05. him

36 5 2
                                    

Aku hanya hidup untuk hal - hal kecil yang berhasil membuatku bertahan sampai detik ini

──

Senja sudah menjumpai hari
sabtu di penghujung agustus tahun ini. Seperti biasa tiga minggu sekali, ia akan kembali bekerja. Time flies so fast, artinya senin besok atau dua hari lagi ── Senja juga akan tampil mewakili kelasnya.

Masalah gitar milik Rega, sudah ia selesaikan jumat kemarin. Kini ia harus mencari pinjaman gitar baru ── walau awalnya Senja sudah sangat mengecualikan untuk meminjam gitar milik cafe ini, namun ia terpaksa untuk melakukannya.

Pukul 9 tepat, Senja mengakhiri malam ini dengan sebuah lagu yang akhir - akhir ini selalu berada di puncak playlistnya. Ia memberikan sedikit hint, sebelum mulai menyanyikannya.

" Jika rumah selalu tentang tempat berpulang, maka tiap pengelana harus mencari tujuan ── dan kamu adalah bekal sekaligus tanah kematianku. Kalau tidak kamu, maka tidak siapapun. "

" Untuk yang sudah berkunjung malam ini, this song is special for you ── this is take a chance with me by niki "

Petikan gitar milik Senja mulai beradu dengan heningnya suasana malam ini. Suara indahnya berhasil membuat banyak pasang mata, tanpa sadar menikmati setiap irama yang tercipta.

Salahsatunya ── sosok ' dia ' yang kini tengah berada di sudut cafe. Ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok yang terapit di jarinya, tanpa sadar sudah hampir dua jam ia menghabiskan waktunya disini. Ia baru beranjak pergi tepat setelah Senja menyelesaikan baris terakhir dari lagunya.

Oh, why can't we for once
Say what we want, say what we feel?
Oh, why can't you for once
Disregard the world and run to what you know is real?
Take a chance with me

Gemuruh tepuk tangan, terdengar cukup menguasai seisi cafe ini. Membuat Senja berulang kali mengucapkan terimakasih.

Tepat setelah itu, Senja mengemasi berbagai alat yang ia gunakan untuk perform tadi. Sampai sebuah panggilan mengalihkan fokusnya.

" Ja ── sini deh bentar " Panggil Rachel, yang kini berada di sebuah meja bar, yang terletak tak jauh dari tempat Senja berdiri.

" Ini tadi ada titipan buat kamu. "

Sambil menyodorkan sebuah gitar, Senja menerimanya dengan ekspresi kebingungan.

" Ini dari siapa kak ? "

" Ga tau Ja, itu tadi dititipin ke salahsatu waiters ── katanya suruh kasih ke cewek yang perform."

" Katanya suruh bilang dari temen sekolahnya gitu. "

Walau masih bertanya - tanya dengan jawaban dari Rachel itu, Senja yang masih dipenuhi rasa penasaran hanya menjawab

" Oh gitu ya kak, coba nanti aku cari tau orang nya deh. "

──

Sudah satu jam semenjak Senja pulang dari cafe tadi. Sambil mengunyah snacknya, ia kembali memandangi gitar yang kini ia letakkan diatas kursinya itu.

" Apa dari Kinan ya ? " Ia bergumam kemudian menjawabnya sendiri.

" Eh bukan deh tapi, kemarin Kinan aja pinjem ke Jevan. "

" Tapi pasti juga bukan Jevan, dia aja pinjem ke Rega. "

Sambil berfikir sejenak, Senja mulai menggenjreng gitar tadi.

dialog senjaWhere stories live. Discover now