Chapter 14

663 97 0
                                    

30 Agustus 2023

🌸

Salah satu pelaku penculikan Sakura mati ditangan Sasuke, lagi. Laki-laki itu dengan brutal menyiksanya karena pelaku tidak mau memberitahu siapa yang menyuruh mereka. Dua laki-laki malang yang mati mengenaskan karena kesetiaan untuk Tuan mereka.

"Kau membunuhnya tanpa mengetahui siapa dalangnya Sasuke." Naruto berdecak kesal.

"Tidak masalah, masih tersisa satu orang lagi untuk kita introgasi," jawab Sasuke santai. Ia memberikan seringai keji pada satu-satunya pelaku yang tersisa.

"Aa, kau benar," setuju Sai. Ditangannya terdapat sebuah pisau daging yang baru saja ia gunakan untuk memotong jari-jari pelaku sebelumnya.

Pelaku itu ketakutan, terlihat dengan sangat jelas melalui pancaran matanya. Mulutnya ditutup oleh sebuah kain. Gelisah duduk di atas kursi dengan keadaan terikat. Ia kira ia hanya akan dibunuh dengan pistol, tanpa disiksa. Namun melihat kematian rekan seperjuangannya, ia yakin kematiannya akan lebih mengenaskan.

"Katakan siapa yang memerintahmu!" Sasuke melepas kain penutup mulut pelaku. Ia sudah mempersiapkan tangannya untuk meninju wajah pelaku.

Laki-laki itu ketakutan, ia tidak berani berbicara. Membuat satu pukulan menyapa pada pipi kirinya. Tubuhnya terjatuh ke lantai bersama kursi, dapat ia rasakan bagian dalam mulutnya terluka, mungkin saja ada giginya yang patah.

"Kau seharusnya berbicara jika ingin hidup," kata Sai. Ia dengan santai menancapkan pisau itu ke telapak tangan pelaku. Menimbulkan suara erangan yang menggema di ruangan gelap itu. Ruangan yang diberikan Fugaku dulunya untuk Sasuke, agar anak bungsunya bisa melampiaskan amarahnya serta berlatih beladiri. Namun berubah fungsi sejak Sasuke mendapatkan trauma dan mulai menyiksa orang-orang yang menyakiti Sakura.

Beberapa orang suruhan Fugaku terdiam di sisi lain ruangan bersama Naruto yang duduk di sebuah sofa, hanya memperhatikan. Tak ingin ikut campur dalam hal seperti ini. Bahkan sebenarnya Sasuke melarangnya untuk ikut, bisa saja ia keceplosan memberitahu Sakura nantinya. Tapi ia juga penasaran, seingatnya sudah lama Sasuke ataupun Sai tak melakukan hal seperti ini.

"Kau masih tidak mau berbicara?!" Sasuke menendang dada laki-laki itu, membuatnya memuntahkan darah segar. Ia yakin pasti sudah ada bagian tulang-tulangnya yang patah.

"Ak-Aku ti-dak tahu," jawabnya pada akhirnya.

"Kau seharusnya tahu siapa yang berkerjasama denganmu." Sai menginjak sebelah kaki pria itu hingga terdengar suara retakan tulang.

"A-aku tidak bi-bisa melihat wa-wajahnya dengan je-jelas," beritahunya terbata-bata.

"Ciri-cirinya," perintah Sasuke.

"La-laki-laki, be-rambut pa-njang, pe-perempuan itu me-manggilnya ka-kakak."

Sasuke tersenyum mengerikan, ia mengambil pistol yang diberikan orang-orang ayahnya padanya setelah diminta mendekat. Mengarahkan pistol itu ke kepala pelaku.

"Kau bisa bertemu dengan rekan-rekan mu sekarang," ujarnya kemudian melepaskan satu tembakan ke kepala pelaku. Memberikan kematian secara langsung.

"Kalian harus membersihkan diri sebelum bertemu Sakura-chan," kata Naruto. Mereka berjalan keluar gedung tempat ruangan tadi berada. Gedung yang sudah terbengkalai dari tiga tahun lalu. Meninggalkan beberapa orang untuk mengurusi mayat para pelaku.

My Other Half [SasuSaku]✔️Where stories live. Discover now