28. Titik Semu

49 18 2
                                    


VOMEN DULU YA TSAAAY!

Follow my ig :
@wp_elhusna27
@lzzzky27
@Sofie.hasan77

Happy reading 📚


-o0o-

[Kenapa disaat aku mulai percaya dengan cinta, semesta seolah melarang kita bersama?]

-Almahyra Senja Attharazkha

“J-jadi...Kamu, yang udah bunuh ayah aku?” tanya Senja terbata. Air matanya tiba-tiba saja meluruh.

Ghana menaikkan sebelah alis sambil tersenyum smirk, sebelum akhirnya mengangguk remeh. “Ya, saya yang membunuhnya. Dan dia…” Ghana menunjuk Zayyan.

“Yang membuat Nyonya Pratiwi Attharazkha kecelakaan dan berakhir koma.” 

Deg!

“BEDEBAH  SIALAN LO, ANJING!” teriak Gre tersulut emosi, dan langsung berjalan cepat menuju tempat Ghana berdiri. Di samping sangkar besi, memegang tali itu.

“TEGA LO NGELAKUIN HAL ITU?! BAJINGAN KAYAK LO GAK PANTES HIDUP DI DUNIA LAGI!” teriak Gre kelepasan.

“GRE!”

Sejengkal lagi dirinya menyentuh tubuh kotor itu, dua orang bodyguard langsung mencegahnya dan langsung menghempaskannya dengan kasar ke tanah.

Ck. Kau pikir semudah itu melupakan hal yang sudah terenggut oleh dunia?” tanya Ghana. “Saya akan melakukan hal yang sama seperti yang Rayyan lakukan terhadap saya.”

“Lo…Jangan nekat, bangsat!” bentak Rezvan dengan urat leher yang menonjol.

“K-Kak Sam! Tolongin aku!” teriak Senja ketika Ghana dengan nekatnya memotong tali pengait sangkar itu dengan pisau. Membuat sangkar besi itu terjun dengan mudahnya masuk ke dalam danau yang dipenuhi dengan buaya.

“SAMUDRA TOLONG!” teriak Senja.

Byur!!

“HYRA!”

“SENJA!”

“RATAKAN SEKARANG!” Teriak Gre mengkomandoi pasukannya. Sementara Rezvan lebih dulu terjun ke danau untuk menyelamatkan Senja.

Suasana di Danau Kemuning sangat kacau sekarang. Dua pasukan dari Rezvan dan Ghana saling beradu otot dan membuktikan kemenangan yang mungkin akan diraih oleh salah satu pihak.

Ghana tersenyum penuh kepuasan. Laki-laki itu tampak santai menatap sangkar besi yang hampir menyentuh dasar danau itu.

“Dendamku terbalaskan, Ray.” Gumamnya disertai senyuman remeh.

BUGH!

Ghana hampir saja jatuh tersungkur usai mendapatkan satu tendangan dari seseorang. Pria itu berdecak sebal seraya memegang punggungnya yang terasa ngilu. Dia membalikkan badan melihat sosok laki-laki dengan hodie hitam telah siap menyerangnya.

“Ghana Algrafarenza. Liat pasukan lo, udah banyak yang tumbang?” Katanya dengan remeh.

“Cih!” Decak Ghana.

Battle lawan gue ayok, gue nantang.” Balas Rakha Gibran Dirgantama Errrr Alexi Devantara Arganta maksudnya.

“Masih muda saja sudah berani menantang orang tua.” Cibir Ghana.

“Bodo amat!”

Alexi mengedikkan bahu cuek. Laki-laki itu memasang kuda-kuda bersiap untuk memberikan bogem mentah kepada Ghana. Sudah lama sekali tangannya terasa kaku karna tidak melakukan hal berbau battle seperti ini.

~LENTERA BINTANG~ [COMPLETE]Where stories live. Discover now