Lembar 1 || Rencana Pendakian.

181 20 5
                                    

"Anak-anak di pertemuan sebelumnya, kita sudah berdiskusi mengenai kerajaan Singasari. Seperti yang kita tahu raja pertama kerajaan ini adalah Ken Arok yang merupakan seorang pengawal dari seorang akuwu atau yang sekarang kita sebut sebagai camat dari daerah Tumapel."

Seperti biasa pak Ratoyo mengingatkan kembali tentang apa yang sudah mereka diskusikan minggu kemarin sebelum memasuki ke materi selanjutnya. Dan seperti biasa ada seorang pemuda yang bisa di bilang terjebak di jurusan yang membosankan ini.

"Ck! Kenapa nggak langsung aja masuk ke materi selanjutnya sih? Aku ngantuk banget lagi, mana mendung juga, argh!" Gerutunya di dalam hati.

Yap, pemuda bernama Kivan ini tengah merutuki nasibnya karena memilih jurusan yang tak ia inginkan.

Cowok itu dengan terpaksa menuruti kemauan ibunya yang ingin sekali anaknya masuk ke jurusan sejarah.

Kivan harus merelakan cita-citanya menjadi seorang psikolog hanya karena menuruti kemauan sang ibu yang dulu gagal lolos di jurusan sejarah. Cowok itu tidak suka pelajaran sejarah.

Setiap kali mendengarkan orang yang membicarakan tentang sejarah, ia selalu mengantuk dan entah mengapa kupingnya menjadi tak enak.

"Setelah membunuh sang akuwu dan merebut istrinya yang bernama Ken Dedes, Ken Arok lalu bersekutu dengan para Brahmana untuk melepaskan diri dari kerajaan Kediri. Di ketahui juga bahwa Ken Arok juga menikahi Ken Umang yang merupakan cinta pertamanya," kata pak Ratoyo yang masih asik menjelaskan materi kemarin.

Kivan semakin bosan dengan penjelasan dari dosen nya tersebut yang jelas-jelas sudah beliau jelaskan minggu kemarin. Ingin rasanya ia mendaftar dan ikut test lagi agar bisa masuk di jurusan yang ia mau.

Tapi mengingat dia yang lolos dengan mudah dan tanpa harus berpikir soal belajar lagi serta melihat ibunya yang menanggapi kelulusanya itu dengan wajah berseri, ia mengurungkan niat itu.

Sudah sejak lama ia tak melihat wajah sumringah sang ibu saat ia menceritakan bagaimana kegiatannya di kampus dan apa saja yang ia pelajari selama berada di jurusan tersebut membuatnya tak tega untuk kembali mengikuti test.

Tak terasa mata kuliahnya hari ini telah usai, seperti biasa bukan pak Ratoyo namanya kalau tidak memberi tugas ke mahasiswa mahasiswinya, kali ini ia memberikan tugas kelompok beranggotakan empat orang untuk mencatat peninggalan sejarah yang belum terekspos dan mencari tahu kembali tentang sejarah kerajaan Majapahit yang sekiranya belum beliau terangkan.

Kali ini ia satu kelompok dengan Sanja teman dekatnya.

"Woy kebiasaan, kamu selalu tidur pas kelas, cepet bangun kita ada tugas kelompok niihh."

Sanja membangunkan Kivan untuk mendiskusikan tugas mereka.

Dengan wajah bangun tidurnya cowok itu bertanya, "Ha? Tugas apa?"

Sanja dengan terpaksa menjelaskan kembali tugas dari pak Ratoyo.

"Nanti nggak ada mata kuliah lagi kan? Sabi lah kita ke perpus kota buat nyari sumbernya."

"Yaa terserahlah, aku ikut kalian aja."

Seperti yang di diskusikan mereka pun pergi ke perpustakaan lama di pinggiran kota.

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mereka sampai kesana. Sesampainya disana mereka langsung menyebar ke segala sudut perpus untuk mencari apa yang mereka cari.

"Di sini lengkap cuma nggak ada fotonya, kita di minta buat ngecantumin fotonya juga gimana dong?"

Semua nampak berpikir kecuali Kivan, cowok itu berpencar lumayan agak jauh dari teman-temannya.

"Ah iya disini kan di beri tahu kalau lokasi peninggalannya ada di gunung Panderman yang ada di Batu, nah kebetulan aku minggu depan ada agenda mendaki kesana sendirian, kalian mau ikut nggak sekalian ngerjain tugasnya."

Setelah menimbang-nimbang dengan matang akhirnya mereka setuju dan memberitahu Kivan tentang rencana mereka. Kivan yang notabenya iya-iya aja pun setuju.

"Oke besok kita naik kereta kesana, kita kumpul di stasiun. Jangan sampai telat yak, awas aja kalau sampai ada yang telat, pulang dari pendakian yang telat harus traktir selama sebulan," ancam mas Naung teman sekelompok Kivan.

Disini lah semuanya dimulai, awal dimana 4 orang pemuda terdampar sejenak di zaman ketika raja Hayam Wuruk berkuasa di bumi Majapahit.

Get Lost In The 14th Century [END].Where stories live. Discover now