27. Rob The Fancy Train Part 3

45 4 9
                                    

Tembakan-tembakan antara peluru panas dan laser terjadi di pinggir tebing tinggi dekat rel kereta. Peluru panas yang berasal dari senjata laras panjang milik The Watchers yang terbang beberapa meter menggunakan alat pendorong jet yang terpasang di kedua pedal mereka. Laser-laser kuning dan merah dari balik batu-batu besar serta pohon-pohon kering yang dijadikan sebagai tameng.

"Pergilah! Temui anakmu! Dia lebih membutuhkanmu! Kami bisa menahan mereka di sini!" Shadowstriker berseru ketika mendengar alasan Soundwave perlu meninggalkan tempat itu segera.

"Kami? Aku juga mau pergi dari sini!" sambar Swindle.

"Kau tetap di sini atau akan kutembak saat kau berlari?" ancam Shadowstriker sambil menodongkan senjata lasernya.

Swindle menggerutu. Ia menyesal memilih berlindung di balik batu bersamanya. Mau tak mau, ia harus membantu Shadowstriker menahan lima musuh lagi yang menembaki mereka dari langit.

"Soundblaster! Kau tetap di sini," sahut Soundwave pada robot hitam yang berdiri di balik batu besar di sebelah Swindle. Soundblaster hanya mengangguk sebagai jawaban.

Soundwave memanggil oksihorse ungunya dengan siulan yang satu frekuensi untuk bisa didengar oleh hewan lokal itu. Oksihorse ungu itu berhenti di sekitar barisan pohon besar tempat pemiliknya berlindung.

"Cuman satu? Mana kudaku?" tanya Shockwave.

Soundwave yang sudah duduk di pelana, menjulurkan satu tangannya pada Shockwave. "Aku tidak memanggilnya. Kau tembak bagian belakang jika ada musuh yang mengejar."

"Cukup logis."

Shockwave menerima juluran tangannya, dan langsung menaiki bagian belakang pelana itu. Ketika oksihorse sudah melaju, ia segera mengatur Astro Magnum Cannon sebagai tangan kirinya agar dapat mengeluarkan plasma cukup besar untuk melenyapkan musuh seketika. Memang memerlukan banyak energi untuk sekali tembakan, namun menurutnya sudah cukup sepadan untuk bertahan di tengah tempat terbuka seperti ini.

Sudah beberapa menit mereka melaju, tidak ada tanda-tanda musuh akan menyerang. Dari jalur berbatuan gersang, hingga jalur rumput hijau setelah melewati sedikit turunan menyusuri rel kereta, mereka tidak melihat ada satu The Watchers yang menghalangi mereka. Shockwave sesekali mendengar Soundwave bicara sendiri seakan sedang menenangkan sesuatu. Bukan bicara sendiri, lebih tepatnya berkomunikasi dengan Ravage.

"Apa yang terjadi di sana?" Shockwave bertanya ketika ia sudah melihat kereta The Quintessons berhenti tak jauh di depan mereka.

"Aku tidak tahu. Tapi aku mendengar suara bentakan Megatron—"

Duar!!

Sebuah misil melesat cepat dan meledak di depan jalur oksihorse ungu itu. Kepingan besi panas yang pecah berkeping-keping mengenai kepala oksihorse. Hewan malang itu jatuh tersungkur ke dalam lubang ledakan, melemparkan dua penunggangnya ke depan dan tidak ikut jatuh ke dalam cekungan lubang yang sedikit dalam itu.

Hamparan rumput yang luas, cukup empuk untuk dijadikan bantalan saat jatuh. Tidak ada luka yang berarti baik dari Soundwave atau Shockwave ketika mendarat di atas rumput itu. Soundwave langsung bangkit berdiri ke tempat oksihorsenya terjatuh, sedangkan Shockwave siaga dengan senjatanya untuk mencari siapa penembaknya. Ia arahkan AMC ke langit, namun ia tidak menemukan siapa pun kecuali langit biru yang cerah.

Shockwave sempat berpikir bahwa misil itu berasal dari meriam jarak jauh, hingga... Ia menerima pukulan keras dari belakang kepala dan hampir membuatnya tersungkur. Ketika berbalik, ia tidak menemukan pelakunya lagi. Hanya Soundwave yang masih membelakanginya dan meratapi hewan tunggangannya yang tampak terluka parah di bagian kepala itu.

The Inverse DestineDonde viven las historias. Descúbrelo ahora