Lembar 45 || Ilyana Putri Asmaradani.

39 9 2
                                    

Keesokan pagi sampai sorenya kampus mereka berempat sudah ramai, bazar disana rencanya di mulai pukul 12.45 sampai malam hari.

Di pagi harinya sebelum acara bazar dimulai, pengunjung akan di suguhi dengan hiburan dan lomba-lomba yang diadakan oleh kampus. Barulah setelah itu siang sampai malamnya di adakan bazar itu.

"Gimana mas, udah siap belum nih buat manggung?"

"Udah sih, tapi kok aku deg-degan yak," jawab mas Naung.

"Cieee, deg-degan karena manggung kali ini di liatin ayang yaaa," ledek Sanja.

"Eh eh tuh si Utri datang," kali ini Janu yang menyahuti.

Mendengar perkataan Janu, mas Naung pun refleks menoleh, dan benar saja dari jarak 100 meter ia sudah bisa melihat kekasih hatinya.

Seorang adik tingkat yang sudah dia pacari setelah beberapa bulan semenjak dia kembali dari era Majapahit, seorang gadis tomboy dan sedikit berisi itu setia mengisi hari-hari mas Naung.

"Udah siap mas manggungnya?" Tanya gadis itu.

"Iya udah, tapi aku deg-degan nih yang," rengeknya.

Gadis itu hanya tertawa kecil mendengar rengekan sang kekasih.

"Eh kalian ngerasa nggak sih kalau si Utri mirip putri Maisha? Pacarnya mas Naung pas kita terdampar ke zaman Majapahit," celetuk Sanja.

"Iya juga ya, apa karena itu mas Naung nembak dia?" Sahur Janu.

"Oi kalian, jagain Utri yak, udah saat nya aju naik panggung nih. Lefan, awas sampai kamu godain pacar ku!" Ancam Mas Naung.

"Iya-iya, bawel ah," jawab Janu.

Setelah menitipkan pacarnya kepada ketiga temannya, mas Naung segera berlari sembari membawa gitarnya kearah di dirikannya panggung pensi kampus mereka.

"Ut, aku mau nanya boleh nggak?" Tanya Janu.

"Janu, heh! Kan tadi mas Naung bilang jangan godain Utri," cegah Kivan.

"Tauk, aku aduin ke mas Naung kamu nanti," sahut Sanja.

"Apaan sih, orang mau ngobrol bentar," jawab Janu kesal.

Ilyana hanya tertawa melihat ketiga sahabat kekasihnya itu sedang bertengkar.

"Kenapa Lef?"

"Nggak ada siih, cuma mau nanya aja."

"Nanya apa?"

"Itu, kamu ada keturunan berdarah biru gitu nggak?"

"H-Hah? E-Enggak, enggak ada kenapa emang?"

"Yang bener?"

"Iyaaa, kenapa sih?"

"Hah? Nggak ada, nanya doang kok," jawab Janu.

"Dih, nggak jelas banget. Curiga aku, kamu mau godain aku kan sebenernya? Ngaku!" Gertak Ilyana.

"Apaan sih? Orang aku pure pengen nanyain itu. Kenapa sih kalian suudzon mulu sama aku?" Rengek Janu.

"Yaelaah gitu doang marah, huu dasar cowok baperan!"

Setelah meledek Janu, Ilyana langsung pergi guna menonton kekasihnya di panggung.

"Gimana Lef?"

"Nggak, udah ku tanyain katanya nggak ada," jawab Janu.

"Tapi sumpah dia mirip banget sama putri Maisha," sahut Kivan.

"Aku ada feeling kalau dia reinkarnasinya putri Maisha," kata Janu lagi.

Get Lost In The 14th Century [END].Where stories live. Discover now