16. Ngabrut

175 17 0
                                    

Amilia tersenyum senang memasuki villa yang sudah dipesan guru pembina OSIS, Ada 4 kamar yang berhadap-hadapan, tentu sisi kanan langsung diambil alih oleh perempuan karena saat kita membuka jendela, view nya langsung ke gunung, beda lagi dengan 2 kamar disebelah kiri yang pas buka jendela view nya parkiran

Seluruh anak perempuan langsing membagi kan 2 kelompok kamar, Amilia mendapati kamar bagian depan, sama seperti Asahi yang langsung memilih kamar yang persis didepan kamar Amilia

Tidak ada yang spesial dari perpisahan OSIS ini, Amilia pikir sama saja seperti ia liburan dirumah tantenya di Bandung, hanya saja disini ramai dihuni oleh orang-orang seusianya

Asahi bahkan heran ketika anggota OSIS perempuan lain sibuk melakukan aktivitas yang tidak bisa dilakukannya dirumah, Amilia bahkan belum terlihat keluar dari kamarnya. Asahi bahkan bisa melihat Naura dan Dava yang sedang olahraga pagi bersama diluar dari jendela kamarnya

Asahi menyibukkan dirinya dengan bermain game online yang tak lama Dava memasuki kamarnya, kebetulan mereka sekamar. "Lagi liburan gini bukannya maen diluar ngegame mulu lo Sa. Pantes aura lo gelap mulu, jarang olahraga". Asahi mendecak sambil melirik sinis ke arah Dava yang masih setia didepan pintu tanpa menutupnya, ia sibuk menceramahi Asahi yang sedang fokus pada game nya, Asahi mendecak karena ia mendapatkan kekalahan dan memandang sinis Dava

"Apaan sih diem kek, kayak lo engga aja", Ucapnya, Dava bukannya berhenti malah menaruh kedua tangannya di pinggang Persis seperti ibunya

Tatapan sinis ke arah Dava itu berubah, mata Asahi terbuka lebar seperti tertarik pada sesuatu, sesuatu yang dimaksud adalah seseorang yang baru saja membuka pintu kamar yang berada di depan kamarnya, lalu keluar

Asahi berdiri lalu menyingkirkan tubuh Dava dari depan pintu, "Gue kasih tau malah ditinggal"

"Yaudah maaf", ucap Asahi sekilas lalu berjalan menuju ruang tamu. Menemukan Amilia yang sedang tertawa melihat pertengkaran antar anggota OSIS yang berebut mic untuk menyanyi, mereka semua ternyata sedang berkaraoke memakai tv yang dapat disambungkan ke YouTube. Amilia bahkan tertawa sambil mengunyah cemilan yang tergeletak diatas meja, entah punya siapa

"Orang goa akhirnya keluar juga", salah satu anggota OSIS laki-laki menghampiri Asahi lalu menyodorkan mic tepat di mulutnya

"Ayo Asahi nyanyi dong",

"Ogah, mic nya bau jigong", Asahi mencoba menjauhkan mic dari hadapannya

"Ayo dong Sahi. Nyanyi nyanyi nyanyi". Ia terdiam cukup lama, kalo mau nyanyi pun bingung nyanyi apaan, masa iya cowok cool wajah datar kayak Asahi nyanyi dangdut?

"Lo mau lagu apaan Mil?", Tanya Asahi pada Amilia yang baru menyuapi 3 biskuit oreo sekaligus ke dalam mulutnya.

"Hah?", Tanya Amilia seperti orang bego

"Asahi minta lo request lagu, nanti dia yang nyanyi. Lo suka lagu apa? Atau lagi pengen dengerin lagu apa gitu?",

Amilia mengangguk mendengarkan penjelasan dari temannya itu, ia menatap Asahi berniat ingin mengerjainya. "Day6, yang Time Of Our Life",

"Band apaan tuh? Lagunya asing ah", Asahi langsung menolaknya mentah-mentah

"Band Korea kesukaan gue lah. Orang lagunya aja pernah jadi soundtrack anime. Wibu harusnya tau", Amilia menyindir Asahi yang notabenenya memang Asahi sendiri suka anime

"Tau ga Sa? Coba kita cari di YouTube",

Lagunya mengalun cepat, Asahi tidak benar-benar menyanyikannya, lebih ke baca tulisannya doang sampai teman-temannya ngakak brutal melihat kelakuan Asahi, lagian tuh anak tumbenan banget mau nurutin kemauan orang, biasanya semaunya aja

Asahi sempat melirik Amilia yang tertawa hingga dirinya terduduk di lantai dan bersandar di sofa,

Sebegitu lawak lah diri ini? - Pikir Asahi

Dava yang baru saja membersihkan tubuhnya itu ikut tertawa melihat kelakuan Asahi. Mata Dava melihat ke arah tujuan lirikan mata Asahi, ia melirik Amilia yang sedang ngabrut di sofa menertawai dirinya, setelah sekian lama galau Akhirnya Dava melihat Asahi tersenyum walaupun dirinya terkesan seperti orang bodoh. Dava tau Asahi suka pada Amilia, tetapi bocah satu itu masih labil dan tidak mau mengakui perasaannya yang sebenarnya

🤖

Ditengah malam Amilia dikejutkan dengan beberapa teman-teman nya yang pindah ke kamarnya, hingga salah satu kamar perempuan menjadi penuh dan sesak, Amilia bahkan mendapati kaki temannya yang nyangsang ke tembok, seperti menempel kayak cicak gitu

"Pada pindah napa sih. Kan panas pada disini semua",

"Ga semua kok Mil, noh dikamar sebelah sisa manusia-manusia kebo yang gatakut setan" beberapa temannya yang masih terjaga itu memang menceritakan hal-hal saat mereka baru saja sampai di villa dan saat kejadian malam pertama kemarin, katanya di kamar perempuan belakang suka ada yang lewat dari arah jendela ke arah pintu, bahkan sapu yang sengaja Naura taruh di belakang pintu jatuh begitu saja ditengah malam

"Emang ada setannya?"

"Ada ege, coba deh lo pikir-pikir lagi. Ini villa katanya kan emang udah lama ga ada yang nyewa karena masa pandemi kemaren, nah terus kita yang pertama nyewa sekarang dengan harga anjlok. Apa ga curiga",

"Gue sih curiga", salah satu anggota OSIS perempuan itu saling mengompori satu sama lain

"Terserah lah, gue panas disini"

"Yaudah cobain aja disana, pasti dingin banget deh beda sama di sini yang anget, masih ada hawa-hawa kehidupan", bilang aja ngusir ga sih?

Amilia mengambil ponselnya, ia berjalan malas ke arah kamar samping untuk tidur, kamar samping yang katanya angker karena deket sama dapur itu.

Suara-suara aneh terdengar saat Amilia sudah menempelkan tangannya di gagang pintu kamar, ragu untuk memeriksa juga karena kalo ternyata ia bertemu Susannah gimana? Atau lebih parahnya bertemu Kuyang? Bisa-bisa nyawanya berakhir di villa ini gak sih?

"Aww", Amilia langsung menghentikan pikiran-pikiran negatifnya ketika mendengar suara seseorang. Itu suara berat orang, iya yakin bukan suara Susannah. Amilia mencoba berjalan pelan tanpa suara dan mengintip pelan-pelan




"Asa"

🤖

I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang