Kebenaran

634 10 4
                                    

Bukan bermaksud berlebihan, tapi aku ingin kamu jadi milikku seutuhnya. Memang benar jikalau sesuatu yang berlebihan akan menyebabkan boomerang di kemudian hari, tapi aku hanya ingin menikmati detik ini tanpa mengawatirkan esok hari atau menyesali yang terjadi.

Yesterday is history, tomorrow is mistery, but today is a GIFT.

Almira Agatha.

***

"Emang gak papa Mir aku masuk ke kamar kamu ?" Wajahnya menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang melihatnya masuk ke dalam kamar Mira.

"Gak usah segitunya Sat, gua juga gak sembarangan mengizinkan buat seseorang masuk. Pengecualian buat lu."

"Kok gitu ?" tanya Satria mengernyitkan dahi.

Mira mengangkat bahunya. "Gak tahu semenjak kenal lu gua gak ada terlintas dipikiran bahwa lu bakalan berbuat hal yang negatif."

"Jangan menilai seseorang dari luarnya Mir, jangan terlalu berekspektasi berlebihan pada sesuatu atau nanti kamu bisa kecewa jika hal tidak berjalan sesuai yang diharapkan." jelas Satria yang masih berdiri didepan pintu.

"Iya gua tahu itu Sat, serius ya, aura lu tuh beda aja dengan kebanyakan cowok di luar sana."

"Bukannya mayoritas wanita menganggap bahwa semua cowok itu sama aja Mir ?"

"Lah lu pikir Younglex sama Pak Habibi sama ? Lagian kalau mereka berpikir cowok itu sama aja, kenapa masih pilih-pilih ?" tanya Mira mengangkat kedua alisnya.

"Masuk akal si."

"Dih gitu doang hahaha. Trus lu mau berdiri di situ sampai kapan ?" sindir Mira kepada Satria yang masih terpaku didepan pintu kamar sembari melihat sekeliling.


Di raihlah tangan Satria dengan paksa untuk segera masuk kedalam kamar Mira. Sambil memasang wajah takjub Satria memandangi ruangan kamar Mira yang terbilang luas dan baru pertama kali juga Satria menemukan kamar dengan fasilitas selengkap ini. Terdapat kasur yang besar, langit-langit dengan gemerlap lampu warna-warni serta toilet sebagai pelengkapnya, tak sampai di situ di luar kamar terdapat sebuah taman mini serta balkon yang langsung menyuguhkan pemandangan indah.

Dipersilakan Satria untuk duduk di samping Mira di atas kasur.

"Eh Sat emang anak sekarang sebucin ini ya ?" sambil Scroll HP.

"Kenapa emangnya." perlahan Satria duduk ditepi kasur, pandangannya menengok ke arah HP yang tengah dipegang Mira.

"Liat aja ni masak sampai mau cium ketiak segala." Mira memperlihatkan layar HP kepada Satria yang duduk disebelahnya.

Satria keheranan. "Aku baru tahu ada yang sampai sebucin itu Mir."

"Ih ada yang sampai cium kaki cewek juga lo. Nih nih lo liat !" Mata Mira melotot.

"Iya itu tandanya sayang kali." jawab Satria enteng.

"Tapi ya masak sampai segitunya. Gua aja belum pernah diperlakukan seperti ratu kayak gini." Bibir Mira manyun membuatnya kelihatan sangat imut.

"Bentar bentar." menatap HP nya lebih dekat lagi. "Oh namanya Feet Fetish, atau kecenderungan pada benda yang non seksual." imbuhnya.

"Feet Fetish ? Apa itu Mir ?"

"Wait coba gua Googling." terlihat Mira sedang mengetik sesuatu di layar handphonenya, ia hanya mengangguk sambil berkata, "Anjir sampai ada yang mau jilat juga dong." matanya terbelalak tidak percaya apa yang baru saja di lihatnya sambil memperlihatkan layar HPnya ke Satria.

Terserah KamuWhere stories live. Discover now