Bagian 1

156 20 2
                                    

Haevan sedari kecil sudah tidak dapat kasih sayang dari kedua orang tua nya. Ibu nya yang meninggal saat melahirkan haevan membuat ayah nya dan ketiga kakak nya mulai membenci nya.

Mereka hanya mengacuhkan haevan dan tidak pernah berinteraksi dengan haevan. Haevan kecil yang selalu di acuhkan sering bermain sendiri kadang ia juga bermain dengan bodyguard dan maid yang ada di mansion.

Saat kini haevan sudah berusia 16 tahun haevan yang mulai dewasa tentu saja butuh bimbingan dari orang tua nya.

Ayah haevan bernama jevan Wijaya dan ia memiliki 3 kakak laki laki yang bernama mahen Wijaya Jean Wijaya dan jovan Wijaya.

Haevan kini sedang berada di kamar nya kamar yang sedari kecil ia tempati kamar nya tidak terlalu luas tidak ada barang barang mewah hanya ada kasur meja belajar dan lemari pakaian tentu kamar haevan berbeda dengan kamar kakak nya yang sangat mewah ia hanya menempati kamar yang bekas gudang.

Haevan sendiri sangat suka menggambar ia sering kali memperlihatkan hasil karya nya kepada ayah nya dan kakak nya tapi tentu saja mereka tidak akan perduli dengan apa yang haevan lakukan.

Haevan berada di kamar nya ia sedang menggambar. Saat selesai menggambar haevan ingin menunjukkan nya kepada ayah dan kakak nya ia tidak peduli jika tidak dapat respon dari keluarga nya ia berharap keluarga nya akan memberi sedikit perhatian untuk nya.

Saat haevan sampai di ruang keluarga disana sedang berkumpul sambil bercanda tawa yang bikin haevan bingung adalah siapa gadis yang duduk di antara ayah dan kakak pertamanya.

Tanpa pikir panjang ia segera menghampiri keluarga nya. Saat sudah sampai di sana keluarga nya seketika terdiam dan menatap haevan dengan tatapan tajam yang membuat haevan bergidik ngeri.

Haevan segera menghampiri ayah nya untuk memperlihatkan hasil karya nya.

"Ayah ayah liat evan gambar rumah bagus" ucap haevan sambil menunjuk hasil gambarannya.

"Jangan menggangguku anak sialan" ucap jevan sambil mendorong haevan membuat haevan mundur ke belakang.

"Ayah kenapa mendorong evan?" ucap haevan ia berusaha mendekati jevan lagi.

"Ah lu cuman ganggu waktu gue sama adik manis gue aja lu" ucap mahen sambil merangkul anak gadis di sebelahnya.

"Adik? Kan evan adik kakak" ucap haevan sambil tersenyum manis.

"Cih gue ga sudi punya adik pembunuhan kaya Lo!!" ucap mahen dengan nada yang tinggi.

"Evan bukan pembunuh!!" ucap haevan dengan nada yang tak kalah tinggi.

Tidak tahu kenapa hati Jean merasa sakit saat melihat adik nya yang selama ini ia acuhkan dan ia abaikan ia sekarang sudah berani berteriak dan lihatlah sekarang ia menatap nya dengan tatapan benci.

Jean ingin sekali menghampiri adik nya  dan memeluk tubuh yang penuh luka itu tapi wajah haevan dan senyum haevan sangat mirip dengan mendiang ibu nya yang membuat Jean kembali membenci nya.

"Lu itu pembunuh sialan" ucap mahen dengan tatapan tajam ia sebenarnya juga merasa sakit saat sang adik menatap nya dengan tatapan benci tapi gengsi mahen terlalu tinggi membuat ia kembali memarahi si adik.

Haevan tak kuasa menahan tangis ia segera pergi menuju kamar dan mengunci pintu nya ia merebahkan tubuhnya dan mulai menangis.

"Hiks hiks evan bukan pembunuh" ucap haevan sambil meyakinkan dirinya jika ia memang bukan pembunuh.

Haevan sebenarnya tidak mengerti mengapa keluarga nya membenci nya dan memanggil nya dengan sebutan pembunuh.

Keluarga nya tidak ada yang mau memberitahukan kepada haevan yang sebenarnya.

Haevan kini sudah tertidur mungkin karena lelah menangis atau memang karna lelah atas semuanya.

Sore hari tiba haevan sudah bangun dari tidur nya ia akan pergi ke dapur untuk mengisi perut nya.

Saat sampai di dapur ia melihat ayah nya yang sedang menyuapi seorang gadis. Ah itu membuat haevan iri saja ia berharap suatu hari nanti ayah nya mau menyuapi nya seperti itu.

Haevan segera pergi menuju meja makan dan duduk di samping Jovan.

Jovan hanya menatap sekilas haevan yang sudah duduk di samping nya. Setelah nya ia tersenyum tipis sampai sampai tidak terlihat.

"Ayah evan mau di suapin juga" ucap haevan sambil menatap jevan dengan tatapan memohon.

"Makan sendiri" ucap jevan dengan tenang tapi tidak dengan ekspresi nya.

"Kakak itu saja di suapi sama ayah" ucap haevan sambil menunjuk gadis yang berada di pangkuan ayah nya.

"Ah dia ini anak saya" ucap jevan sambil mengelus rambut panjang dan halus milik gadis itu.

"Haevan juga anak ayah kan kenapa ayah tidak pernah menyuapi evan" ucap haevan ia sedikit menduduk agar tidak menangis.

"Lagi pula saya tidak ingin mempunyai anak pembunuh seperti kamu" ucap jevan

"Ayah sama kakak dari tadi bilang evan pembunuh terus emangnya Evan pernah bunuh siapa!"

"Lu bunuh bunda gue" ucap Jovan sambil mencekam erat pergelangan tangan haevan ia tidak peduli saat haevan meringis kesakitan.

"Evan ga bunuh bunda" cicit haevan.

"Kalo aja lu ga lahir mungkin bunda masih hidup sampai sekarang" ucap Jean.

"Haevan juga ga minta di lahirin" ucap haevan.

"Dasar anak ga tau diri" ucap jevan setelah nya ia memangku anak gadis itu dan pergi dari ruang makan di susul oleh jean mahen dan jovan.

Sekarang yang tersisa hanya haevan di ruang makan ia sedari tadi hanya mendudukkan kepala nya ia menangis dalam diam.

.
.
.

.

.

.

.
.

.

.

Malam hari tiba haevan sedari tadi hanya terdiam di kamar mengurung diri. Ia tidak mau keluar kamar bahkan makan malam pun ia lewatkan.

Haevan berjalan menuju balkon dan berdiri diam menikmati udara malam. Haevan ingin sekali menyerah tapi hati nya masih menginginkan kasih sayang ayah dan ketiga kakak nya.

Ia menatap bintang di malam hari ia juga menghirup udara sejuk di malam hari haevan tidak ingin buru-buru tidur ia masih ingin menikmati udara dingin dan sepi nya di malam hari.

Waktu sudah menunjukkan jam 10 haevan segara pergi tidur tidak lupa menutup pintu balkon. Ia tertidur dengan pulas.

Ia selalu berharap keesokan harinya keluarga nya mau memberikan kasih sayang tapi apalah daya keluarga nya bahkan tidak peduli padanya hanya sekedar menanyakan sudah makan atau belum saja ia tidak pernah dan mungkin tidak akan pernah?.

Tbc
ini cerita angst pertama aku jadi maaf kalo ada salah.

silahkan tinggalkan jejak berupa vote dan komen.

aku terima kritik/ saran dari kalian

makasi uda mau vote sama komen

tertanda:Rabu 16 Agustus 2023

                                                          gf_haechan81
Next?


Haevan dan lukanyaa (Slow up)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें