(☞ ಠ_ಠ)☞Chapter 15

822 37 1
                                    

Seorang pria terkulai lemas di sebuah ruangan gelap minim pencahayaan, dingin dan juga pengap.

Pria dengan kedua lengan dan kaki terikat di kursi yang dia duduki itu meringis kesakitan merasakan sakit di area sensitifnya.

Terdengar suara decitan pintu yang terbuka, lalu menampilkan seorang pria tampan berbadan tegap, namun mengeluarkan aura yang membuat ruangan itu semakin dingin saja. Tak lupa dengan beberapa bodyguard berbadan besar dan berotot yang mengawal pria itu. Dan asisten pria itu yang selalu stay menemaninya.

Pria itu berjalan ke arahnya dengan langkah yang sangat berwibawa walau hanya mengenakan Hoodie dan celana training.

"Berani-beraninya anda mencoba mencelakai gadisku!."ucap pria itu kepada pria yang sedang terikat.

"William." Panggil pria itu kepada asisten nya sambil menengadahkan salah satu telapak tangannya.

William yang mengerti perintah tuan nya itu langsung saja menyuruh salah satu bodyguard yang memang sedari tadi bodyguard tersebut membawa sebuah nampan ditangannya. Nampan yang berisi berbagai macam senjata tajam serta berbagai macam cairan racikan tuan nya itu, untuk di uji coba kepada mangsa tuannya.

Pria itu mengambil pisau lipat kecil, walau ukurannya kecil tapi tingkat ketajamannya itu tidak perlu diragukan lagi, sangat tajam.

"Siapa yang menyuruh anda?" Tanya pria itu dengan nada santai. Namun membuat para bodyguard bahkan William bergidik ngeri mendengar nada santai dari ucapan Tuannya itu.

"Lo gak perlu tau!" Teriak pria yang terikat itu.

"Oke." Pria itu tersenyum miring lalu mengarahkan pisau lipat nya ke arah kulit wajah pria yang terikat.

Pria itu mengukir abstrak menggunakan pisau lipat nya pada wajah mangsanya.

Suara ringisan mulai terdengar dari mulut mangsanya yang membuat pria itu sangat menikmati aksi kejinya itu.

Ukiran tersebut merambat ke lengan hingga dada mangsanya.

"Bacakan latar belakang bajingan ini Will." Perintah pria itu. Lalu langsung di angguki oleh William.

William menyalakan sebuah iPad berlogo buah apel yang digigit, iPad yang selalu ia bawa kemanapun.

"Mangsa tuan kali ini bernama Tama Jagakarsa, anak tunggal dari keluarga Jagakarsa. Usia 23 tahun. Sedang berkuliah di salah satu universitas swasta jurusan Hukum. Yang perlu anda ketahui Tuan, Ibunya baru saja meninggal tiga bulan yang lalu karena kecelakaan tetapi tidak ada yang mengetahui  selain kita bahwa meninggal nya itu bukan karena kecelakaan melainkan di bunuh oleh anaknya sendiri yaitu pria itu"Ucap William dengan menunjuk pria yang terikat itu, lalu mematikan kembali iPadnya.

William melihat Tuannya itu hanya mengangguk-angguk kan kepalanya.

"Baiklah bertambah satu alasan lagi untuk membunuhnya." Ucap seringai pria itu.

Pria itu lalu mengambil sebuah cairan, cairan tersebut berisi air cuka serta garam yang telah dicampur.

Cairan tersebut ia siram ke luka sayatan yang telah ia buat di tubuh mangsanya itu "ARGH!!" membuat suara ringis kesakitan lagi-lagi terdengar memenuhi ruang bawah tanah.

"Lanjutkan Will. Aku tidak ingin mengotori tanganku untuk anak durhaka sepertinya. Buat dia menderita di sisa sisa kehidupannya itu, dan ingat buat dia mati secara perlahan." Ucap pria itu lalu pergi.

"Shhh to-tolong le-lepasin gue!" Teriak pria yang terikat itu dengan suara tercekat.

"Tidak semudah itu." Ucap dingin William yang mulai menjalankan perintah Tuhannya itu, di temani oleh beberapa bodyguard.

ZANARA TRANSMIGRATION Место, где живут истории. Откройте их для себя