19. Just A Stopover Place

251 41 9
                                    

Udah lama gk mampir ke nih cerita. Msih ingat alur sblmnya? Sbnrnya aku kurang excited sma nih crita, soalnya mnrtku alur nya kurang menarik dan klise. Jadi ini selingan aja. 🙃

🍓🍓🍓

Soojin percaya setiap manusia punya dua sisi, satu kepribadian yang terlihat dan yang satunya sisi yang begitu tersembunyi, tertancap jauh dalam jiwa, dan terkadang jiwa itu sendiri pun tak memahami sisi itu. Sangat tak terduga.

Soojin juga percaya bahwasanya manusia selalu memiliki topeng masing-masing, ia pun punya topeng, yaitu topeng senyum demi menyembunyikan wajah aslinya yang menyedihkan. Semua orang selalu menggunakan topeng, perbedaannya hanya pada setebal apa topeng yang digunakan.

Tapi jika merenungi ini sambil menatap Taehyung, Soojin merasa itu terlalu kelewatan, sangat berbeda drastis, dan juga tidak adil. Taehyung sangat dipuji, disegani dan dihormati. Orang-orang asing yang memuji Taehyung tidak tahu betapa sulitnya Soojin bernapas akibat Taehyung.

Tapi sekarang Taehyung sangat malaikat yang membuat siapa pun tak segan mendekat sekedar ingin menyapa, pria yang sangat ramah dan baik hati, tapi kenapa Soojin tak pernah mendapatkan itu?

Oke, setelah berdamai dengan fakta ia adalah istri yang dianggap pembuangan luka, sekarang ia juga harus terbiasa dengan sikap iblis Taehyung yang hanya ditunjukan khusus padanya.

Luar biasa, bukan? Hanya ia yang tahu sisi tak terduga Taehyung.

Tapi apakah ia perlu menyombongkan itu? Tentu saja! Tentu menyakitkan!

"Paman Taetae!"

Bahkan bocah yang begitu dekat dengannya kini lebih tertarik pada Taehyung. Micha menarik ujung baju Taehyung, kepalanya mendongak menatap Taehyung dengan mata bulat yang lugu dan menggemaskan. "Ayo main lagi!" Rengeknya lucu, meminta Taehyung kembali ke pusat kehebohan anak-anak alih-alih berada di sisi Soojin yang sedang dikelilingi aura kelam.

"Tentu saja!" Taehyung mengusak gemas pucuk kepala Micha, lalu lanjut menggendong Micha.

Micha terkekeh saat pipinya dikecup Taehyung sekilas, membuatnya tak sengaja melirik Soojin, "Kak Soojin! Kenapa diam saja? Tidak ingin bermain dengan kami lagi ya?" Karena tak lekas mendapat jawaban Soojin, Micha berbisik pada Taehyung, "Kenapa kak Soojin murung? Tidak seperti biasanya, atau kak Soojin sedang sakit? Kenapa, Paman? Paman pasti tahu karena Paman pangerannya kak Soojin."

Taehyung melirik Soojin sambil menjawab pertanyaan Micha, "Tentu saja dia murung, karena dia kesal pangerannya diambil putri Micha." Taehyung bicara dengan nada dibuat-buat menggemaskan.

"Jadi kak Soojin marah pada Micha?"

Taehyung menggeleng, "Dia marah pada kita berdua."

Sekarang giliran Micha yang tampak murung, Taehyung jadi gemas sekali melihatnya. Dari semua anak-anak panti, Micha yang sangat menarik perhatiannya. Semua anak yang ia temui pintar, cerdas, serta tampan dan cantik, tapi Micha memang agak menonjol karena dia bisa cepat akrab. Pola pikirnya berkembang lebih gesit dari usianya sekarang, setidaknya bisa diajak bicara dan mampu menyesuaikan.

"Kak Soojin biasanya akan sangat bahagia saat dia menyanyi sambil main piano," celetuk Micha tiba-tiba.

"Wah, benarkah? Dia suka menyanyi dan main piano?" Taehyung benar-benar terkejut dan tidak menyangka. Selama memperistri Soojin, Taehyung sama sekali tidak tahu soal itu, apalagi Soojin memang tidak pernah menunjukkan.

Selama ini yang Taehyung lihat hanyalah si cengeng Soojin, yang tak bisa apa pun selain mengeluh dan mengharapkan cinta.

"Paman Taetae tidak percaya?"

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang