25

237 16 3
                                    


Naruto punya om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga om kishi ngebolehin.

Warning! Cerita ini mengandung unsur drama, typo, ooc, lelet update dan berbagai kekurangan lainnya.
Jika ada kesamaan itu adalah unsur ketidak sengajaan.
Sumber inspirasi; drama korea.

Rate; T aja.

Gendre: Time Travel.

Umur karakter.

Naruto 25

Hinata 20

Karakter akan bertambah seiring dengan jalannya cerita.












Kesokan harinya di istana, upacara kremasi jenazah Hiashi di laksanakan.

Berita kematiannya di tutupi, hanya sebatas kalangan istana dan penjabat tinggi yang berada di dalamnya yang mengetahui dan mengikuti proses penghormatan terakhir Kaisar Hiashi.

Kini yang tersisa hanyalah kenangan dan Abu yang terpajang di dalam kuil.

Hinata bersimpuh, menatap Gucci yang ada di depannya. Mata bengkak dengan air bening yang masih terus menggenangi pelupuk mata itu menampakkan mendung.

"Hinata...,"

Suara panggilan itu bernada khawatir dan seiring dengan suara langkah kaki membelah sunyi. Dan Hinata harus berusaha tegar menghadapi semua tantangan hidupnya yang sebenarnya baru di mulai.

Dengan matanya yang bengkak ia tetap mengukir senyum yang malah tampak semakin menyedihkan dan berkata.

"Aku tidak apa-apa, Kak...."

Namun semua orang tahu, semuanya tidak baik-baik saja. Luka itu terukir jelas di wajahnya.

"Mau makan buah kesemak?"

Kata-kata itu jelas mengalihkan suasana, mungkin untuk menghibur. Dan lagi, Hinata mengukir senyum dengan air bening hangat yang tidak mampu ia bendung.

"Kak, Toneri...,"

Hinata menerima buah itu dengan tangannya yang bergetar. Biasanya, sepupunya itu mampu sedikit meringankan bebannya, tapi masalah kali ini sungguh berat.

.

.

.

Toneri dan Hinata duduk berdampingan di sebuah gazebo yang berada di atas danau teratai, setelah mengelilingi sekitar taman dekat kuil.

Wajah hampa Hinata memandang sayu danau teratai. Sekelebat ingatan mengalihkan duka untuk sesaat mengenang masa kecil di istana.

"Kau ingat kak? "

Toneri mengalihkan pandangannya pada Hinata, memandang lekat wajah  pucat yang menatap lurus danau.

"Tentu aku ingat...."

"Untuk yang waktu itu, Terimakasih...."

Dengan tulus Hinata mengatakannya. Musim dingin bertahun silam Hinata pernah tercebur ke danau dan ia belum bisa berenang. Toneri lah yang datang menyelamatkan nyawanya. Keadaan Toneri yang lemah membuat lelaki itu terserang flu yang sangat parah, hingga hampir merenggut nyawanya.

Terlalu banyak kenangan dalam setiap sudut Istana.

"Bersandar lah jika kau lelah Hinata, aku akan selalu ada untukmu. Jangan pernah kau merasa sendirian.... Tetaplah berada di samping ku, Hinata. Aku akan menjagamu dengan nyawaku."

Toneri bersungguh-sungguh akan ucapannya. Tanpa Hinata setujui pun ia akan tetap melindungi.

"Aku sangat mempercayai mu kak, Sangat."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waktu Dan (Cerita) CintaWhere stories live. Discover now