06. the day

31 5 2
                                    

Bagaimana aku bisa lupa ?
Jika disetiap sudut kota ini sudah terpenuhi dengan kenangan kita

──

" Tenang Ja - tenang, jangan gugup. "

Tak terasa, hari yang sudah Senja tunggu akhirnya tiba. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa gugup yang menguasai dirinya.

Satu botol air mineral itu, bahkan sudah berganti ke botol ke dua. Satu nomor lagi dan namanya akan dipanggil.

Senja mengedarkan pandangnya dari belakang panggung. Lapangan tengah - tempat diselenggarakannya kegiatan ini, benar - benar dipenuhi lautan manusia. Semua gedung bertingkat tiga, yang mengelilingi lapanganpun diisi oleh siswa - siswi yang berdiri di pinggir koridor.

Jantung Senja, makin berdegup tak karuan. Walau ia sudah sering tampil ketika diluar sekolah, namun kesempatan perform kali ini berhasil membawanya bernostalgia dengan kenangan masa SMP nya.

" WOW ! MANA APPLAUSE NYA UNTUK KELAS 11 MIPA 3 !!!! "

Sang MC kembali bersuara tepat setelah penampilan itu berakhir. Hal itu disusul dengan gemuruh teriakan dan tepuk tangan dari semua yang tengah menonton.

" Oke - oke, kita move on dulu dari penampilan kelas 11 MIPA 3. "

" Yes - betul banget, selanjutnya kita saksikan penampilan dari nomor urut 8 - KELAS 10 MIPA 2 !!!! "

Mungkin karena terlalu sibuk berkutik dengan pikirannya sendiri. Senja tak menyadari 2 penampilan sudah berlalu begitu saja.

Matanya membulat mendengar ucapan dari atas panggung itu. Ia kini beradu pandang dengan sang MC, sambil menunjukkan gestur yang seolah berkata " Ini beneran aku ? ", yang dijawab anggukan oleh sang MC.

Senja menelan ludahnya yang tiba - tiba terasa kering. Ia berjalan naik keatas panggung sambil memandangi hamparan manusia, yang tersuguh tepat dihadapannya.

Rasa gugupnya semakin memuncak, setelah teman - teman sekelasnya yang berada dibarisan cukup depan itu mulai meneriakkan namanya.

" SENJA WUHUUUUU ! "

" WOY UDAH SENJA WOY ! "

" SENJA....SENJA....SENJA....!!! "

Kehebohan dari penduduk kelasnya itu seolah sudah benar - benar dipersiapkan. Mereka bahkan membawa berbagai atribut kelas, mulai dari banner, bendera dan sebuah drum.

Senja pun sekilas tersenyum merespon antusias teman - temannya itu, ia kemudian mulai bersuara.

" Selamat pagi semuanya ! Gimana - masih semangat kan ? "

Pertanyaan Senja itu dijawab dengan berbagai teriakan yang saling bersautan.

Senja bersyukur, dirinya masih mendapat nomor tampil yang cukup awal, dimana semangat dan perhatian penonton masih tertuju pada acara.

Satu tarikan nafas ia hembuskan, disusul dengan sebuah sajak yang sudah ia siapkan.

" Aku melewati semua titik hancurku sendirian. "

Matanya kini meluncur ke setiap sudut yang ada dihadapannya.

" Tak ada lagi uluran tangan, rangkulan juga dekapan yang kurindukan. "

" Aku berjalan memunguti semua puing - puing kenangan yang tak lagi dapat terulang. "

Tertunduk sebentar, Senja kemudian kembali mengangkat kepalanya dengan disertai perubahan mimik di wajahnya yang cukup signifikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

dialog senjaWhere stories live. Discover now