16. Pain That Triggers Madness

275 42 17
                                    

Warning

🍓🍓🍓

Dibilang menyesal, itu pasti, tapi tanpa membantu Jinhee, Soojin tidak akan tahu hal besar apa yang sedari lama Taehyung mainkan di balik punggungnya.

Ia mungkin sudah terbiasa dengan fakta ia adalah istri yang tidak dicintai suaminya, tapi ia begitu jatuh ketika tahu sentuhan yang selama ini Taehyung berikan padanya adalah bentuk pelampiasan.

Di dalam mobil menuju arah pulang, Soojin seperti dikepung oleh untaian emosi Taehyung yang bergelimpangan acak. Ada amarah, juga kesedihan yang mendalam, juga mungkin ada desakkan gila yang menuntut Taehyung meluapkan sisi kelamnya.

Dan puncaknya, ketika mereka sampai di rumah, persis seperti yang Soojin duga-duga, ia selalu berakhir di bawah kungkungan Taehyung yang sedang dilalap sendu yang berubah jadi letupan birahi.

Jangan lagi ditanya apakah Soojin sudah berusaha menolak Taehyung sampai ia selalu berakhir seperti ini, tentu saja Soojin sudah berontak, sayangnya ia tak sekuat Taehyung, energi nya kalah telak, apalagi jika Taehyung sedang dalam amarah, itu akan membuat kekuatan Taehyung meningkat dua kali lipat.

Gaun Emerald itu kini telah terkulai loyo di lantai bergabung bersama kemeja serta jas Taehyung, dan sang pemilik baju kini sudah bergumul dalam penyatuan yang menuai berbagai macam emosi buruk.

Seperti biasa Soojin menangis hebat, dan Taehyung yang gelap mata terus menghentak Soojin tak habis-habisnya, rahangnya mengeras, peluhnya berjatuhan.

Jika ditanya, Soojin akan mengatakan bahwa bersetubuh dengan Taehyung tidak pernah nikmat baginya, namun malam ini lebih dari itu, ini sangat menyakitkan melebihi malam-malam kelam lainnya, apalagi pemandangan di bukit sana masih terbayang-bayang, membuat rasa sakit menyerangnya dari berbagai sisi.

Fisik dan batinnya.

"Kau benar-benar iblis, Tuan Kim Taehyung!" Sembur Soojin tak peduli sedalam apa Taehyung menyakitinya. Entah kenapa malam ini ia tak ingin terpekur dalam ketidak-berdayaannya, jadi ketika Taehyung meremas payudaranya, ia membalas dengan mencakar pundak Taehyung kuat-kuat, "Aku sekarang mengertiㅡ"

"Diam!" Bentak Taehyung masih dengan kegiatannya menggempur Soojin, tak peduli kuku-kuku Soojin menancap kulitnya.

Wajah basah Soojin mengeras marah, "Kau masih mencintai Jinhee! Kau belum move on darinya! Kau diam-diam masih mengharapkannya! Tapi karena kau gagal, kau sedih! Kau kesal! Lalu kau melampiaskannya padaku!" Soojin tak peduli, ia mengoceh nyaring meski tersendat-sendat mengikuti gerak panggul Taehyung.

"Kau tak harus mengetahui apa pun!" Taehyung tenggelam dalam gairah, hanya ingin mengejar pelepasan dan berhadap ia menggapai ketenangan meski hanya setitik.

Tapi Soojin sangat geram dengan sikap Taehyung. Selama ini ia selalu diam, berusaha memaklumi dengan gagasan ia adalah seorang istri yang masih wajib melayani kebutuhan suaminya, tapi mengetahui bahwa Taehyung punya maksud lebih dari itu, Soojin benar-benar tak terima.

Tangannya tak puas mencakar Taehyung, jadi kini ia meninju-ninju dada telanjang Taehyung membabi buta, meski lemah tapi ia menguarkan semua amarahnya lewat pukulan itu, dan tentu saja itu sangat mengganggu kegiatan Taehyung.

"Aku tidak suka diperlakukan seperti ini, berengsek! Selesaikan masalahmu dengan Jinhee! Jangan libatkan aku!"

"Berhentilah menyebut namanya atau aku akan membuatmu menanggung sakit yang lebih dari ini!" Bentak Taehyung lagi sebelum kemudian menerkam bibir Soojin, agar Soojin tak bicara lagi.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang