14. Berjuang

51 22 20
                                    

Happy reading All 📚
Lentera Bintang By Elhusna_27

REVISI✅

14. BERJUANG

_______

Senja terduduk lesu di depan meja makan. Tangannya itu sibuk membuka buku catatan pengeluaran sehari-hari kebutuhannya. Dengan bahu yang merosot lesu, gadis itu memijit pangkal hidungnya yang terasa nyeri.

"Ya Tuhan...untuk makan aja udah harus ngirit, gimana aku mau bayar pengobatan bunda?" monolognya pelan.

Senja menarik nafas panjang seraya menutup mata. "Apa aku coba cari kerja aja ya?"

Senja menganggukkan kepalanya seraya berpikir. "Coba deh,"

Senja membuka ponsel miliknya, ia mencari nama seseorang lalu menelponnya. "Halo, maaf ganggu, Bii. Aku mau tanya, apa kamu buka lowongan pekerjaan nggak?"


********


Rakha menatap sebal ke arah gadis tomboy yang kini berada di depannya. Pria itu tampak tak peduli lagi soal harga diri yang selama ini ia bangga-banggakan, semua itu langsung musnah jika bersama dengan Zeline. Tak ada gunanya bukan?

"Masih lama ya?" tanya Rakha karna sudah tidak betah lagi.

Zeline yang tengah asyik itu menoleh sekilas lalu melanjutkan aksinya. "Ini baru lima menit, Rakha. Masih ada waktu lima menit lagi selesai."

Jawab gadis itu sambil tersenyum senang. Matanya sekarang meliar ke arah pria penjual gulali, seandainya saja Rakha paham akan yang dia maksud.

"Ck! Setan!" umpat Rakha tak tertahan.

Zeline menoleh cepat ketika melihat perubahan drastis dari wajah Rakha yang tampak merah padam. "Udah lah, Kha. Nikmatin aja! Seru kok Komedi Putarnya, kayak naik kuda beneran!" ujar gadis itu.

Ya, disinilah Rakha berada. Berada dalam permainan komedi putar bersama gadis tomboy yang selalu merepotkannya. Harga dirinya sudah turun, sebagai seseorang yang memiliki IQ tinggi, Rakha merasakan hal itu.

"Mending naik kuda beneran," gumam Rakha, menyindir Zeline. Pria itu tampak tak berminat sama sekali, bahkan sekarang tudung hodie nya itu ia rapatkan agar orang-orang tidak mengetahuinya.

"Ck! Kenapa sih lo, Kha? Nggak bergairah banget jadi cowok?" Zeline bertanya seraya memfokuskan pandangannya kepada wajah datar Rakha. Gadis itu mengernyit ketika Rakha malah menatapnya cuek.

"Lo kesel ya? nggak ikhlas nemenin gue main?"

Rakha menaikkan sebelah alis.

"Beneran nggak ikhlas ni? Jawab dong, Kha..."

"Hm," Rakha berdeham. Pria itu membetulkan posisinya untuk menghadap Zeline yang berada di sampingnya.

"The first, gue nggak pernah tertarik untuk ini semua. Tapi tiba-tiba lo dateng dan ngerusak mood yang udah gue susun rapi tadi malam. The second. Seharusnya lo juga mengerti jika gue punya porsi sendiri untuk hal ini, nggak semuanya bakal bisa gue terima."

"Third..., perasaan itu nggak bisa di paksakan, mau gimanapun juga, gue nggak akan pernah jatuh cinta sama siapapun." Tegas Rakha. Laki-laki itu terlihat serius.

Bersamaan dengan itu, komedi putar pun berhenti.

Zeline menatap Rakha yang melangkah pergi dengan sorot mata yang berkaca-kaca. Hatinya terasa remuk ketika ucapan pedas itu keluar dari mulut Rakha. Hatinya seperti di sayat oleh sebuah pisau belati tajam.

~LENTERA BINTANG~ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang