadari bahwa Kairan ingin mengatakan sesuatu, namun sangat sulit diucapkan. Perihal kondisi Angelo, ia sudah membaik berkat energi positif yang begitu kuat dari tubuh Angel.

"Ini kutukan," ujar Angelo.

Angel mengernyit, "Maksudnya?" tanya Angel kepada Angelo yang tiba-tiba berbicara seperti itu.

"Aku coba buat bicara sama Kairan pakai telepati," jelas Angelo.

Angel manggut-manggut usai mendengar penjelasan Angelo, "Kutukan apa yang dimaksud Kairan?"

Angelo tak menggubris, karena Kairan pun tak kunjung mengirim telepati.

Tangan Kairan beralih ke puncak kepala Angel, kemudian mengacak-ngacak rambut pendeknya. Sebuah kebisaan yang Kairan lakukan saat keduanya masih kecil, Kairan melakukan hal tersebut agar Angel kesal ketika rambutnya diacak-acak.

Kini Kairan menunggu celotehan dari Angel, namun Angel bergeming dan malah menikmati sentuhan lemah dari Kairan, sementara tangisnya semakin terisak.

Pikiran Kairan berkelana ketika mereka masih kecil. Kairan selalu menjahili Angel dan membuat dia menangis, lalu Angelo sebagai seorang kakak selalu disalahkan oleh orangtuanya karena tak menjaga Angel dengan baik. Padahal itu semua salah Kairan, Kairan yang selalu membuat Angel menangis, bahkan sampai sekarang pun ia masih membuat Angel menangis.

Menyadari hal itu Kairan tersenyum getir dan tanpa disadari, ia pun ikut menitihkan air mata. Entah itu air mata kebahagiaan, kesedihan atau sebuah rasa sakit yang ia rasakan. Kairan memiliki begitu banyak kesalahan dengan Angelo dan Angel, namun ia senang karena pada akhirnya mereka telah berbaikan setelah beberapa lama tidak bersapa.

"Aku punya banyak salah sama kalian, tapi bahkan sebelum aku minta maaf, kalian udah maafin aku. Sampaiin juga permintaan maafku kalau kalian udah ketemu sama Panca yang asli, karena aku gak bisa jadi abang yang baik buat dia. Bilang kalau 'Konstelasi baru akan tiba' dan kayaknya perjalananku sampai di sini aja," ujar Angelo kembali mengikuti telepati dari Kairan.

Angel menggeleng cepat, "Tolong jangan bilang kayak gitu lagi! kita pasti bakal terus jalan bersisian," lirih Angel, namun Kairan hanya terus tersenyum sembari sesekali menyeka air matanya.

"Apa dongeng yang kuceritain udah ngehibur kamu?" ujar Angelo seraya mengernyit, sepertinya banyak yang terjadi dengan keduanya saat di bulan.

Angel mengangguk, "Jadi gimana sama kelanjutannya? kamu belum ceritain aku sampai akhir loh," ujar Angel dengan mata berbinar, seolah melupakan kesedihannya.

"Kentaurus nyatain perasaan ke Tuan Putri, terus ngajak dia tinggal di bulan selamanya," tutur Angelo.

"Putri pasti langsung nerima pernyataan cinta dari Kentaur," ujar Angel di sela-sela penuturan Angelo, namun Angelo menggeleng cepat.

Konstelasi Baru Vol.01 Where stories live. Discover now