Bab 1- Pangeran Kuda Poni

1.1K 51 10
                                    

"Pada akhirnya rumah permen yang dibangun dengan sihir runtuh juga. Nenek sihir terkalahkan dan lenyap karena keberanian Hansel dan Gretel." Buku dongeng yang sanggup menutupi wajah si Pendongeng cerita ditutup. Wanita yang mendekap anak lelaki berpipi merah muda berusia dua tahun itu menengok perlahan, pada anak asuhnya yang memberi gaji bulanan cukup tinggi beserta bonus setiap bulannya.

"Dan akhirnya, si Pangeran Kuda Poni tertidur juga." Wanita itu berujar pelan sembari membenarkan posisi tidur balita lelaki berpipi merah muda.

Ia menyelimuti si Pangeran Kuda Poni dengan selimut kesayangan, perlahan bergerak untuk mendapatkan posisi tegak. Ia mengeluh merasakan punggungnya yang terasa hampir patah, lalu merenggangkan lengan beberapa kali. Sembari membenarkan ikatan rambutnya, ia keluar dari kamar yang sudah seperti toko mainan. Robot dari ukuran setinggi telunjuk hingga sepinggang orang dewasa ada, tertata rapi meski Pangeran Kuda Poni belum mengerti cara memainkannya bercampur imajinasi.

Wanita yang mengenakan kaus putih berlengan pendek dan celana jin itu menarik pintu, tangan kirinya mematikan lampu utama kamar hanya tersisa lampu tidur kecil yang redup di atas tempat tidurnya. Pintu kamar anak tertutup rapat, ia menuruni tangga dan melihat jam dinding di ruang makan yang menyatu dengan dapur sembari duduk. Wanita lebih tua daripadanya yang biasa masih terjaga di jam dua puluh lebih sepuluh menit itu kini tak terlihat batang hidungnya. Bahkan, pria tua berkumis abu-abu yang biasa terlihat bersama Bibi Ru juga tak terlihat.

"Apa mereka sudah tidur? Masih sore loh," komentarnya sembari menengok ke kanan dan kiri.

Rumah tampak lengang sekali, karena kedua orang penghuni rumah sebesar ini selain si Pangeran Kuda Poni diperkirakan sudah ke alam mimpi. Maka, Shea Roussel memadamkan penerang utama, menyisakan penerang kecil untuk dapur saja. Ia tak lupa memeriksa pintu utama dan jendela-jendela yang pernah tak terkunci semalaman oleh Bi Ru lupa mengunci setelah membersihkan.

Shea melihat sekitar sebelum naik ke lantai dua, pada ruangan pribadi yang nyaman itu ada di sebelah kamar si Pangeran Kuda Poni sesuai instruksi Bu Jesca selaku orang tua perempuan bayi berusia dua tahun itu. Shea cukup sering bertemu dengan orang tua lelaki Zayne, bayi yang suka dipanggil Pangeran Kuda Poni daripada nama aslinya itu selama bekerja. Bu Jesca adalah wanita karir yang jarang pulang karena mengurus bisnis orang tuanya, mempercayakan Zayne padanya sejak berusia dua bulan. Kamar sepasang suami istri yang sudah mengabdi pada keluarga ini ada di bawah, mereka lebih senang memilih kamar itu karena lebih besar dan sejuk karena menghadap taman samping yang merupakan tempat favorit bermain Zayne.

"Akhirnya bisa me time! Lelah juga, meski Bu Jesca tak pernah melarangku keluar setelah Zayne tidur, tetap saja kepikiran jika meninggalkannya pergi." Shea menjadi dilema, tetapi begitu melihat beberapa kotak kardus yang sudah di packing di meja dengan ukuran yang sama membuatnya merasa harus mengirimkannya.

Ia mengambil tas karton dan memasukkan kotak packing berisi barang dagangannya yang dijual secara online. Namun, ketika melewati cermin tinggi di sudut kamar, matanya membulat melihat dadanya yang belum memakai binder dada. Ia pun bergegas menaruh tas karton di meja dan mencari binder berwarna putih yang ada di laci dekat kamar mandi. Ia melepas kaus putih tulang yang dikenakannya dan pula menanggalkan bra berwarna merah muda yang serasa sesak menampung dada Shea.

"Orang lain bersusah payah membesarkan payudara supaya menarik lawan jenis, aku pun sama! Berusaha membuat Nira dan Nora terlihat mengecil!" keluh Shea sembari mengenakan binder berwarna putih.

Shea melihat ke cermin, berkat binder dada payudaranya yang besar itu kini terlihat lebih rata dan tak menarik lawan jenis seperti sebelum menemukan benda itu. Shea mengenakan kembali kaus putih tulangnya dan tak lupa mengenakan outher berwarna kunyit. Shea tak lupa menengok Zayne sebelum pergi meninggalkan rumah, bayi lelaki itu biasanya tak akan mencari susu di empat jam pertama tidurnya. Ia tak lupa membawa monitor bayi untuk berjaga-jaga jika seandainya Zayne terbangun dan mencarinya, meski akan ada Bibi Ru yang juga membantu Shea mengurus Zayne sejak tahu Shea butuh kesempatan mempunyai pekerjaan sampingan.

Verseluft [The End] Where stories live. Discover now