23. Rahasia Kita

2 2 0
                                    

"Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal terciptanya kenangan baru yang lebih berkesan dari sebelumnya."

-Panca Armandita

***

Semenjak orangtuanya berpisah, Kairan tinggal bersama papa, sementara Panca tinggal bersama mamanya, meski begitu tak membuat sepasang saudara itu memutuskan tali persaudaraan.

Kairan yang tinggal bersama papanya kerap kali mendapat perlakuan buruk. Dandi menghabiskan setengah hari untuk bekerja dan pada saat malam tiba, ia menghabiskan waktu untuk berhura-hura dengan berjudi dan mabuk-mabukan. Hal itu membuat Kairan sering dikasari oleh papanya yang tengah mabuk, Dandi bahkan menyepelekan kepentingan anaknya.

Sedangkan Panca yang tinggal bersama mamanya tak jauh berbeda. Yang diprioritaskan oleh Kaira hanyalah kerja dan kerja, bahkan waktu cutinya digunakan untuk bekerja agar mendapat gaji tambahan. Harapan Panca untuk mendapatkan kasih sayang dari sang mama di hari cuti pun nihil, terlebih setiap pulang kerja Kaira begitu kelelehan, sehingga emosinya menjadi tak tekontrol dan kemarahannya berimbas kepada Panca.

Baik Dandi maupun Kaira sama-sama tak menyadari bahwa perlakuan buruk dari keduanya dapat mempengaruhi pola pikir dan merusak mental anaknya, sudah tak ada kebahagiaan dan kasih sayang yang Kairan dan Panca dapatkan dari orangtuanya lagi.

Kesedihan yang Kairan rasakan tak membuat ia terus larut dalam keterpurukan. Meski papanya melarang ia bertemu dengan mama dan adiknya, Kairan diam-diam menghubungi Panca melalui Angelo. Saat di sekolah, Kairan berpesan kepada Angelo untuk mengajak Panca ke Hutan Terlarang yang kerap kali keduanya kunjungi sepulang sekolah.

Awalnya Angelo tak menyetujui ajuan Kairan, karena ini merupakan permasalahan keluarga mereka dan tak boleh melibatkan orang lain, namun Angelo sadar bahwa untuk sekarang hanya Pancalah yang dapat mengobati rasa kesepian Kairan akan keluarganya yang telah hancur.

Angelo pun mengajak Panca menuju Hutan Terlarang untuk menemui Kairan, tentunya Kairan harus meminta izin kepada Raja Hutan terlebih dahulu untuk melakukan pertemuan dengan manusia selain Angelo di hutan ini. Leon tak serta-merta memberi perizinan kepada Kairan, karena sebagai seorang raja ia juga harus melindungi hewan dan tumbuhan yang berada di bawah naungannya, sebab manusia sering merusak alam dan memburu hewan untuk dijadikan santapan.

Pada akhirnya Kairan menceritakan kepada Leon perihal permasalahan keluarganya, sementara Leon yang telah mendengar permasalahan tersebut ikut bersedih dan sebagai raja yang dermawan, Leon menyetujui ajuan Kairan.

Alhasil keduanya bertemu. Akibat kesibukan orangtuanya, Kairan dan Panca sangat mudah melakukan pertemuan di Hutan Terlarang. Meski begitu Kairan tetap berhati-hati, karena tak menutup kemungkinan baik papa atau mamanya akan pulang di saat yang tidak tepat.

"Ayo!" ajak Kairan seraya memiting tangan adiknya.

Kairan berlari kencang membawa Panca menyusuri hutan terlarang. Sesekali keduanya melompat saat terdapat sebuah ranting pohon dan semak belukar yang menghalangi jalan setapak.

"Aww ...," ringis Panca saat ia terjatuh akibat sulur-sulur tumbuhan yang menjerat kakinya.

Kairan menghentikan langkahnya, kemudian berjongkok untuk melepaskan sulur-sulur tumbuhan yang menjerat kaki Panca, "Jalannya hati-hati, Dik," peringat Kairan seraya mengulurkan tangan ke arah Panca untuk membantunya bangkit.

Panca mendengus, "Habisnya Abang ngajak aku larian sih."

Kairan menyengir seolah tak merasa bersalah, "Hehe, soalnya ada sesuatu yang pengen Abang tunjukin."

Konstelasi Baru Vol.01 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang