Special Chapter: Sai-Sakura

629 76 2
                                    

8 September 2023

🌸

Sai duduk murung di bangku belakang mobil ayahnya yang sedang melaju di tengah jalan. Mereka sedang melakukan perjalanan dari kampung sang ayah ke Konoha. Ayah Sai harus melanjutkan pekerjaannya, dan ia ingin membawa Sai untuk tinggal bersama. Kematian sang istri membuat anaknya harus ditinggal sementara dengan sang ibu. Usia Sai sekarang rasanya sudah cukup untuk bisa tinggal bersamanya. Terlebih ia akan tinggal di dekat teman dekatnya.

"Ada apa Sai?" Tanya ayahnya ketika melirik kaca dalam mobil. Sai yang duduk di bangku khusus anak-anak mengangkat pandangannya.

"Kenapa aku harus ikut dengan ayah?" Balasnya dengan suara serak. Dulu ayahnya hanya mengunjunginya sesekali, sekarang dengan begitu tega, ayahnya memisahkannya dari sang nenek.

"Karena Sai adalah anak ayah," jawab ayahnya. Pria itu menghela napas, mengerti dengan kegelisahan sang anak.

"Selama ini aku juga menjadi anak ayah, tapi aku bisa tinggal bersama nenek," balasnya lagi. Air mata mulai menggenang di sudut matanya.

Daripada mengambil resiko, ayah Sai menepikan mobilnya terlebih dahulu. Kemudian setengah membalikkan tubuhnya ke belakang untuk bertatapan langsung dengan sang anak.

"Ayah memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggal di Konoha, Sai. Ayah juga ingin menghabiskan waktu dengan anak ayah lebih lama. Jadi keputusan terbaik yang dapat ayah ambil adalah membawa Sai tinggal dengan ayah di Konoha," jelas ayahnya. Sai kecil kurang memahaminya.

"Tapi aku tidak akan mempunyai teman ayah, ayah juga pasti sibuk nantinya," jeda terjadi karena Sai mulai terisak membayangkan banyak hal.

"Aku tidak akan mempunyai teman, aku juga akan kesepian nanti," isakan Sai semakin kencang. Bocah itu mengusap matanya dengan kasar. Sang ayah dengan cepat menahan tangan anaknya. Menggantikan tangannya untuk mengusap air mata Sai.

"Jangan berbicara seperti itu Sai, kau pasti akan memiliki teman nanti," hiburnya. Meski ia juga merasa bersalah pada anaknya, tapi ia tak bisa melakukan banyak hal. Kepindahannya ke tempat baru sekarang juga di dasarkan pada anak sahabatnya yang memiliki usia hampir sama dengan Sai. Setidaknya lingkungan tempat tinggalnya nanti dapat membantu Sai untuk bersosialisasi.

"Mereka akan mengejekku lagi ayah, mereka akan mengatakan aku tidak mempunyai ibu," raung Sai. Membuat hati sang ayah pedih. Pembulian yang dilakukan anak-anak seumuran Sai tidak melibatkan fisik. Mereka menggunakan ketiadaan istrinya untuk melakukan hal tersebut.

Ia berusaha membuat orang tua pembuli mengalami banyak kerugian di pengadilan, tapi tetap tidak membantu anaknya untuk dijauhkan dari orang-orang tersebut.

"Sai, tidak akan ada yang melakukan hal itu untukmu. Kau akan mempunyai teman yang akan melindungimu nanti," hiburnya lagi pada sang anak.

"Ayah janji?"

"Ya, ayah berjanji," janjinya dengan ketidakyakinan.

Sai mengangguk sambil berusaha menghentikan isak tangisnya. Ia memberikan senyuman pada sang ayah. Pria itu mengusap rambut sang anak penuh kasih sayang.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Sai bersenandung kecil di belakang. Hatinya berdebar senang, saat sampai di tempat baru nanti, ia akan memiliki teman baru.

~ M. O. H ~

Nyatanya, apa yang dijanjikan sang ayah tidak terwujud. Sai dititipkan ke tempat penitipan anak. Ayahnya terlalu sibuk, dan ia tidak suka diasuh oleh bibi-bibi centil yang suka mencari perhatian ayahnya. Berakhir dengan ia akan selalu menunggu ayahnya di tempat penitipan anak.

My Other Half [SasuSaku]✔️Where stories live. Discover now