12. Sulit

2.1K 278 50
                                    

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

🔻🔺🔻

Satu bulan berlalu dengan seenaknya, saat langkah kaki tidak lagi menemukan rumahnya, senyumnya tercekat, tangannya berkeringat, jantungnya berdetak kencang saat kedua bola matanya menangkap bagaimana desah itu terdengar menyakitkan.

Bahkan rumah ini baru Ia tinggalkan selama satu bulan, tapi banyak hal yang Ia lewatkan.

Kue ulang tahun yang masih belum Ia bakar lilinnya terjatuh ke lantai, ruang tamu itu penuh dengan gairah, sampai kedua manusia itu tidak tau jika Becky sudah berdiri di sana sedari tadi.

"Freen. "

Dia menyadari kesalahannya ternyata terlalu jauh, rasa sakitnya jauh lebih besar, mungkin untuk membiarkan Freen memiliki hubungan sekali lagi adalah keputusan terburuk yang pernah Ia miliki.

"Bec. "

Jennie mendorong Freen menjauh, bersusah payah mencari pakaiannya kembali, sementara Freen terlihat panik, mengejar Becky pun hal yang mustahil, dirinya dan Jennie sudah tidak memakai pakaian apapun.

"Freen, kejar. "

Mau menjelaskan apa?, yang seperti apa?, jika semuanya sudah bisa Becky mengerti?.

Setelah menyadari satu hal, Freen yakin semua ini akan menjadi yang terakhir untuk hubungan dan Becky nantinya.

"Mami. "

Satu hal yang Freen lupakan, tidak hanya Becky yang berada di sana, namun juga Tawat, wajah lelaki itu memerah menahan amarah, air matanya mengalir membasahi kedua belah pipinya, tidak bersuara, dan sesakit itu terasa.

Lelaki kecil itu berjalan mendekat, menatap keduanya dengan bengis, lalu menampar Freen dengan cukup keras, tidak hanya itu, lelaki yang dalam emosi itu juga menjambak rambut Jennie dengan semangat, wajahnya tanpa ekspresi, persis seperti Becky ketika dalam emosi yang memuncak.

"Kata Oyin, tamparan adalah cara yang tepat untuk menyadarkan kesalahan seseorang, "

Terakhir kalinya, Tawat menampar pipi Jennie jauh lebih keras dari yang dirinya lakukan terhadap Freen.

"Hari ini Tawat ngerti, siapa Tante Jennie untuk Mami, makasih udah ngasih rasa sakit yang bahkan Tawat sendiri gak ngerti ini apa, yang Tawat pernah dikasih tau jika berhubungan seperti ini, hanya untuk orang yang menikah, jika tidak itu katanya selingkuh, Tawat denger dari Oyin sama Omchie, selingkuh itu adalah tindakan yang murahan, ah pantas Oyin bilang Kalian sampah, karena berlian itu mahal tidak murah. "

Langkah kakinya menjauh, mengejar kembali apa yang pantas dirinya kejar, Freen tidak mampu lagi membela dirinya, karena kenyataannya Ia sudah sangat kalah.

"Maaf Freen. "

"Its oke, Aku akan menceraikan Becky, Aku tidak ingin menyakitinya lagi. "

"Gak, seharusnya Kau perbaiki semuanya, biar Aku yang pergi. "

"Kau tidak usah kemana-mana, Aku akan menggugat cerai Becky, dan maaf Kita juga harus selesai. "

"Freen?"

"Aku yang serakah, ingin keduanya, tapi Aku lupa Aku sedang menyakiti Kalian. "

Sementara di tempat lain, Becky mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang biasa, ada Tawat di dalamnya, Dia tidak mau mengambil resiko.

Nafasnya berat tak beraturan, ingin rasanya Ia menangis, namun tatatap mata lelaki kecilnya masih seutuhnya kepada dirinya.

"Kalau sakit, gak apa-apa nangis kok Ma, kata Oyin, emosi itu harus diluapkan, dengan menangis. "

Tawat mengambil gawai Becky mengetik sesuatu di sana, sama seperti yang selalu Becky lakukan kepadanya jika ada hal yang selayaknya penting.

"Katanya, salah satu penelitian mengungkapkan bahwa manfaat menangis adalah bisa merangsang produksi hormon endorfin, yaitu hormon yang dapat membuat Anda merasa lebih baik, mengurangi rasa sakit, dan meredakan stres. Selain itu, menangis juga dapat menurunkan produksi hormon kortisol yang berkaitan dengan stres di dalam tubuh. Jadi menangis itu tidak buruk Mama. " Ucapnya terbatah karena kesulitan untuk membaca sebuah paragraf.

Becky menghentikan mobilnya, jalanan tidak terlalu ramai, Ia menepi sebentar, meminjam peluk lelakinya dan air mata itu pecah dengan sempurna, pertama kalinya Becky meluapkan perasaannya kepada Tawat, walaupun kenyataannya, Ia takut jika suatu hari nanti, Tawat menjadi orang yang tumbuh dengan rasa sakit jika Ia tau semua masalah yang terjadi dengan dirinya dan Freen.

"Kenapa Mama simpan ini sendirian?, "

"Tawat. "

"Tawat mungkin gak bakalan ngerti apa masalahnya, tapi bahu Tawat kuat kok Ma jika Mama butuh sandaran, Tawat belajar taekwondo sama Omchie buat bisa jagain Mama dari orang jahat. "

Sakitnya bertambah, pelukan itu Ia eratkan untuk meredam tangisnya, namun sial untuknya, rasa sakitnya ternyata tidak sebercanda itu.

"Seterluka apa Mama sampai sesakit itu suara tangis Mama yang terdengar?"

"Tawat, maafin Mama, Kamu harus tumbuh dalam situasi ini. "

"Kenapa harus Mama yang minta maaf?, bukan Mama yang salah, bukan Mama yang selingkuh. "

Tidak lagi mampu mengatakan apapun, karena kenyataannya, semua bukan hanya salah Freen, namun Mereka.

"Jangan benci Mami Kamu ya. "

"Gak janji. "

"Wat. "

"Mama. "

"Boy, Mami itu orang baik, Mami gak ba..

"Orang baik gak akan pernah mau dengan sadar menyakiti perasaan seseorang. "

"Lihat Mama, Mami itu..

"Tawat gak janji. "

Becky tidak punya pilihan, karena Tawat adalah cerminan dirinya, sifat Mereka, wajah dan semua kebiasaan.

"Mama punya Tawat, selepas semua sakit ini, mari hidup dengan lebih baik, berdua. "

Usia hanya angka, Tawat tumbuh lebih dewasa dari umurnya, karena memang asuhan keluarga Becky membangunnya menjadi pria kecil yang mandiri dan kritis.

"Suatu saat Kamu akan ngerti, bagaimana cinta itu mampu mengalahkan rasa benci dan begitupun sebaliknya Nak. " batinnya.

YOU! (FreenBecky)Where stories live. Discover now